sɪx | ᵗʰᵉ ᶠⁱʳˢᵗ ᵐᵉᵉᵗⁱⁿᵍ

808 109 11
                                    

☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆
Our past
☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆

☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆Our past☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

13 tahun lalu

Sudah beberapa bulan berlalu sejak dirinya berada di tempat yang asing dan tak dikenalinya.
Tapi ia masih belum bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Orangtua barunya, James dan Brinda yang menolong saat pertama ia tersesat di sini, begitu baik dan perhatian.

Terutama Brinda yang memiliki jiwa keibuan, sangat memperhatikannya.
Mereka sudah tahu tentang dirinya yang telah kehilangan seluruh anggota keluarga dalam suatu kejadian.

Saat ini, mereka, Rose dan Brinda tengah berada di panti asuhan yang selalu mereka kunjungi. Brinda menyapa pengurus panti dan anak-anak yang sangat dikenalinya.

Tak lupa ia memperkenalkan Rose yang saat itu berusia 8 tahun.
Awalnya anak-anak panti sedikit takut mendekati putri dari wanita yang sering berkunjung dan memberi bantuan pada panti. Lantaran tatapan putri Brinda itu terlalu tajam dan sedikit kosong, menambah gelap di manik obsidiannya.

Tapi setelahnya mereka langsung akrab. Berbincang-bincang senang satu sama lain. Meski Rose hanya ikut mengangguk saja. Setelah satu jam ia bermain dengan anak-anak panti, segera saja pamit untuk mencari ibunya.

Rose keluar dari gerbang panti tanpa sepengetahuan siapapun. Alasan sebenarnya ia keluar, karna suatu hari yang lalu ia menemukan sebuah gelang jatuh dari seseorang yang berpapasan dengannya.

Gadis itu sangat mengenali figur pemilik gelang yang ada padanya itu.
Surai pirang dan manik merah ruby begitu lekat dalam benaknya.

Beberapa jarak dari panti, Rose menemukan pemilik gelang itu, tengah membaca sebuah buku dengan serius dan duduk di kursi yang menyender pada tembok.

Berlari kecil dan berdiri di depan pemilik gelang.
Menyadari cahaya matahari tertutupi darinya, dan mendongak ke atas, melihat seorang gadis yang terlihat lebih muda darinya bersurai hitam legam tengah menatapnya lekat, ralat- lebih tepatnya menatap pada buku yang dipegangnya.

"Err.. permisi, nona?" bocah pirang itu menatap Rose dengan wajah kebingungan.

Rose memusatkan perhatian pada anak di depannya setelah selesai menatap buku yang dipegang anak itu. Teringat dengan tujuan menghampirinya, Rose lantas melepas gelang yang dipakainya dan menyodorkan pada anak itu.

"Ini, punya kau, bukan?"

Si pirang menatap gelang yang terulur padanya. Oh. Seketika ia mengingat kalau gelang yang pernah dimilikinya telah hilang dan sudah berpindah tangan.

𝗱𝗶𝘀𝘁𝗮𝗻𝗰𝗲   [ ᴡɪʟʟɪᴀᴍ ᴊ. ᴍᴏʀɪᴀʀᴛʏ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang