21 | Patah Berulang.

21 5 43
                                    

Hollie sudah pulih, dan memang harusnya begitu. Dunia terlalu baik untuk berhenti dan ikutan meratapi hatinya setelah dipermainkan Louis. Louis kembali menyakiti setelah ia mencoba bersandar, dan Zayn kembali lagi sebagai pahlawan yang mengobati luka hati.

Kini ia mengayunkan tubuh mengikuti irama dan instruksi, tapi tubuhnya saja. Matanya terus terarah keluar, berharap menemukan Louis berdiri di balik kaca bening raksasa dengan tingkah konyol. Meski tahu berharap kehadiran Louis hanya menimbulkan luka tambahan, tapi hatinya tidak mau diajak move on.

"Tujuh....Delapan....Hap! Putar!"

Teriak Zayn mengayunkan tubuhnya dengan tempo lambat tapi tetap terlihat enerjik, di belakangnya ada enam manusia yang jauh lambat dan gerak asal-asalan kecuali Hollie. Sebenarnya Hollie termasuk, tapi dianggap paling sempurna.

Zayn mendengus pelan, ia mengacak tepi rambut.

"Bukan seperti itu! Luke dan Ash, kokohkan gerakan kalian karena kita bukan sedang balet! Al, lenturkan badanmu! Chloe dan Ela, kalian bisa mengulangi sampai gerakan kalian lancar. Hollie, kita perlu bicara berdua!"

"Baik, coach Zayn!"

Hollie memisahkan diri, ia mengekori seorang Zayn yang berjalan keluar ruang. Di pojok ruangan ada Zayn, maksudnya Zayn Malik, yang antusias menyambutnya.

"Bagaimana latihannya? Baik semua, kan? Aku lihat kalian semangat dan sudah bagus!" sapa Zayn Malik, Hollie menyenggol sahabat dan ketua yang tersenyum malu.

"Dia memang multitalenta, pantas saja cepat banget naik jabatannya," ujar Hollie memuji Zayn.

"Kau juga Hollie, semua bakat Harry menurun padamu," ujar Zayn, lelaki duduk bersama Hollie.

"Hollie, aku mau tanya. Kau kesal padaku, kan? Kau dari tadi terus memandangiku seakan ingin membunuh."

"Bukan kau, Zayn. Mood-ku saja yang buruk...."

"Gara-gara mereka asik make out sedangkan kau sibuk memusingkan band? Kau cemburu!"

"Mereka? Siapa?" Tanya Zayn Malik, kedua alisnya naik. "Oh jadi ini penyebab Hollie tidak selera makan. Kemarin Hollie sempat pingsan di rumahku, beruntung cepat pulih."

"Benarkah? Maleficent, kau tumbang kemarin? Pasti kau pingsan tidak lama setelah dapat telepon dariku, ya?" cecar Zayn, wajahnya gusar.

"Iya, kau benar. Hollie tidak menyentuh makanan sama sekali setelah menerima telepon lalu ia pamit pulang, pas tengah jalan ia jatuh dan aku membiarkannya tidur semalaman di kamar," ujar Zayn Malik, ia melirik Hollie yang memerah.

"Aku di kamar yang sama, tapi tidur di sofa. Kasihan Hollie," lanjut Zayn Malik, ia takut dituduh berbuat mesum pada anak dari sahabat sendiri.

"Aku tidak menuduh kalian berdua. Hanya saja...Louis, ia benar-benar melakukannya berduaan. Dari badai ringan hingga puncaknya dan badai berhenti pun mereka tidak beranjak dari satu sama lain. Aku muak mengingatnya!" gerutu Zayn, ia menghembus napas. "Kau ingat ucapanku kalau Louis mencuri dengar? Saat itu aku salah, tidak ada yang di dekatku. Mereka saja sibuk bergulat di ranjang...."

"Cukup, Zayn! Cukup!" lirih Hollie, ia menutup wajah yang sangat merah. "Capek! Aku tidak bisa melanjutkan lagi!"

"Zalik, kau sengaja buat patah? Kamu gak kasihan sama Hollie, dia tidak mau info apapun tentang Louis. Jadi hentikan!" ungkap Zayn Malik, ia mendidih tiap lihat wajah Hollie jadi sedih akibat orang dan alasan sama.

"Maleficent? Tidak apa-apa! Kau pantas marah besar. Aku saja yang orang asing merasa kesal. Kau juga, Tuan Malik?" ujar Zayn menghibur dan diberi anggukan. "Kau bisa melampiaskan emosi pada kami berdua!"

Daddy's Sugar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang