21. Amora VS Riri

Zacznij od początku
                                    

"Gak usah pegang-pegang deh! Riri masih marah sama Gala!" Riri menghempaskan tangan Gala kasar lalu kembali menatap Amora. "Tuh, Gala dimasakin sama Amora."

Gala menatap nasi goreng yang berserakan di lantai. Belum sempat Gala mengeluarkan kata-kata, Amora sudah lebih dulu bersuara.

"Kalo Kak Riri buang gini, jadinya mubazir. Padahal niat Amora baik, Kak."

Gala menghembuskan napas pelan. Tatapannya mengarah pada Amora yang wajahnya tampak menyedihkan. "Lain kali gak usah masakin gue. Lo liat sendiri kan? Cewek gue gak suka kalo lo bawa makanan buat gue."

Deg!

Mata Amora memanas. Ia kira tadi Gala akan memarahi Riri karena telah membuang masakannya. Ternyata Gala justru tampak biasa saja dan berada di pihak Riri.

"Aku buat ini cuma sebagai tanda terima kasih, Kak. Waktu itu Bunda juga udah bilang kan? Kak Gala lupa?"

Gala menyugar rambutnya ke belakang. Demi Tuhan, Gala tidak pernah mengharapkan ada dalam keadaan serba salah seperti ini.

"Mor, lo boleh ngasih gue apapun. Asal cewek gue ngijinin. Kalo cewek gue gak ngijinin, mau seribu kali lo sama Bunda maksa, gue tetep gak bakal terima."

"Waktu itu gue iya-iya aja, karena gue gak enak sama Bunda. Gue menghargai niat baik Bunda dan lo. Tapi kalo apa yang lo lakuin itu buat cewek gue gak nyaman, gue juga berhak nolak."

Riri menyahut sambil berkacak pinggang. "Dengerin tuh!"

Gala menoleh pada Riri. Meletakkan satu jari telunjuknya di depan bibir Riri. "Ssstt, bocil diem dulu."

"Amora? Kok lo ada di sini?" Tanya Dio bingung.

Dio teringat sesuatu. Cowok itu mengangguk-anggukan kepala. "Oh, gue paham sekarang. Jadi tadi lo nanya-nanya ke gue karena mau nyusul ke sini?"

Setengah jam yang lalu, Amora memang menghubungi Dio untuk menanyakan di mana keberadaan cowok itu. Setelah Dio menjawab jika dirinya sedang ada di markas Drax, Amora juga menanyakan ada siapa saja di sana. Karena Dio mengira Amora hanya iseng bertanya, Dio pun menjawab jujur jika di markas Drax banyak teman-temannya, termasuk Gala.

Sekarang Dio paham, kenapa tadi Amora menanyakan hal itu. Ternyata karena Amora memang ingin datang ke markas Drax untuk bertemu dengan Gala.

"Amora cuma pengen ngasih makanan ke Kak Gala, Kak. Cuma itu kok. Tapi Kak Riri malah buang masakan Amora," jelas Amora pada Dio. Berharap Dio ada di pihaknya.

Dio menatap nasi goreng yang berserakan di lantai. Cowok itu berdecak kasar. "Udah, udah, ayo gue anter lo pulang, Mor."

"Bikin ulah aja lo," omel Dio pelan.

Dio menarik tangan Amora. Sebelum itu Dio menatap Gala dan Riri bergantian untuk menyampaikan permintaan maaf.

"Gal, Ri, atas nama Amora gue minta maaf, ya. Ntar biar gue yang bersihin ini. Sekarang gue mau anter dia pulang dulu, biar gak ganggu kalian."

"Kok pulang sih?! Aku gak mau pulang, Kak!" Berontak Amora saat Dio menariknya pergi. "Kak! Aku gak mau pulang! Aku mau--"

"Udah deh, Mor! Gue capek banget sama sikap lo!" Bentak Dio. "Jangan mentang-mentang lo jadi anak kesayangan Bunda, lo bisa seenaknya gini. Bedain, Mor, bedain! Ini bukan panti! Jadi lo gak bisa seenaknya!"

"Gak semua orang bisa ngalah sama lo dan gak semua hal bisa lo menangin!" Tambah Dio kesal.

Amora diam. Gadis itu kesal sekesal-kesalnya pada Dio. Apalagi pada Riri. Gara-gara Riri datang, ia gagal menarik perhatian Gala. Andai saja tadi Riri tidak ada dan tidak membuang masakannya. Sekarang, sudah pasti Gala akan memuji nasi goreng buatannya yang enak.

BUCINABLE [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz