Sejenak, Sampai Aku Teringat Lagi 2

435 69 0
                                    











Langit semakin pekat. Bulan tertutup awan pekat bak tinta yang sengaja di tumpahkan di atas selembar kertas baru. Gelap. Kelam. Menyeramkan. Dengingan jangkrik begitu miris. Persis seperti jeritan anak yang rindu pada ibunya, padahal ibunya tak bisa lagi mengajaknya bermain atau bahkan menyuapinya sarapan pagi. Pilu.

Seluruh lampu telah di padamkan. Gelap. Menyisakan sinar rembulan yang bahkan sudah padam sejak terbit. Senyap. Hanya suara serangga-serangga yang saling bersahutan. Berdzikir pada Allah.

Aku sampai lupa' berapa banyak sungai yang meluap bila aku isi dengan air mataku. Sejak mentari terbit, sampai ia akan kembali terbit, pekerjaanku hanya diam. Melamun. Sesekali menangis dan meratapi masa lalu. Aku menangis tak berpikir tempat. Sejenak, sampai aku teringat lagi. Maka aku akan menangis. Namun selalu ada cara, untuk mulupakannya sejenak. Iya, hanya sejenak.

Sejenak, hingga aku teringat lagi. Semesta yang tak di mengerti. Janji yang tak sempat di tepati. Hingga ia menghilang, di tiup asap kenangan. Asa yang membara. Ego yang kian membakar jiwa-jiwa yang sedang di mabuk cinta.

Sejenak, sampai aku teringat lagi. Allah menciptakanku sebagi hamba yang sempurna. Tiadakah isi hati yang berismi syukur?. Tapi kenapa diriku malah membenci diriku sendiri. Syukur ini belum hadir. Belum, tertahan oleh kekuatan hitam yang tak kasat mata.

Sejenak sampai aku teringat lagi. Sudah saatnya aku menutup sejarah pilu. Mereka sejarah baru.



Cinta Dalam Mihrab Taat  (⚠TELAH TERBIT⚠)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang