ᴛᴡᴇɴᴛʏ | ᵈᵃʳᵏ ᵃⁿᵈ ᵈᵃʳᵏ

394 62 4
                                    

☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆
how to escape
☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆

☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆how to escape☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.











Ruangan gelap disekitarnya.
Ini mengingatkannya akan hari itu, hari di mana kobaran api melahap rumah beserta keluarga kandungnya.

Dia berdiam dalam ruangan gelap dan sunyi yang hanya terdengar suara cicitan tikus.

Menggigit bibir bawahnya frustasi. Kedua tangan dan kakinya dirantai, tapi beruntung mulutnya tidak lagi ditutup dengan gumpalan kain kotor seperti saat dia dibawa ke tempat suram ini.

Padahal sudah sejauh ini, tapi apakah hanya sampai sini nyawanya hidup dengan bebas?

















Derap langkah terdengar olehnya, membuat bulu kuduknya berdiri gemetar.

Perasaan Rose tidak pernah membuat masalah dengan seseorang yang akan membuatnya terlibat dalam penculikannya ini deh.

Jadi siapa yang kurang kerjaan menculiknya ke tempat ini?

Mencoba mengingat-ingat siapa saja yang pernah kontak kan dengannya, tapi tidak mengingat ada ciri-ciri orang yang membencinya.

Bahkan dirinya jarang muncul di acara resmi maupun tidak.

Yah walaupun Rose sendiri paham bagaimana topeng tebal para bangsawan.

Langkah di luar pintu semakin terdengar, sementara matanya sibuk mencari suatu celah yang bisa membantu melarikan diri dari tempat suram ini.


Kriet...


"Wah kau sudah bangun, sa, haruskah kita mulai perbincangan hangat ini, Nona Malleyn?"

Suara berat di depan pintu semakin membuat bulir keringat dingin berjatuhan.

Kalau ingin bicara seharusnya tidak perlu pakai acara culik menculik dong!

Kacamata menjuntai terasa familiar baginya.

Mungkinkah!?

"Untuk seorang putri bangsawan yang terkenal manja lewat rumor-rumor beredar, kau cukup tangguh juga ya sampai-sampai lumayan sulit membawamu ke sini. Tapi yang tidak kumengerti, mungkin karena kau jarang masuk dunia sosialita jadinya para Nona bangsawan membuat rumor-rumor buruk 'tak berdasar tentangmu."

Rose bisa merasakan ke arah mana pembicaraan ini.

Meski samar, dia merasakan suara gemericik air yang bersuara akibat angin besar.
Kalau ingatannya tidak salah, suara air itu mirip seperti gelombang ombak. Apakah dia berada di sekitar laut!?

Matanya kembali menelisik sekitar.

Pria berkacamata yang wajahnya tertutupi gelapnya ruangan berjalan perlahan mendekatinya.

𝗱𝗶𝘀𝘁𝗮𝗻𝗰𝗲   [ ᴡɪʟʟɪᴀᴍ ᴊ. ᴍᴏʀɪᴀʀᴛʏ ]Where stories live. Discover now