Chapter 20-in hospital 2

10 1 0
                                    

3 hari yang lalu, Dellons dilarikan ke rumah sakit. Gres juga bolos kerja selama 3 hari. Dellons sudah mendapat donor darah sebanyak 4 pendonor. Namun, dia masih dalam masa kritis. Gres masih ada di rumah sakit.

Jari Dellons bergerak perlahan. Gres melihatnya dan merasa senang. Matanya perlahan terbuka, hingga akhirnya kedua matanya terbuka lebar. Dirinya semakin senang. Dia memajukan bangkunya dan memeluknya.

"Syukurlah kau sudah sadar." guman Gres senang.

Dellons melihat kepala Gres dan rambut hitam panjang miliknya tergerai di tubuhnya. Dia menyentuh dan mengelus rambut Gres. Terasa halus dan lembut seperti brownies. Kemudian, dia menarik sebagian rambutnya. Gres terasa saat rambutnya ditarik. Dia tersentak dan  menaikkan kepalanya.

"Kau tidak bekerja?" tanya Dellons.

Gres menggelengkan kepalanya. "Tidak, hari ini aku bolos kerja. Karena memikirkanmu." jawab Gres.

Dellons berdecak. "Sudah berapa hari kau tidak bekerja?" tanya Dellons.

Gres mengacungkan 3 jarinya. "Sudah 3 hari." jawab Gres enteng.

Dellons melipat kedua tangannya. "Kau ini, bagaimana sih? Kenapa kau terlalu memikirkanku hingga kau tidak bekerja? Apa kau tidak takut Bossmu akan marah padamu, huh?" Omel Dellons.

Gres mengingat kembali. Dirinya tidak ada izin pada Klahan. Dia juga tidak memberi kabar padanya. Sudah dipastikan, Klahan akan marah akan hal ini. Dia pasti mengomelinya habis-habisan. Tapi dia tidak peduli, yang penting nyawa Dellons terselamatkan.

"Tidak apa-apa. Dia tidak akan marah akan hal ini. Kemarin aku juga bertemu denganku Saat kau masih dirawat. Bossku bukan tipe orang yang ribet. Jika karyawannya bolos tanpa izin dia tidak masalah." ucapnya enteng.

"Tapi kau akan dihakimi Bossmu, bukan? Bossmu apa tidak kesal melihatmu? Bisa-bisa kau dipecat!" omel Dellons.

Pintu terketuk. Dellons memberi isyarat pada Gres untuk membuka pintunya. Dan ia pun membuka pintunya. Terlihatlah sosok pria berstelan Navy, kemeja putih, dan dasi hitam. Ya, siapa lagi kalau bukan Klahan. Dia membawa kotak makanan dan beberapa cemilan untuk Dellons. Gres mempersilahkan dia masuk dan menjenguk Dellons.

Klahan memberikan buah tangan pada Dellons dan meletakkannya di nakas. Dia duduk dan melihat kondisi Dellons. Gres pun duduk di samping Klahan dan ingin memperkenalkan mereka.

"Dellons, perkenalkan. Dia bossku, namanya Klahan." ucap Gres sembari menunjuk Klahan pada Dellons.

"Dan Klahan, ini Dellons. Dia adalah seorang Polisi." ucap Gres sembari menunjuk Dellons pada Klahan.

Dellons mendecih karena tidak terlalu suka dirinya disebut polisi. "Cih, aku ini Agen Evol. Bukan polisi." batinnya.

Dellons mengulurkan tangannya. mereka saling berjabat tangan.

"Dellons,"

"Klahan,"

Bukannya senang, mereka malah memberi expresi kosong. Seolah mereka ini musuh. Padahal, teman dibilang bukan, musuh juga bukan. Cukup membingungkan. 

Klahan memberikan kotak makan pada Gres. "Ambil ini." Gres meraih kotak makan tersebut. Dia melihat isi makanan tersebut adalah bento. Dia ambil sesendok bento dan menyuapi Dellons.

30 Years laterWhere stories live. Discover now