✧ 17 ✧

1.6K 168 10
                                    

{16}

Pukul 8 malam, Gea yang akan berangkat bekerja terkejut mendapati Jaehyun berdiri didepan rumah nya bersama mobil hitam laki laki itu.

"Loh, Jae? Ngapain kesini?" tanya Gea setelah menghampiri Jaehyun.

"Bokap gue nyuruh jemput lo."

Gea terdiam.
Bingung harus bagaimana.

"Bilangin Om Jevan, nanti aku kerumah kalo udah pulang kerja." ucap Gea hanya ditatap Jaehyun dengan datar.

Jantung Gea berdegup cepat karena Jaehyun menatap nya lama. Ia takut detak jantung nya terdengar Jaehyun juga.

"Bilang sendiri!" Jaehyun menarik Gea hingga perempuan itu masuk kedalam mobil nya.
Kebetulan ia tadi sedang diluar, Papa nya menelepon berkali kali hanya untuk meminta dirinya menjemput Gea. Papanya ini menghalangi rezeki orang, ya?

Gea menatap Jaehyun tak percaya.

"Aku mesti kerja dulu, Jae. Sekali lagi gak ada keterangan, aku bakal dipecat." Jaehyun tak menanggapi, laki laki itu melajukan mobil nya dengan kecepatan rata rata.

Gea menghela nafas.

-♡-

Jaehyun melangkah duluan masuk kedalam rumah meninggalkan Gea yang masih berdiri didepan mobil Jaehyun.

"Masih ada kesempatan buat kabur. Kalo kabur gue bisa pertahanin pekerjaan gue tapi gue bikin keluarga Jaehyun kecewa. Kalo gue gak kabur, kerjaan gue melayang dan gue gak bisa makan." dialognya pada diri sendiri.

Ia terbengong sendiri hingga suara Ale memanggilnya membuatnya tersadar.

"Gea!! Ayo masuk!" ajak Ale didepan rumah. Dengan langkah berat, Gea melangkah mendekati Ale.

Ale menarik Gea hingga masuk kedalam rumah besar keluarga Jaehyun.

"Parah banget si jagung ninggalin lo. Ayo aduin aja ke Tante Zahra." ucap Ale hanya di senyumi Gea.

Ale dan Gea sampai di ruang tengah.
Mama dan Papa Jaehyun tengah menonton TV bersama dan bersampingan.

"Tante, Om, Ale bawa siapa nih?" sontak pasutri tersebut menoleh bersamaan.

"Wahh.. Calon mantu tante. Sini, sayang." Gea mendekat lalu mendudukkan diri disamping Zahra. Ale pun pergi entah kemana

Sebelumnya, ia mengamit tangan Jevan lalu mengecup punggung tangan tersebut dan bergantian dengan Zahra.

"Ih, Gea makin cantik aja. Kesini dijemput Jaehyun, kan?" tanya Jevan menatap Gea yang duduk malu malu.

"Iya, Om."

"Gea udah makan?"

"Udah, Tante. Tadi pagi."

Keduanya terkejut dengan kejujuran Gea. Yang benar saja, hari sudah akan berganti dan Gea baru makan sarapan saja.

"Tante ambilin makan, ya?"

Ah, Gea datang merepotkan doang ternyata.

"Gak usah, Tante. Nanti Gea makan diluar aja."

"Diluar mana? Om gak ngizinin anak anak Om keluar lagi kalo udah malam, loh."

"Kan Gea bukan anak Om, hehe." cengir nya di akhir kalimat.

Zahra mengusap rambut Gea dengan lembut sembari tersenyum. "Makan, ya? Mama ambilin."

Deg.

Gea mematung.
Mama?
Gea rindu Mama.

"Gea, kok berkaca kaca gitu matanya?" tanya Zahra yang panik.

Gea menerjap kemudian tersenyum lebar. "Gak apa apa, Tante. Kelamaan gak kedip aja."

Lutte | Jung Jaehyun [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang