12 | Resah.

42 5 69
                                    

⚠️WARNING : SEX CONTENT⚠️
ADA BEBERAPA KATA DAN TINDAKAN YANG KURANG BERKENAN.
AMBIL BAIKNYA DAN BUANG BURUKNYA :)
DAN BERSIAPLAH UNTUK TERTAWA BERSAMA

X, MASA DEPAN TUAN TOMMO.

⚫⚫⚫

Perasaannya campur aduk, ia kira Louis akan melepaskannya setelah ia mengungkapkan perasaannya. Pria itu mengajaknya ke balkon, ia membawanya jauh dari rekan dan staff yang tengah berkumpul di flat miliknya. Kini flat pribadi resmi menjadi pusat kumpul, tempat itu akan selalu disinggahi orang.

Tubuh Louis menegang, manik biru yang kosong kini bergerak mengikuti arah gerak badan Hollie. Wanita itu berjalan bersama seorang pria yang sibuk berbicara sendiri, dua manik biru itu mengarah ke lantai terus sebelum terangkat dan bertemu dengan manik birunya.

"Harry?" ujar Louis, ia berdiri. Dari rahang kaku dapat ia simpulkan kalau rekannya tengah menahan marah. "Hollie? Kau sudah baikan?"

"Sepertinya kau lebih tahu dibanding dirinya, Boo," kata Harry, tangannya terus merangkul posesif. "Jadi selama ini kau berada di dekatnya dan kau bertingkah seakan kau menjauh. Boo, kau sudah dewasa! Kau harusnya paham perasaannya!"

Louis menjatuhkan batang rokok yang masih mengepul, ekspresi wajahnya misterius. Hollie bernapas lega saat dering ponsel berbunyi, ia memandangi wajah dua pria yang dikenal lalu meliput ke luar balkon.

Kini hanya ada Louis dan Harry, keduanya saling diam. Tidak ada yang berniat memulai pembicaraan.

"Hollie, ini soal dia." Harry menjeda ucapannya. "Kau harusnya paham perasaannya, ia terus berusaha keras untuk bisa berada di dekatmu dan kau bertingkah seakan kau meminta dia untuk menjauh. Tidakkah kau tahu itu tidak benar untuk dilakukan?"

"Aku tahu, Harold."

Harry memandangi anaknya yang dari kejauham ingin menghampiri keduanya, ia melirik sekilas dan menemukan Louis dengan manik birunya yang melebar.

"Kenapa kau tidak mencoba untuk memulai mengajaknya untuk berbicara?"

"Aku bingung harus memulai dari mana. Aku saja tidak bisa menemukannya selain di sini."

"Kau benar! Setelah pesta Liam, Hollie selalu berusaha menjauhimu. Tapi aku tidak pernah melihatnya terlihat lebih bahagia selain saat kau mendampinginya."

Pembicaraan terhenti dengan sendiri saat keduanya saling mengetahui keberadaan Hollie di dekatnya. Hollie memasukkan gawai dalam slingbag, wajahnya begitu pucat. Setelah banyak menangis ia memang sudah murung, tapi wajah itu semakin pucat dan lemas.

"Darling, kau ingin pulang?" tanya Harry khawatir, Hollie mengangguk lemah. "Aku akan mengantarkanmu kembali."

Louis mengambil batang rokok dari bungkus yang disimpan dalam saku kemejanya. Mata mengekor arah keduanya berjalan. Tangan lainnya hendak meraih pemantik api namun terhenti, ia teringat ucapan seseorang yang memintanya untuk berhenti. Ia tersenyum, tapi secepat itu juga senyuman luntur di detik berikutnya.

"Boo, kau di sini!" Louis berbalik badan, lelaki berwajah asia menepuk pundaknya cukup gemas. Pandangannya sangat gelap seperti malam, mungkin karena iris hazelnya membuat tampak seperti marah. "Lagi mikirin dia?"

"Maksudnya anak Styles, Hollie Styles. Kau sedang memikirkannya, bukan?" ujar Zayn.

Dia teringat sesuatu yang tidak sengaja ia lihat di lorong hotel saat hendak beristirahat di kamar hotel yang telah disediakan oleh Liam selaku pemilik pesta ulangtahun. Kedua matanya tidak rabun untuk melihat dua wajah tegang karena sebuah pertengkaran yang tidak ia pahami, wanita pirang yang ia ketahui bernama Hollie berlari meninggalkan pria dengan wajah sangat kecewa. Ia dapat merasakan sensasi tersendiri, seperti ada aura patah hati dari pria itu.

Daddy's Sugar [END]Where stories live. Discover now