32. Taqdir

2K 378 20
                                    













(Salam dari Aminah)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Salam dari Aminah)

(Salam dari Aminah)

"Ngapain kamu datang ke pondok? Bikin susah hidup orang aja." Tanya Aminah dengan suara lantangnya.

Aku hanya diam. Malas menanggapi. Walau hati ini berdenyut begitu ngilu.

"Kamu tu buta loh Bin, kamu bisa apa? Cuman nyusahin orang." Timpal kak Naura yang tidak kalah menyakitkan suaranya.

Aku hanya diam. Menangis dalam hati. Aku berdiri di sisi ranjangku.

Aku datang ke sini bukanlah untuk menyulitkan orang-orang. Aku ingin menyelsaikan apa yang telah aku mulai. Aku tidak ingin apa yang aku mulai berhenti di tenga-tengah aku harus bertanggung jawab.

"Apa mentang-mentang Zahra akan selalu mau membantu anti? Anti mau memanfaatkan dia kan ?" Sebuah suara menyahut. Ini lebih pilu. Sangat. Seseorang yang selalu membelaku. Risha kenapa.

"Risha? Kenapa kamu-" tanyaku sangat bingung.

"Cihh,, bodoh sekali Zahra, bukankah anti dekat dengan ust. Aksa, harusnya Zahra tidak mau berteman dengan Anti lagi." Ujar Risha lagi. Air mataku tak mampu tertahan.

Yang selama ini berada di sisi ku kala semua orang membenciku. Kala semua orang tidak mempercayaiku. Yang selalu menggenggam tanganku kala semua orang meninggalkanku. Tapi keadaannya begitu berbeda sekarang. Ada apa dengan Risha.

"Lebih baik anti pergi Bin, kehadiranmu di sini hanya menjadi beban untuk kita." Ucap Risha lagi. Membuatku semakin kuat menahan tangisku yang semakin sulit ku tahan.

Beban.

Beban.

Beban.

Ah,, aku memang beban. Aku menyulitkan semua orang. Tapi bolehkan aku di beri kesempatan untuk memperbaiki diri. Masa lalu itu tidak penting. Yang terpenting adalah bagaimana aku membentuk sebuah kepercayaan bahwa aku bisa melakukan sesuatu yang mengubah masa depanku. Sebuah prestasi. Pencapaian dan sesuatu yang mungkin orang tidak percaya aku bisa melakukannya.

Aku pasti bisa. Aku percaya. Tapi kenapa orang lain tidak.

Our thoughts are ours. No one chage them.

'Plak'

Sebuah tamparan mengenai wajah seseorang. Aku belum tahu siapa. Aku hanya mendengar seseorang memaksakan dirinya untuk masuk melewati ketiganya.

"UCAPKAN SEKALI LAGI RISHA!! KATAKAN DI DEPANKU!!" suara Zahra terdengar begitu tegas. Tidak, dia menahan rasa sakit di dadanya.

Aku bergeming. Kami retak. Salahkan saja semuanya padaku. Aku memang salah. Aku hanya beban.

Risha masih diam.

"Apa anti sudah mendengar penjelasan dari Bintang, huh?!! Anti bahkan belum menemui Bintang sejak ia datang. Beraninya anti mengatakan hal semenjijikan itu.?!! KATAKAN LAGI RISHA" Zahra kembali bersuara.

Cinta Dalam Mihrab Taat  (⚠TELAH TERBIT⚠)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang