✧ 21 ✧

1.8K 161 3
                                    

{20}

Jaehyun menoleh ke lain arah sebentar untuk mempertahankan wajah datar nya lalu kembali menatap Gea.
"Apaan, sih? Gue aja ngeliatin bokap lo!"

Gea melotot terkejut begitu pun Raden.
Yang benar saja Jaehyun ini.

"Serem 'kan, Yah? Bawa pulang aja, yuk?" bisik Gea pada Ayah nya yang tengah menahan tawa.

"Tuh, udah dateng ayam nya. Udah makan disini aja, jangan ditanggepin." ucap Raden melirik Jaehyun.

Gea menghela nafas dan menurut saja.

Dua piring berisi nasi, ayam bakar serta lalapan tersaji didepan nya. Gea pun memutuskan untuk fokus makan tanpa memperhatikan Jaehyun yang mungkin saja masih menatapnya.

Benar saja, Jaehyun masih menatap Gea.
Entahlah, ia rasa dunianya seolah terpusat pada Gea seorang. Oke, terlalu bucin.

"Lo ngejauh dari gue?"

Uhuk..

Gea tersedak, Raden langsung memberikan minum untuk anak nya.
Setelah merasa baikan, Gea menatap Jaehyun dengan tajam.

"Diem, lagi makan!"

Jaehyun mengulum senyum kecil lalu menyugar poni nya yang berjatuhan menutupi kening cetar nya.

Makanan nya pun datang dan ia pun ikut makan dengan tenang tanpa bicara.
Esok saja bicaranya.

-♡-

"Nih, buat Gea. Dijaga, ya?"

Gea membulatkan matanya tanpa berkedip.
Serius? Ponsel keluaran terbaru yang belum lama keluar. Demi apa?!

"A-ayah... Ini berlebihan," tangan Gea saja sampai gemetar.

Raden terkekeh menggeleng, mengambil tangan kanan anak nya lalu meletakkan ponsel tersebut diatas telapak tangan anak nya.

"Makanya dijaga, jangan dirusak."

Gea menerima ponsel tersebut lalu memeluk Ayah nya. "Makasih banyak, Ayah. Gea sayang Ayah."

"Ayah lebih lebih lebih sayang sama Gea anak Ayah." balas Raden sembari mengusap punggung kecil anak nya.

Wah, bodoh nya ia meninggalkan anak cantik nya sendirian di kehidupan yang sulit ini.
Kalau saja waktu bisa diulang, ia akan membawa Gea bersama nya untuk mencari uang. Walau kesusahan, ia akan tetap membawa Gea.

Raden melepas pelukan Gea lalu menatap anak nya.
"Nanti mau ikut Ayah liat tempat resepsi nya, gak?"

Mata Gea terlihat berbinar. "Mau! Mau!!"

-♡-

Fokus Gea, Fokus!

Gea menarik nafas, menghembuskan.
Lalu dengan sangat yakin kaki nya melangkah memasuki koridor menuju kelas nya, bukan menuju parkiran.

Kalian semua tidak tahu saja, selama tiga hari menjauhi Jaehyun, adaaa saja yang harus ia tahan. Salah satunya adalah tak menghampiri parkiran.

Ayolah, Gea. Jaehyun sudah menyakiti hatinya.
Gea bahkan sangat sangat ingin menyapa Jaehyun tapi ia teringat lagi dengan ucapan Jaehyun yang menganggapnya sampah sesungguhnya. Itu menyakitkan.

Dug.

"Aww..." Gea meringis memegangi dahi nya yang terhantuk sesuatu.

Gea mendongak dan langsung bertemu dengan tatapan Jaehyun.
Demi apa?

"Kalo jalan-"

"Salah sendiri jalan nunduk." protesan Gea dipotong Jaehyun dengan cepat.

Ck, baiklah.

Gea memutar bola matanya lalu minggir untuk memberi jalan pada Jaehyun.

Bukannya berjalan, Jaehyun malah menyerongkan tubuh kearah Gea.

"Nyokap gue nyariin lo."

Gea menaikan alis nya. "Bilangin ke nyokap lo. Gue gak mau kesana lagi sebelum anak nya minta maaf," setelah itu Gea melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Jaehyun.

Jaehyun menoleh kearah Gea, menatap perempuan itu dengan tatapan tak terbaca.

"Yahhh, Gea nya pergi." celetuk Ale ketika melewati Jaehyun.

Perempuan itu memang tak pernah lelah mengganggu Jaehyun.

-♡-

Entah sudah berapa kali Gea menggerutu, menghela nafas, dan mendengus sebal.

Mau tau alasannya?

Saat ini ia berada didalam mobil Ale yang dikendarai oleh Jaehyun, sedangkan pemilik mobil masih disekolah karena ada ekskul.
Gea tadi ditarik Jaehyun, alasan laki laki itu adalah Tante Zahra yang ngidam bertemu Gea. Mana ada begitu?

Jaehyun yang mendengar gerutuan Gea hanya diam.
Ia tak peduli asal Gea ikut kerumahnya.

Sampailah keduanya di rumah besar keluarga Jaehyun.

Jaehyun keluar lebih dulu sedangkan Gea sama sekali tak ada niat untuk keluar.

Pintu disampingnya terbuka dari luar.
"Keluar atau gue bakar ni mobil sama lo nya sekalian?"

Anjir.

Gea berdecak, meletakan ransel nya di jok mobil lalu keluar.

"Maap,"

Gea pura pura tak dengar.
Lagian, kata maaf nya terdengar tak ikhlas.

Karena Jaehyun tak ingin mengulang lagi, yasudah tak ada lagi kata ulang.

Jaehyun dan Gea memasuki rumah dengan salam yang sama sama mereka ucapkan.

"Waalaikumsalam. eh Gea, tumben banget kamu main." Gea menyalimi Zahra dengan mengernyit bingung. Bukannya...

"Loh, kata Jaehyun tante.."

"Jaehyun alesan pengen kamu main kesini lagi kali." Zahra menggoda Jaehyun dengan menggerakkan alis nya. Anak nya si gengsi besar yang menggunakan namanya.

Gea melirik Jaehyun lalu merotasikan matanya.
Gara gara ini ia jadi tak ikut Ayah nya.

"Gea lagi ribut sama Jaehyun, ya?" Zahra jelas menyadari adanya hal itu. Gea tak biasanya.

"Gak kok, Tante. Jaehyun rada minta ditampol aja."

Zahra terkekeh, "Kalo gitu tampol aja."

Bugh.

Jelas Gea langsung memukul punggung Jaehyun dengan keras.
Jaehyun saja sampai maju satu langkah.

Zahra semakin tertawa.
Lucu sekali.

Jaehyun mendengus lalu berlalu pergi.

"Ada ada aja kalian. Yuk duduk, yuk." ajak Zahra diangguki Gea.

Sampai diruang tengah, Zahra dan Gea mendudukkan diri di sofa yang sama dan bersebelahan.

"Gimana Gea kabar nya?" tanya Zahra sembari mengusap rambut panjang Gea.

"Gea baik, Tante. Baik banget, Gea udah baikan sama Ayah nya Gea. Sekarang Gea juga tinggal dirumah Ayah." binar bahagia dimata Gea menular ke Zahra. Aura positif perempuan muda ini memang begitu menguar.

"Alhamdulillah. Sekarang baikan sama Jaehyun, ya?"

Gea terdiam.

Zahra seolah tahu kalau Gea dan Jaehyun memiliki masalah besar.

"Jaehyun belum minta maaf, Gea gak mau baikan kalau Jaehyun belum minta maaf." adu nya dengan perasaan kesal yang menggebu.

Zahra terdiam sebentar.
"Nanti Mama suruh Jaehyun minta maaf."

Gea langsung menggeleng. "Jangan, Tante. Jaehyun biar sadar diri aja dulu kalau dia punya salah ke Gea. Mulut dia jahat banget waktu itu."

"Yaudah, maaf deh."

Keduanya langsung menoleh kearah suara berat tersebut.

-♡-

Vote komen nya dong kakak kakak

Lutte | Jung Jaehyun [End]Where stories live. Discover now