✧ 36 ✧

1.5K 119 9
                                    

{35}

Melihat mobil Ale yang terparkir rapih di garasi rumahnya, Jaehyun langsung masuk kedalam rumah.

"Loh, kok udah pulang? Bukannya nanti sore, ya?" pertanyaan sambutan dari Mama nya terdengar.

Jaehyun mendekati Mama nya lalu menyalimi Mamanya tersebut dengan sopan.
"Udah kangen Mama."

Zahra memukul pelan bahu anaknya. "Kangen Gea kali bukan Mama. Tuh, Gea dikamar Ale baru pulang belanja." Jaehyun mengangguk, mengecup pipi Mama nya lalu melangkah pergi menaiki tangga.

Zahra memegangi dadanya yang bergemuruh. Ia masuk kedalam rencana kejutan ulang tahun Jaehyun, ia saja kaget Jaehyun sudah pulang saat ini.

Beralih pada Jaehyun, laki laki itu melangkahkan kaki sampai di depan kamar Ale yang tertutup rapat. Tanpa mengetuk, Jaehyun langsung membuka pintu kamar Ale dan menyaksikan keterkejutan dua perempuan didalam nya.

"Ja-Jaehyun?" jantungnya berpacu cepat antara takut melihat ekspresi tak mengenakkan Jaehyun dan juga terkejut melihat kehadiran lelaki itu saat ini.

Ale melirik Gea.
"Mampus, gak sesuai rencana." bisik nya pada Gea.

Gea menelan saliva nya dengan susah payah seperti menelan batu besar. Nyalinya ciut, sial.

Jaehyun mendekat dan langsung menarik tangan Gea keluar kamar Ale dan bergantian masuk ke kamarnya. Debuman kencang terdengar ketika Jaehyun menutup pintu dengan kasar.

Mata Jaehyun menajam dengan rahang yang mengerat.
Mendorong Gea sampai punggung perempuan itu menyentuh belakang pintu dan ia yang meletakkan kedua tangan dikedua sisi kepala Gea.

"Break? Aku bilang jangan macem macem! Kamu ngerti gak, sih?!" nada bicara yang naik satu oktaf membuat Gea terpejam takut. Gea kembali membuka matanya menatap wajah Jaehyun yang memerah emosi.

"Aku ngelakuin ini juga buat—"

"Buat aku semakin gak fokus, IYA?!" mata Gea berkaca kaca mendengar bentakan Jaehyun. Kepalanya tertunduk. Ia tak biasa dikerasi.

Jaehyun mengangkat dagu perempuan itu agar kembali menatapnya. "Alasan kamu bisa yang lain, gak?"

"Kalo mau putus, bilang!"

Gea menggeleng kuat, "Aku gak mau." cicit nya masih didengar Jaehyun.

"AKU JUGA GAK MAU, RAGEA!" meluncur sudah air mata Gea.

"Break, break, istirahat segala. Itu kamu namanya memperlambat kata putus hubungan. Sengaja, ya?" Gea tak menjawab, hanya terdengar isakan kecil dari Gea.

Jaehyun membalikkan tubuh menjauhkan diri dari Gea, lalu mengacak rambutnya frustasi.
"Sekarang terserah kamu. Putus? Oke aja aku, mah." kata itu yang meluncur di mulutnya namun hati nya menahan Gea agar tetap dengan nya.

"Happy birthday, Jaehyun."

Jaehyun berbalik menatap Gea.
Gea berdiri dengan senyum manis bersama air mata yang masih mengalir.

"Sebelum jadi mantan, aku mau jadi yang pertama ngucapin."

Hati Jaehyun mencelos mendengarnya.
Gea benar benar... Ingin putus?

Tok... Tok..

Gea yang berada dibalik pintu menatap Jaehyun terlebih dahulu lalu membuka pintu.

Terbukanya pintu dan keduanya menemukan Ale dan Zahra yang menatap khawatir. Ale berlari dna menubruk Gea, membawa Gea yang masih menangis kedalam pelukan nya.

"Ini salah gue, Jae. Gue yang ngetik kata kata itu, gue yang ngerencanain ini. Ini semua ide gue, jangan marahin Gea." Ale berucap seraya mengusap lembut punggung Gea yang bergetar.

Lutte | Jung Jaehyun [End]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant