01

13.4K 1.1K 11
                                    












Bagian Pertama




Bintang Eirriezqqiemma Laitsa Fajrina





































Kata bunda, dunia itu indah. Ada bunga yang berwarna-warni, ada pelangi yang tersusun dari warna warna yang indah, ada lautan luas yang berwarna biru, ada matahari yang bersinar terang, ada bintang dengan kerlingan manis, Ada embun yang tiap pagi menyejukkan mata. Kata bunda, masih banyak hal yang belum di sampaikan bunda tentang indahnya dunia. Aku hanya mendengar bunda bercerita dengan sebuah inpian aku akan melihatnya suatu saat nanti.

Harapan, seperti orang sakit yang berharap sembuh, seorang yang lapar dan berharap mendapatkan sesendok makanan, seperti orang miskin yang berharap turunnya hujan uang, seperti seorang ibu hamil yang ingin cepat cepat melihat semenggemaskan apa putranya, seperti orang puasa yang tak sabar menunggu datangnya senja, berharap cepat cepat menenggak air mineral.

Dan ketika terwujudnya harap harap tersebut, indahnya laksana kunang kunang yang berterbangan di udara malam. Seperti seekor ayam yang menatap sinar mentari pagi. Seperti seorang perjaka yang menikahi gadis pilihannya. Nikmatnga seperti seorang yang berpuasa dan menemukan bahwa adzan maghrib telah berkumandang.

Itulah aku, seorang gadis dengan seribu impiannya melihat dunia, setelah 13 tahun hidup di tengah kegelapan.


---







Hari ini adalah tepat empat tahun setelah aku benar-benar bisa melihat dunia dengan segala keindahannya. Seorang ayah yang sangat menyayangiku, teman-teman yang sangat peduli padaku. Serta para guru yang sangat sabar mengajariku banyak hal.

Padahal, di umurku yang ke 13, aku bahkan tak pernah melihat bagaimana bentuk awan, aku hanya bisa mendengar cerita dari bunda. Ya, bunda yang telah meninggalkanku sepekan sebelum aku dapat memandang wajah indahnya. Aku hanya tau, kata ayah, bunda sangat cantik. Iya,, sangat cantik.

Namaku Bintang Erriezzqiema Laitsa Fajrina. Panggil saja Bintang, jangan pedulikan nama keduaku, akupun malas untuk mengucapkannya. Di umurku yang ke 17 ini, aku menang belum benar-benar mengenali dunia dengan semestinya.

Oleh karena itu ayah sangat mengharapkanku menghabiskan umurku dengan menuntut ilmu di pesantren, mengikuti jejak bunda yang sudah menyelasaikan hafalan kitabullah dan banyak ilmu agama lain.

Dan disinilah aku, di sebuah pesantren khusus untuk menghafal al qur'an.

"Assalamualaikum ukhtii,," sapa seseorang.

Aku masih merapikan barang-barangku di dalam di lemari.

"Waalaikumussalam," jawabku.

"Namaku Oceani Farhana Zahra, panggil aja Zahra, kelas 10 kan?" Tanya Zahra.

Aku mengangguk.

"Bintang Erriezqiema Laitsa Fajrina" jawabku.

Ia sedikit menatapku aneh. Namun ia langsung menetralkan wajahnya dan mencari posisi duduk yang nyaman di dekatku.

"Anak pindahan dari mana?" Tanyanya, wajahnya menghadap padaku.

Aku menggeleng, Zahra terlihat mengernyitkan keningnya. Aku masuk pesantren ini semester 2.

Cinta Dalam Mihrab Taat  (⚠TELAH TERBIT⚠)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang