ᴇɪɢʜᴛ | ᵗʰᵉ ᵈᵃⁿᶜᵉʳˢ ᵒⁿ ᵗʰᵉ ᵇʳⁱᵈᵍᵉ

618 91 9
                                    

☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆
New feeling?
☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆

☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆New feeling?☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

.

.

.


Hari sudah berlalu. Setelah Rose dan Leta kembali ke penginapan, lalu mendapati ayahnya yang juga sudah kembali dari urusannya. Mereka memutuskan untuk kembali ke London lusa.

Kini, Rose juga Leta menemani kedua saudara Moriarty dan dua orang yang asing bersama para Moriarty. Rose dikenalkan pada kedua orang itu.

Pria jangkung dengan gaya rambut yang aneh bernama Moran, Sebastian Moran. Sedangkan satu lagi, yang lebih pendek dari Moran bernama Fred, Fred Porlock yang selalu berwajah datar.

Di depan mereka terkubur seseorang dengan nisan di atasnya Frida. Lucien, telah ditemukan yang ternyata berada di rumah penuh opium milik Dudley Bale.

Lucien diberi opium dan Dudley ternyata memeras para anak bangsawan yang menyebabkan masalah, dengan ia sendiri yang menyelesaikannya.

Kabarnya, Dudley dilihat beberapa orang tengah menari ketakutan di atas jembatan seperti yang Frida lakukan sebelum mati.

Kejadian itu terjadi pada kemarin malam, dan pelakunya adalah kelompok misterius yang tidak diketahui masyarakat.

Bahkan Rose dibuat penasaran tentang sosok kelompok misterius itu. Mencoba menggali lebih dalam, bahkan meminta Leta menyelidiki kasus itu tanpa sepengetahuan sang ayah.

Makam Frida dipindahkan ke tempat yang lebih baik oleh Lucien. Lelaki itu menaruh beberapa tangkai bunga di atas makam kekasihnya.

Dudley lah sosok yang memaksa Lucien untuk mengurungkan niatnya menikahi Frida. Memberi opium pada pemuda itu dan meyakinkan nya kalau Frida telah mati bunuh diri.

Masing-masing dari mereka memegang setangkai bunga sebagai penghormatan pada Frida.
Setelah selesai, Lucien pamit berpisah dari kelompok Dosen nya.

Rose dan yang lainnya berjalan dengan tujuan ke penginapan James dan Rose. Dalam perjalanan, William dan Rose sedikit berbincang. Sementara Louis juga berbincang sedikit dengan Leta.

"Ngomong-ngomong, tuan Wil- Moriarty, boleh saya tanya sesuatu?"

"Tentu. Tanyakan saja apa yang membuat nona penasaran. Oh, dan tolong panggil saya dengan nama depan saja, jika nona tak keberatan"

"Uh, baiklah. Kemarin saya lihat tuan William basah kuyup di depan Pub tempat Frida kerja, boleh kutanya apa yang sebenarnya terjadi?"

Sang profesor terlihat sedikit berpikir. Mengulas senyum tipis, "oh itu, saat saya sedang mencari informasi tentang Frida, salah seorang anak dari Pub itu mengguyur saya dengan air. Sepertinya dia berpikir kalau murid Universitas lah yang menyebabkan kematian Frida"

Kedua orang itu meneruskan perbincangan mereka sampai sebuah penginapan tempat James dan Rose sewa terlihat di depan mereka.

Sementara Rose memberi salam pamit pada William dan yang lainnya, Leta sedikit memajukan wajahnya mendekat pada Louis dan berbisik kecil.

"Di pertemuan selanjutnya, boleh tuan Louis ajarkan saya membuat Pie apel?"

Ternyata sedari tadi percakapan antara Leta dan Louis adalah tentang makanan yang disukai sang kakak/nona. Dan semua yang berkaitan dengan kedua orang (William dan Rose) yang sejak di perjalanan berada di depan mereka.

Louis sedikit terkejut, tapi tetap tersenyum. "Tentu, boleh saja"

Rose mengernyitkan dahinya melihat interaksi Leta dan adik William. Sedikit curiga dengan mereka berdua, tapi membiarkannya saja karna berpikir itu hal biasa yang terjadi di kalangan orang seusia mereka.

Malam telah datang, dan James pun sudah kembali ke penginapan sejak sore tadi. Ayah anak itu kini tengah duduk berdekatan membahas hal random lainnya. Hubungan mereka memang dekat, walau tak sedekat antara Rose dan Brinda.

James memberitahu Rose, bahwa ada beberapa proposal lamaran untuknya dari pria bangsawan. James juga menanyakan apakah Rose saat ini sedang menyukai atau tertarik dengan seorang pria atau tidak, dan menanyakan pendapatnya tentang proposal yang datang untuknya itu.

Rose hanya menjawab saat ini sedang tidak tertarik dengan siapapun, dan belum ada niatan untuk bertunangan ataupun menikah. Leta memerhatikan nona-nya yang sedikit tidak biasa sikapnya.

Memang sejak nona-nya menjadi lebih dekat dengan putra kedua Moriarty itu, tingkah Rose semakin aneh dan tidak biasa.

Rose yang terkadang pendiam dan hanya akan banyak bicara dengan para penghuni kediaman Malleyn itu secara mengejutkan menjadi lebih banyak bicara juga dengan orang asing, yang tak lain adalah William Moriarty.

Leta berpikir apakah sebenarnya Rose tertarik pada William tapi terlalu malu mengatakannya pada James atau ada sesuatu yang lain?

Meski begitu, apapun pilihan yang ditentukan Rose akan selalu ia dukung.

Keesokan pagi harinya, mereka keluar dari penginapan dan kembali ke London. Dan tanpa disadari, perempuan itu akan menghadapi sesuatu yang baru dalam hidupnya.

.

.

.

.

.

.

Apa yang membuatmu begitu istimewa padaku, tuan?

.

.

.

Vote ☆ and komen □

Chap finished: 06/12/21

.

.

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
𝗱𝗶𝘀𝘁𝗮𝗻𝗰𝗲   [ ᴡɪʟʟɪᴀᴍ ᴊ. ᴍᴏʀɪᴀʀᴛʏ ]Onde histórias criam vida. Descubra agora