13 | Sentuhan.

71 5 27
                                    

⚠️WARNING : SEX CONTENT⚠️
ADA BEBERAPA KATA DAN TINDAKAN YANG KURANG BERKENAN.
AMBIL BAIKNYA DAN BUANG BURUKNYA :)
DAN BERSIAPLAH UNTUK TERTAWA BERSAMA

X, MASA DEPAN TUAN TOMMO.

Note tambahan : Selamat hari raya idul fitri guys, mohon maaf lahir dan batin.
Mohon maaf post agak telat👉👈
Dah itu saja, ditunggu vote dan commentnya yaww👌

⚫⚫⚫

Al memandangi pintu yang terbanting keras dengan seringai menyeramkan, lebih tepatnya pada perempuan incaran sedang menjerit frustasi.

Iya, dia.

Sebut saja Hollie, wanita murahan yang selalu didampingi dua lelaki bak putri kerajaan.

Batinnya tertawa terpingkal melihat Hollie tergelincir akibat rantai di kaki mencengkeram erat dan membanting sama seperti dilakukan.

Aldrich berjalan pelan, saking pelan jadi Hollie tidak menyadari lelaki itu sudah ada di dekatnya. Ia menjepit dan membuat dua tangannya terangkat ke atas.

"Cewek kayak lo gak bakal bisa lepas semudah itu!" desis Aldrich, kedua matanya berkilat seperti ingin segera menyantap. Ia benar-benar telah terhasut setan.

"Shut up!" ujar Hollie, ujung suaranya bergetar.

"Diam? Kau harusnya sadar diri, jalang!" gertak Aldrich, Hollie refleks mencoba melepas kedua tangan untuk menepuk telinga yang berdengung kencang setelah diserbu gelombang suara begitu kuat.

Genggaman begitu kuat, kedua tangannya hanya bergerak-gerak kecil. Tangan lainnya meraba leher yang terekspos, masih polos dan akan segera dipenuhi tandanya.

"Ahh, Al!" erang Hollie, ia merasa risih dengan rambut lebat yang menggelitiki telinga kiri. Kepala Aldrich tenggelam di ceruk leher dengan ujung bibir melekat erat.

"Terus desah, jalang!" bentak Aldrich sama intonasinya, membungkam dengan cepat. Ia tidak berani protes. Hollie menelan suara rapat-rapat.

Gigitan bibir semakin kuat menyadari ada yang menggerayangi daerah sensitif, benda yang ia yakini milik Aldrich menggesek klitoris yang tertutupi celana ketat biru. Kedua kakinya gemetaran, tubuh lemah sudah terjatuh ke lantai jika tidak terjepit. 

"Kok berhenti? Desah!" bentak Aldrich, ciumannya semakin liar. "Lo tuli? Desah atau gue sodok sekarang!"

"Ashh! Alhh!" Hollie menyerah, ia sungguh malu menyadari tingkah murahan saat ini.

Lebih buruk dari wanita tunasusila yang ia temui di club dan bar. Tubuhnya semakin gemetaran, kepalanya sendiri mengulur dan memberi ruang untuk memberi akses lebih banyak tanda merah tanpa diminta.

Sungguh munafik jika kini ia tidak ketakutan. Jika Ela di posisinya, ia dapat pastikan wanita itu sudah menangis keras saking ketakutan.

Ah, Ela. Ia juga nekad kembali hanya untuk si sindrom itu.

Meski ia membenci kedekatan Ela dan ayah angkat, hati kecilnya berteriak untuk menolongnya dan satu-satunya cara untuk menghentikan perjodohan itu hanya dengan menyerahkan diri dan membuat waktunya tersita hanya untuk dirinya hingga tidak ada kesempatan untuk mengganggu Ela.

Anggap saja bodoh! Ia sangat benci, tapi kini ia menjadi pahlawan tak kasat mata. Liam dan Louis harus memberinya tropi atas drama yang ia lakukan.

Anggap saja ceroboh! Karena ucapan Ashton kini ia kembali mendesah dan merasakan sensasi panas dalam tubuh. Jika Aldrich terus terusan cuek, Ashton bisa saja merealisasikan ancaman dengan mengeluarkan Aldrich dari band dan otomatis membubarkan band yang baru saja ia kumpulkan form ke mentor.

Daddy's Sugar [END]Where stories live. Discover now