26 | Janggal.

18 5 45
                                    

Kemarin lupa😭😭

So sorry, double lagi deh huhu

Maafin kan? Maafin yaa biar heri seneng, eh?

Yowes itu aja, moga aja besok galupa

Lov u all❤

.

.

.

00.16.

Flathouse One Direction.

Louis melangkahkan kaki gontai ke dalam ruangan raksasa, ia disambut tatapan tajam oleh tiga rekan. Satu rekannya meninju dan menghajarnya sesuai ancaman. Tidak ada yang niat untuk meleraikan, selain Louis sendiri yang sudah tidak sanggup menerima pukulan dan tendangan.

Setelah puas memberi hukuman, pria berwajah timur tengah itu melepasnya dan melempar pada pria tertinggi di ruangan. Pria yang merupakan ayah dari wanita yang telah disakiti. Ia tidak benar-benar menepati janji, ia juga tidak membohongi.

Eleanor menahannya di rumahnya, mereka saling berpelukan dan tertidur cukup lama. Ketika ia tiba di kampus, hanya ada panggung yang bersih dan ratusan kursi yang telah ditumpuk dan ditata di sekeliling ruangan.

"Hollie, ia di sini? Dia dimana? Aku ingin menemuinya sebentar!" lirih Louis, tangannya memegang perut yang terasa begitu sakit.

"Kau tidak perlu menemuinya lagi. Dia tidak pantas untuk pria sepertimu, Boo!" balas Zayn sarkas. "Kau dulu sebut aku pengecut? Kini kau lebih dari pengecut, Boo!"

"Harold...."

"Aku kecewa, Boo," ungkap Harry singkat. Ia pergi. Zayn menyusul Harry dan menyisakan Liam dan Niall.

"Boo, aku paham masalahmu. Kau sepertinya harus lebih banyak berusaha sepertiku! Kita harus tidur karena sudah dini hari. Jangan sampai Hollie bangun dan ia menghancurkanmu nanti!" ujar Liam, ia tidak menuduh dan menekan Louis seperti Harry dan Zayn.

"Benar! Kau memiliki waktu untuk menjelaskan besok, jadi kau harus bersiap untuk itu!" sahut niall.

Mereka berjalan menaiki tangga. Sebelum masuk ke ruangan pribadi dan Niall sudah di dalam kamar, Louis menarik Liam ke dalam kamarnya yang berada paling ujung.

"Tidur di sini, please! Aku membutuhkanmu!"

"Kau ini! Baiklah, hanya hari ini saja!"

Louis mencium pipi Liam yang sangat kaget, ia mendorong pria itu dan menarik diri di ujung ranjang.

"Liam, kau menonton penampilan Hollie?"

"Iya. Syukurlah kegiatan berlangsung lancar. Ia mendapatkan peringkat tertinggi dari satu kampus."

"Lalu Zayn? Apa dia tiba tepat waktu? Aku memintanya untuk menolong Ele dan ia telah melakukan dengan sangat baik. Ia membawa Ele ke rumahku dan menyiapkan hidangan yang sangat nikmat...."

"Memasak? Benarkah?"

"Iya. Ele menceritakan betapa baik Zayn padanya. Ia juga sempat meminta maaf dan Zayn memaafkan dengan syarat ia mau menghabiskan makanan dan merasa tenang."

"Sepertinya ada yang aneh. Zayn dan Aldrich sempat terlihat tegang sebelum tampil. Kalau Hollie belum mau menemuimu, lebih baik kita menemui Zayn. Ia pasti mengetahui sesuatu dari percakapan dengan kekasihmu...."

"Ralat, sudah mantan."

Liam tertawa renyah, ia mengangguk singkat. Ia memejamkan mata tanpa peduli Louis masih duduk dengan pikiran runyam, belum lagi luka yang diterima sangat menyiksa. Malamnya tidak berjalan baik, seperti rencananya.

Daddy's Sugar [END]Where stories live. Discover now