17 | Mencoba Paham.

22 6 34
                                    

Hello! Istri Tommo kembali sesuai janji💃

Di part ini lebih banyak bahas masalah chamile

Tapi ada sweet part koo hehe

Dah itu aja, happy reading❤

.

.

.

Zayn dan Aldrich memasuki ruangan besar dengan saling bertumpu satu sama lain, di tengah ada wanita bergaun putih sama lemahnya. Mereka terjatuh di sofa panjang, orang yang pertama kali mengetahui keberadaan adalah Liam yang awalnya ingin mengambilkan gitar Niall.

"Hollie! Temanmu ada di sini!" teriak Liam, ia berjongkok di hadapan seorang wanita. "Zayn dan Al, ada apa ini? Kalian tidak berhubungan fisik dengan wanita ini, kan?"

"Gila aja seorang penjaga merusak, tidak akan pernah aku menyentuhnya!" kilah Zayn merasa tersinggung, tiga detik kemudian ia merasa ucapan sangat tidak sopan. "Maaf, Liam. Aku tidak bermaksud tidak sopan."

"Bukannya kau bar-bar, huh? Sok polos!" ujar Aldrich.

"Masih beruntung nyawa lo nggak terbang ke langit!" pungkas Zayn. "Lihat kecerobohan lo! Gara-gara lo, kita hampir mati!"

"Terserah!" ujar Aldrich mengakhiri. Matanya mencari keberadaan empat teman band yang menghubunginya.

"Liam, dimana temanku yang lain? Mereka tidak jadi kumpul atau bagaimana?" tanya Zayn mengabaikan Aldrich.

"Mereka di kamar Harry. Sedang asik menonton film," ujar Liam. "Dia seperti Blue? Apa ia bernama Blue?"

Zayn menatap wanita di sisi kanan sekilas sebelum mengangguk singkat.

"Bagaimana kau tahu namanya?" tanya Zayn penasaran, dua manik hazel menemukan Hollie bersama Luke, Ashton, dan Ela berlari ke arahnya.

Hollie memeluk erat Zayn setelah lelaki itu berhasil berdiri. Ia mengayunkan tangan kepada Chloe bersama Louis baru sampai. Ia berterimakasih pada Louis setelah menerima kotak obat, jari tengah teracung pada Luke yang tertawa melihatnya dan Louis seakan sebuah drama yang ditunggu.

"Kalian duduk! Gue obatin kalian!" ujar Hollie tegas. Zayn melepas jas yang berlumuran darah dan menyingkap kemeja hitam, ada banyak kulit yang bolong dan keluar darah dari sana.

"Santai aja, Hollie! Aku biasa begini! Kau tidak perlu khawatir!" ujar Zayn membuat Hollie mendengus sebal, "Wajah lo jadi jelek kalo tegang terus!"

"Bodo amat, Zayn!" rengek Hollie, ia memukul kecil luka dengan kapas membuat lelaki itu memekik nyaring. Ia terperanjat kaget mendengar suara merdu itu.

"Kau bilang kau tidak bisa menyanyi dan kau baru saja mengalahkan high tone seorang Zayn Malik. Kau benar-benar merendah untuk meroket, ya?!" gerutu Hollie.

Zayn hanya tertawa merespons wajah-wajah keheranan. Aldrich sendiri menoleh, ia terdiam. Dua manik abu menyorot pada wajah Zayn yang bisa tertawa cerah meski luka yang diterima jauh lebih banyak darinya.

"Zayn." panggil Aldrich. Zayn menoleh, ia meringis kesakitan namun dengan cepat ia menutupinya.

"Hm?" gumam Zayn, ia enggan bicara dengan orang yang telah banyak kasar pada adik dan teman-teman sekampus.

"Lo di mana saat adik gue butuh? Kenapa nggak datang ke konser One Direction dan membuatnya menunggu lama dalam kesendirian?" cecar Aldrich, ia menggegerkan seisi rumah yang dengar.

Zayn mendengus pelan, ia mengamati kehadiran Zayn Malik, Harry, Louis, dan Niall.

"Alasannya? Gue gak tahu kalau tidak akan ada Zayn Malik. Gue kira jika gue gak datang, ia tetap bahagia -- Tidak! Ia merasa bahagia sepenuhnya karena tidak ada Zayn abal-abal dan untuk pertama kalinya ia bertemu dengan Zayn Malik," balas Zayn dengan nada terus menurun.

Daddy's Sugar [END]Where stories live. Discover now