✧ 2 ✧

2.1K 186 17
                                    

Pemanasan?

Pemanasan?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

{2.1}

Anggap saja Gea bodoh karena berdiri di parkiran hampir selama 1 jam tapi Gea tak peduli dengan itu.

Sejak bel pulang sekolah, ia sudah berdiri didekat motor besar Jaehyun sembari menunggu pemilik motor datang. Yang Gea tau, Jaehyun hari ini ada latihan taekwondo karena itu laki laki favorit Gea pulang terlambat.

Gea menoleh kesana kemari untuk membunuh rasa bosan nya yang tiba. Tak lama, orang yang ia tunggu datang dan langsung naik keatas motor.

Gea tersenyum melambai pada Jaehyun.
"Mau anterin aku pulang, gak?"

Sembari memundurkan motor, Jaehyun menggeleng sekali.

"Yaudah, hati hati dijalan. Salam buat Mama nya Jaehyun." Gea melambai lagi melihat motor Jaehyun melaju bersama pemiliknya meninggalkan Gea sendirian.

Sembari melangkahkan kaki menuju halte, Gea bersenandung ria dengan lagu asal asalan ciptaan nya sendiri. Entahlah, ia bahagia saja.
Walau tak pernah mendapat respon bagus dari Jaehyun, ia tetap senang karena Jaehyun tahu kalau ia hidup didunia. Setidaknya ia tak terlalu menyedihkan.

Ia memang sesuka itu pada Jaehyun.
Walau langit hampir menggelap, ia akan tetap bersedia melihat Jaehyun pulang dengan aman.

Ragea Jingga, perempuan baik nan tulus yang saat ini menduduki bangku kelas 11.
Perempuan cantik berkulit putih yang tak pernah punya teman sejak kelas 10. Tak apa, ia punya Jaehyun untuk menjadi alasan ia bersekolah dengan semangat.

Sesampainya ia dihalte dekat rumahnya, Gea berjalan sebentar sampai akhir ia tiba dirumah nya yang sederhana tanpa tingkat. Gea memang bukan orang berkecukupan namun Gea merasa cukup dengan yang ia punya.

Mengucapkan salam saat masuk rumah dan terbiasa dengan kesunyian tanpa adanya yang menjawab salamnya. Seperti biasa.

Gea memang tinggal sendiri, tidak, ia tinggal bersama ayah nya yang sudah hampir 1 tahun tidak pulang. Tak apa, Gea berani sendirian. Ini berawal dari perceraian orang tuanya yang sudah merasa tak cocok bersama sekitar 2 tahun lalu. Gea ikut ayahnya tapi setahun kemudian sang ayah seperti menelantarkannya. Ah, tidak juga.

Gea masuk kedalam kamar nya, menekan saklar lampu namun lampu kamarnya tak menyala. Gea menghela nafas menepuk keningnya pelan. Ia lupa lagi membayar listrik.

Nanti akan ia bayar sekalian berangkat bekerja.
Hei, tak salah 'kan seorang pelajar bekerja? Apa yang salah?
Hei, walaupun ayah nya mengirimkan uang kedalam tabungan nya, ia juga harus bekerja untuk membayar keperluan dirinya sendiri. Uang yang ayah nya kirimkan hanya cukup untuk membayar listrik, air, dan beberapa keperluan rumah lainnya.
Kalau uang hasil kerja keras Gea, itu untuk membeli makan Gea sehari hari, uang jajan Gea, kuota internet selama sebulan dan angkutan umum pulang pergi. Gea puas dengan hasil kerja nya selama ini. Jadi, ia tak peduli kata orang.

Selesai membersihkan diri, Gea langsung berangkat kerja. Sore ini ia bekerja dikafe kecil yang selalu ramai lalu malamnya bekerja di minimarket yang tak jauh dari rumahnya. Lelah? Jelas. Tapi Gea harus makan, kan?

Sampai dikafe, Gea mendapat sedikit teguran karena ia terlambat beberapa menit. Mungkin itu karena ia menunggu Jaehyun dahulu. Hei, jangan salahkan Jaehyun!

Tugas nya hanya mengantarkan pesanan ke setiap meja yang memesan. Mudah, kan? Sedikit, kalau saja ia tak melakukan kesalahan.

"Ragea, bisa tolong cuciin gelas? Alin sakit gak bisa nyuci piring, tolong ya?" Dan ini, ia dimanfaatkan kalau senggang. Tak apa, Gea anak baik, Gea calon pacar Jaehyun.

