☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆
Roses are red
☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆
Usai dari kafe, mereka berjalan pergi ke toko bunga. Oleh-oleh untuk Hudson yang menunggu di apartemen.
Memilih-milih bermacam bunga, yang sebagian akan dibawa pulang untuk hiasan kamar.
Posisinya saat ini jauh dari Holmes dan Watson yang tengah berdebat bunga mana yang cocok diberikan untuk induk semang mereka.
Melirik bunga merah kemudaan yang merekah cantik. Sembari menyentuh kehalusan si bunga, matanya menangkap sosok jangkung yang familiar baginya.
Sosok itu berjalan ke arahnya dengan senyum sopan. Benar-benar orang yang patut dicontoh.
"Tuan... William?"
Rose mengatup mulutnya kembali menyadari kalimat Tuan yang ia lontarkan.
Pernah sekali Rose memanggil William dengan embel-embel Tuan, dan reaksi yang didapat Rose adalah raut William yang tak suka.
"Maksudku, William.. apa yang kau lakukan di sini?"
Si pirang sulung tersenyum lembut sembari memiringkan kepala, menampakkan wajah yang seolah bingung.
"Apa yang biasa orang lakukan di toko bunga?"
Pipi Rose bersemu menyadari betapa bodohnya dia karena mengajukan pertanyaan konyol.
William menyentuh bunga yang tadi dikagumi perempuan di sampingnya.
Dengan suara lembut dia berkata.
"Bunga ini.. meski memiliki arti yang memilukan tapi penampilan dirinya begitu indah dipandang.Bukankah itu seperti manusia yang tampak begitu cerah menyegarkan, tapi di dalamnya begitu kacau berantakan?"
"Tentu saja.. terkadang manusia begitu sulit dipahami." Rose membalas.
William memetik setangkai bunga tersebut dan memberikannya pada Rose.
"Omong-omong, sepertinya Rose dekat dengan Tuan Holmes, ya?"
Dia melirik ke tempat Holmes dan Watson berdiri sambil berdebat yang tak habis-habisnya.
Rose membalas dengan ceria. Seperti sedang membicarakan seseorang yang diidolakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗱𝗶𝘀𝘁𝗮𝗻𝗰𝗲 [ ᴡɪʟʟɪᴀᴍ ᴊ. ᴍᴏʀɪᴀʀᴛʏ ]
Fanfiction" ᵉᵛᵉⁿ ⁱᶠ ᵒᵘʳ ʷᵒʳˡᵈ ⁱˢ ᵈⁱᶠᶠᵉʳᵉⁿᵗ, ʸᵒᵘ'ʳᵉ ˢᵗⁱˡˡ ᵐⁱⁿᵉ " - ω.נ.м " ᵐʸ ˢᵒᵘˡ ⁱˢ ʸᵒᵘʳˢ " - ɾ.ʋ.ɱ 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐚𝐛𝐨𝐮𝐭• ·˚ ༘ ➳ 𝙼𝚊𝚠𝚊𝚛 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚔𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚐𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚖𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚛𝚕𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚗...