ᴛᴡᴇɴᴛʏ ᴛᴡᴏ | ᵈᵃʳᵏ ᵃⁿᵈ ᵈᵃʳᵏ

368 52 6
                                    

☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆
forgotten past
☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆

☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆forgotten past☆━━━━━━━━━━━━━━━━━━━☆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.












Rose tidak pernah menginginkan semua ini.
Ia hanya ingin hidup selamanya bersama sang kakak yang selalu menjadi pelindungnya dari Ibunya.

Dirinya bahkan belum pernah melihat dunia selama dirinya terkurung dalam rumah besar itu.

Tidak pernah selangkah pun kakinya terayun keluar gerbang besar yang mengelilingi Manor.

Itulah kenapa disaat dirinya melarikan diri dari kebakaran besar itu dia tersesat jauh.

Mereka mengatakan tidak ada tempat untuk anak perempuan sepertinya selama dunia tidak berubah- lebih tepatnya Inggris berubah.

Takdirnya sebagai anak perempuan hanyalah mempelajari hal-hal dasar untuk melayani suami kelak di masa depan dengan benar.

Kenapa harus perempuan saja yang mempelajari hal seperti itu?

Apakah laki-laki tidak ada pelajaran bagaimana memperlakukan istri dengan baik dan hormat? Tanpa semena-mena menganggap diri sebagai puncak tertinggi kekuasaan dalam rumah tangga?

Memperlakukan seolah-olah perempuan ada hanya untuk melahirkan penerus lalu ditinggalkan begitu saja.

Beralih dari satu perempuan ke perempuan lainnya seolah lupa kalau ada seorang istri yang duduk menunggunya di rumah.







Jahit menjahit, menyulam, tata krama, melayani suami, berbicara lembut dan elegan, pemilihan gaun mewah, pergaulan hanya dengan bangsawan sederajat dan di atasnya, bahkan sampai sikapnya pun diatur.

Apakah kalian tidak lelah dengan roda kehidupan seperti itu?

Belajar politik tidak boleh, memanah, memanjat pohon, berlari, beladiri, semua hal yang dianggap pekerjaan laki-laki tidak boleh dilakukan para perempuan di masa ini.

Gaun-gaun berat dan mewah terasa berat di tubuh, belum lagi perhiasan yang 'tak terhingga itu.

Tidak bisakah hanya dengan memakai celana dan baju simpel ataupun kemeja yang biasa laki-laki pakai?

Itu tidak mengubah takdirnya sebagai perempuan, bukan?

Kenapa ini begitu tidak adil?











Saat pertama kali dia melihat kakaknya berlatih pedang, dirinya merasa itu adalah hal terkeren yang pernah dilihatnya.

Dan suatu hari di saat ruang pelatihan pedang milik kakaknya kosong dan sepi, dia mencoba mengambil salah satu pedang kayu kakaknya dan merasa bahwa ia kini memiliki impian baru yang sangat ingin diraihnya.

Menjadi seorang pendekar pedang yang dihormati tanpa orang-orang membandingkan dirinya yang seorang perempuan.

Tapi, apakah itu mungkin?

𝗱𝗶𝘀𝘁𝗮𝗻𝗰𝗲   [ ᴡɪʟʟɪᴀᴍ ᴊ. ᴍᴏʀɪᴀʀᴛʏ ]Where stories live. Discover now