"Iya, kak."

Dan Gea pun mencuci gelas kotor yang menumpuk itu.

—♡—

Dimalam yang dingin, Gea melangkahkan kaki dengan mantap menuju minimarket tempat ia bekerja. Sebagai kasir tapi gaji perbulannya lumayan bisa untuk membeli makan.

Sebelum bekerja, Gea membayar listrik di minimarket tersebut yang untungnya tak terlalu menyulitkan Gea.

Ditengah jam kerjanya yang membuat ia bosan, senyumnya mengembang melihat seseorang masuk kedalam minimarket. Mata Gea memperhatikan setiap pergerakan laki laki itu hingga yang ia perhatikan sampai di depan nya.

"Halo, Jae!" Wah, semangatnya sampai membara hanya dengan melihat Jaehyun malam ini.

"Cepet itung," Suara yang terdengar ketus semakin melebarkan senyum Gea. Memang gila.

Sembari menghitung semua barang yang Jaehyun beli, Gea menyempatkan diri melirik wajah datar Jaehyun yang tampan. Datar saja tampan bagaimana saat tersenyum? Huaaa, wajah Gea memerah membayangkan senyum Jaehyun.

Jaehyun yang melihat perubahan warna kulit wajah Gea tak bereaksi apa apa. Memangnya kenapa? Apa ia harus peduli?

"34 ribu kalo Jaehyun yang beli jadi 30 ribu aja." Ucap Gea memberikan kantung kain yang Jaehyun letakkan bersama barang yang laki laki itu beli sebelumnya.

Jaehyun memberikan dua lembar uang berwarna hijau lalu menerima kantung kain yang sudah berisi belanjaan nya.

Setelah Gea memberikan struk belanja serta kembalian, Jaehyun hanya menarik kertas struk belanja nya lalu berlalu pergi. Gea sempat memanggil Jaehyun tapi laki laki itu tak berbalik.

Gea tersenyum, itu artinya Jaehyun laki laki yang baik.

—♡—

Pagi ini, Gea sudah berdiri dengan semangat dihalte angkutan umum menuju sekolah nya bersama beberapa orang disampingnya. Ramai, seperti biasa.

Sampai dihalte sekolah, Gea keluar dan memberikan uang yang pas pada supir angkutan umum lalu Gea melangkah ke dalam area sekolah.

Seperti biasa, Gea lebih dulu melangkah menuju parkiran untuk melihat motor Jaehyun sudah terparkir atau belum.

"Rajin banget lo ke parkiran mulu," Gea menoleh mendengar suara seseorang yang tak pernah ia kenal.

Laki laki tinggi berdiri disamping Gea dan juga menatap Gea.

Gea mengernyit, kenal saja tidak tapi laki laki itu bertingkah seperti mengenalnya.

"Sok kenal," celetuk Gea melukai harga diri laki laki tersebut.

"Kenalin, Arlangga Deon. Osis ganteng idaman setiap perempuan," laki laki itu mengulurkan tangan hanya Gea tatap tak Gea balas. Gunanya apa?

Deon menurunkan tangannya lalu menyugar rambutnya kebelakang bertujuan untuk menebar pesona pada Gea, tapi lihat perempuan itu, Gea bahkan sudah menatap parkiran lagi.

"Buset, orang ganteng di anggurin." Gea menoleh menatap Deon.

"Denger denger yang namanya Deon itu kebanyakan gay, lo juga?" Deon melongo tak percaya. Songong juga Gea untuk ukuran seorang perempuan.

"Gila aja lo! Buktinya gue demen sama lo. Lo cewek, kan?"

"Iya, cewek. Cewek nya Jaehyun." setelah itu Gea melangkah mendekati Jaehyun yang sudah berdiri didekat motor laki laki itu yang Gea tebak kalau Jaehyun melihatnya bersama Deon tadi.

"Jaehyun! Tumben agak siangan, telat bangun?" tanya Gea berdiri didekat Jaehyun yang tengah merapihkan rambut. Buset, gantengnya berlipat lipat lipat ganda.

"Nganterin pacar dulu,"

Gea mematung.
Jadi... Jaehyun sudah punya pacar, ya?

Memang Gea peduli? Tidak.

"Oh, pacar. Nanti sama aku juga gitu, iya kan?"

—♡—

Lutte | Jung Jaehyun [End]Where stories live. Discover now