02 | Lontong Sayur.

86 7 38
                                    

Bismillah, kita ketemuan lagi hehe

Nanti malam bakalan muncul lagi, jangan bosen yaa xixixi

Untuk jadwal karena ini 18+ jadi diubah tiap minggu, selasa, kamis/jumat

Bagi temen temen yang bingung ama panggilan maleficent, itu ciri khas hollie

Dia garang dan serem tapi cantik jadi disebut maleficent

Tau maleficent kan? Taulaa, klo ngga bisa disearch sendiri yaa hehe

Gitu aja chuap chuapnya, ditunggu vote dan commentnya😘😘

.

.

.

Aroma masakan menyambut kehadiran Hollie, Louis, dan Harry. Mereka berlomba ke dapur untuk memastikan masakan yang dibuat istri tercinta. Tentu istrinya Harry, Louis baru saja putus lagi dari kekasihnya. Hollie yang tiba paling awal langsung membuka dan mendapati sayur jipang dan lontong tersaji di dua wadah berbeda, ia memandang ibunya, Gloria, seakan ingin protes.

"Mom! Kapan kita akan ganti menu? Aku ingin yang lain!" rengek Hollie, ia mencebik sebal melihat Christ yang datang dari arah kamar dan menata makanan di atas piring yang ia ambil dari tangan Gloria. Lelaki itu menyantap perlahan seakan sengaja memantik emosinya. "Christ! Kenapa kau menikmatinya! Kau harusnya juga protes!" 

"Aku masih ingin hidup, Hollie. Jika kau ingin mogok makan, lakukan saja!" ujar Christ, ia menyendok makanan dengan antusias. Hollie menaruh tiga papan pizza dan dua bungkus burger deluxe, ia mengeluarkan kotak bekal berisi banyak roti isi daging salmon dan meletakkan di depan ayahnya yang hanya memandang. Ia mempersilakan ayahnya dan Louis untuk makan, ia sendiri memungut pizza full mozarella dan menyantap dengan agak anggun. "Tumben kau membelikan pizza dan burger untuk Louis dan menyerahkan bekal untuk Dad, kau kerasukan malaikat?"

"Hush! Kau ini! Kau kira aku iblis?" seru Hollie tidak terima, Christ mengangguk.

"Matamu saja yang tidak cocok, harusnya merah," balas Christ. "Matamu terlalu sejuk, Holie! Tidak cocok dengan kebiasaanmu!"

"Terserahmu, Christ!" ujar Hollie, ia melirik Louis yang memandanginya. Kepalanya refleks dialihkan ke lain, tangannya sedikit gemetar.

"Kau kedinginan?" tanya Louis, Hollie menoleh. Ia mengangguk, Louis melepas jaket merah dan bergerak ke belakang Hollie untuk menyelimuti badan Hollie. Ia kembali ke kursi, senyumnya mengembang saat Hollie memasukkan lengannya ke dalam jaket pemberiannya setelah memastikan tangan bebas dari saus pizza. Ia memandangi Louis sedikit keberatan. "Pakailah untuk menghangatkan tubuh!"

"Terimakasih, Daddy Boo!" gumam Hollie, ia tersenyum manis. "Mau pizza?"

"Boleh, suapi aku!"

Tangannya kembali mengambil pizza lalu mengarahkan ke mulut Louis, tangan kanannya dipegang Louis. Ada sengatan saat tangannya tak sengaja disentuh tangan yang terdapat tato 28 di jari tengah dan manis, getaran yang menyebar cepat ke seluruh tubuh. Ia duduk setelah Louis menggigit bagian per bagian pizza hingga habis, tangannya meraih gelas di dekatnya dan meneguk air mineral hingga ludes.

"Louis, maaf karena Mom menyediakan makanan terbatas. Apa ada kau ingin ingin makan selain di meja? Atau kau menginginkan manisan seperti pie? Aku dapat membuatkan untuk kalian," tawar Hollie.

"Tidak perlu, Hollie! Aku sudah kenyang. Di pesawat ada banyak makanan yang aku makan jadi aku belum merasa lapar," tolak Louis, Hollie memandangnya penuh kecewa.

"Kau baru tiba di rumah kami, Daddy Boo! Kau harus memakan sesuatu. Mungkin air jahe dapat menghangatkanmu!" kukuh Hollie.

"Harry! Tahan anakmu! Aku beneran sudah kenyang!" ujar Louis, Harry terkekeh pelan. Usaha gigih Hollie yang sebelumnya tidak pernah ditunjukkan merupakan bukti kuat kalau ia ingin menjadi terlihat terbaik di mata Louis.

Daddy's Sugar [END]Where stories live. Discover now