Chapter 32-wake up

8 1 0
                                    

Gelap dan hampa. Dia coba membuka matanya perlahan. Merasa silau, dia kembali memejamkan matanya. Kemudian, ia kembali coba membuka matanya, hingga matanya benar-benar terbuka lebar. Gres melihat di sekitarnya, terlihat aneh. Perasaannya, dia tidak menemukan tempat ini di kedalaman lautan.

Dia bangkitkan badannya dan melihat seluruh tubuhnya. Harusnya, di dalam laut seluruh tubuhnya basah. Termasuk pakaiannya. Tapi anehnya, tubuhnya tidak basah sama sekali. Bahkan di sofa yang ia tiduri tidak ada setetes air sama sekali.

Yang anehnya lagi, ada cahaya putih di bawah laut. Mungkinkah cahaya putih tersebut mengantarkan dirinya di tempat aneh ini? Dia beranjak dari sofa tersebut.

Dia berjalan menyusuri tempat ini. Terlihat megah. Tembok itu diwarnai merah maroon, tak lupa dihiasi beberapa hiasan dinding. Yang paling menarik perhatian Gres, kepala rusa yang sering ia jumpai di tempat-tempat mewah seperti villa.

Gres menoleh ke belakang, sofanya bewarna merah dan terlihat lebar. Sofa tersebut mengingatkan pada sofa pada zaman Victoria. Intinya, bangunan ini seperti zaman kerajaan.

Baru saja ia langkahkan kakinya, tiba-tiba ia menemukan setangkai bunga mawar bewarna pink dan di pinggirnya bewarna kuning muda. Ia langsung mengambil bunga tersebut. Ia berhasil menyentuh tangkai bunga mawar, tangannya terasa sakit hingga bunga itu kembali jatuh ke lantai.

Gres melihat jarinya. Sudah berdarah karena memegang tangkai mawar tersebut. Ia perhatikan sekali lagi bunga mawar itu, tapi dia sudah kapok memegangnya. Mawar tersebut terlihat seperti buah peach.

Tangannya mengarah kebawah. Sekali lagi, dia ingin ambil bunga itu lagi. Tapi perasaannya was-was, mengingat jarinya barusan dilukai oleh duri bunga itu.

Dia tak tau dari mana bunga mawar ini bisa datang, dan ini kali pertama Gres melihat bunga mawar seperti itu. Bunga mawar pada umumnya warna merah, putih, pink, cream, dan kuning.

"Darimana aku mendapatkan bunga seperti ini?" gumannya sebelum berjongkok. Dia menyentuh kelopak bunga itu, perlahan ia cabut satu kelopak bunga mawar itu.

Gres perhatikan setiap ujung kelopaknya. "Mungkinkah, ini kawin silang antara mawar pink dan kuning?" ucapnya dalam hati.

"Terlihat seperti buah peach." Gres mencium kelopak bunga ini.

Harum. Tidak ada bedanya dengan bunga mawar pada umumnya. Sayangnya, dia merasa kurang puas hanya mencium satu kelopak saja. Ia harus memegang tangkainya sekaligus agar merasakan sensasi harumnya bunga ini. Sayangnya, bunga ini tidak bersahabat dengan dirinya.

"Andai saja, mawar ini ada di halaman rumahku." Ia taruh kelopak itu di telapak tangannya, lalu dia tiup kelopak itu agar terbang setinggi mungkin.

Gres kembali bangkit dan kembali menyusuri isi (mungkin) Villa ini. Tapi, tiba-tiba ia mendengar suara hentakan kaki dan teriakan membuat Gres ketakutan.

"SIAPA DISANA?" teriak sang pria terdengar samar-samar.

Suara itu sepertinya familiar di telinga Gres. Namun terdengar ada yang berbeda dari suara itu. Gres ingin mencari asal sumber suara itu, tetapi ia tidak menemukannya.

Badannya gemetaran, ia mengulum bibirnya dan memejamkan kedua matanya. Lalu, ia gigit bibirnya. Perlahan, ia langkahkan kakinya. Lagi-lagi, dia mendengar suara teriakan dari sang empunya, membuat dirinya semakin ketakutan.

30 Years laterOnde histórias criam vida. Descubra agora