1. BALAPAN

372K 24.5K 3.9K
                                    

Hai! Panggil aku Syasya !!

[ SELALU HARGAI PENULIS. BERIKAN VOTE 🌟 & KOMEN 💬 KALIAN. ]

Tinggal berapa persen baterai handphone kalian pas baca ALTOP?

Ayo kasih aku emoji ini ( 🦋 ) yang banyak!

Ramaikan setiap paragraf dengan emoji kesukaan kamu ya!

Thank u all <3 !! ☁✨🦋

Happy reading !! 🦩

01. BALAPAN.

**

"Hai, gue Altop!" -Altopan Lioner.

**

Mungkin butuh waktu beberapa tahun untuk Glova Lovata bisa membangun jati dirinya yang baru. Banyak luka yang ia pendam, beribu penderitaan yang ia dapat, dan bertubi masalah menghantam hidupnya tepat setelah dua orang penting dalam hidup Glova pergi begitu saja.

Berjalan santai di trotoar, Glova merasakan angin malam yang menyelimuti tubuhnya. Dia baru saja pulang dari Kafe, tempat Glova bekerja setelah pulang sekolah, sebagai pelayan untuk menambah pemasukan ekonomi.

Glova tidak jatuh miskin setelah ditinggal oleh orang tuanya. Bahkan uang asuransi sudah cukup untuk membiayai hidupnya.

Hanya saja Glova merasa jika terus mengandalkan uang asuransi. Kapan uang itu akan habis? Jadi mau tidak mau, gadis itu mencari pemasukan lain.

"Please Glova! Ini udah jam 2 pagi. Lo serius balik sendirian?"

Glova sedang menggenggam handphone yang ia tempelkan pada daun telinganya, lantas memutar bola mata malas. "Iya mau gimana lagi, Laura. Mobil gue masih ada di bengkel terus gue juga baru balik dari Kafe."

"Emangnya cowok lo yang sok jagoan itu kemana? Oh! Gue tau. Tuh cowok nggak mau jemput lo, nih, pasti. Heran banget gue sama Altop. Niat pacaran nggak sih."

"Altop lagi sibuk. Udah deh! Lagian gue bisa kok, pulang sendirian." Sembari melangkah di trotoar yang sepi, Glova merasa sedikit ditemani oleh telfon dari sahabatnya----Laura Leonara Atmaja.

"Sibuk ngapain? Balapan disempetin, gantian jemput lo nggak mau. Dia itu udah keterlaluan Glova."

"Lo jangan marah-marah terus. Nanti cepat tua, lho!" kata Glova lalu terkekeh. Langkah kakinya masih setia berjalan menelusuri sepanjang jalanan.

"Sekarang gue jemput lo aja, ya? Gue khawatir banget sama lo, Glova. Ini udah jam 2 pagi dan lo lagi pulang sendirian."

"Apaan sih, lo? Gue bisa balik sendiri, Laura. Udah lo tenang aja. Gue itu orangnya pemberani," bohong Glova. Aslinya dirinya juga takut. Tapi mau bagaimana lagi? Ia tidak mau merepotkan sahabatnya ini.

"Bener ya? Kalau udah sampai rumah, lo wajib kirim PAP ke gue."

Menyadari betul seberapa besar sifat posesif sahabatnya ini, Glova geleng-geleng kepala sembari tertawa kecil. "Apaan sih, Laura. Berasa pacaran aja, pakai acara ngepap segala."

"Gue lagi serius Glova. Astaga! Lo nggak pernah tau, rasanya khawatir sampai mau meninggol. Hah?!"

Gadis itu bisa mendengar, Laura juga sedang tertawa dari sebrang sana. "Iya, iya. Nanti gue kirim PAP tetek, deh, kalau udah sampai rumah."

ALTOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang