Chapter 27-blackswan

6 1 0
                                    

Sosok gadis bertubuh mungil sedang berjalan menuju ruang operator. Sesampainya disana, dia bertemu dengan sosok pria bertubuh bongsor dan berpakaian serba hitam. Terlihat pria itu duduk di kursi operator dan membelakangi dirinya.

Gadis itu takut jika pria itu akan membalikkan kursinya, karena pria itu merupakan atasan gadis ini. Misi yang ia jalankan gagal. Rasanya ingin meninggalkan pria ini, namun karena ia dipanggil, mau tak mau dia harus berdiri disini hingga pria itu menggubrisnya.

Pria itu membalikkan kursinya dan menghadap gadis ini. Ya, nyawa gadis ini sekarang entah kemana. Mau tak mau, dia harus menerima cacian dari pria menyeramkan ini.

Gadis itu bersusah payah menelan salivanya sembari berkata dalam hati. "Mati aku!" Seketika dia teringat saat di kamar nomor 404, dimana dia gagal menculik gadis kecil berusia 9 tahun. Belum lagi ada 2 Evolver yang nekat masuk ke kamar terlarang hanya demi anak itu. Dan juga sosok pria yang mirip Victor menyelamatkan 3 orang itu.

Tapi disisi lain, dia tidak tau apa alasan Bossnya menyuruh dirinya menculik gadis kecil itu. Bahkan bossnya tidak memberitahukan alasannya.

Pria itu menghela nafasnya sembari memainkan jari-jarinya. "Kali ini aku tidak memarahimu, karena mulutku lelah." Gerutunya. Lalu, dia berdiri dan mengelilinginya.

"Kai, Kai...." Gumannya sebelum jarinya menyentil dahi Kai dan membuat sang empunya merasa kesakitan.

Bayangkan saja, sebuah sentilan saja berhasil membuat Kai kesakitan. Bagaimana jika tuannya menghantam dirinya? Bisa-bisa nyawanya melayang.

"Kau selalu gagal menjalankan misi." Sindir Bossnya.

Kai malas kalau mendengar ocehan Bossnya. Sama seperti Ibunya yang cerewet. Dia pun menutup telinganya.

Bossnya berhenti melangkah. Lalu dia berkata lagi. "Tapi tidak apa-apa. Meskipun kau selalu gagal, tapi aku tidak akan menghukummu." Ternyata Bossnya berbaik hati padanya. Lalu, pria itu memberikan tatapan intimidasi padanya sehingga Kai bergidik ngeri.

"Bukan berarti aku memberimu keringanan. Aku perintahkan kau, ikuti aku!" Seru pria itu.

Kai menegakkan tubuhnya layaknya seorang tentara dan menganguk. Pria itu membalikkan badannya, dan Kai mengikuti setiap langkah bossnya.

Mereka berjalan menyusuri markas, lalu menaiki tangga pertama. Awalnya, Kai mengira hanya sampai di lantai dua. Namun dia harus melanjutkan tangga kedua. Tapi itu tidak masalah baginya. Lanjut lagi ke tangga ketiga, keempat, kelima, keenam, ketujuh, dan seterusnya.

Itu membuat Kai merasa lelah, tapi tidak dengan bossnya. Dia masih hendak menaiki tangga ke delapan. Kai ingin menyerah, Bossnya kesal. Kai takut dengan bossnya, terpaksa dia harus menaiki tangga lagi dan berharap ini yang terakhir kalinya.

Tidak sesuai harapannya, bossnya malah menuntutnya naik lagi ke lantai selanjutnya. Sampai Kai berhenti sejenak dan bertanya padanya.

"Bisakah kita istirahat sebentar? Aku sudah lelah." Keluhnya.

Bossnya mengizinkan beristirahat. Kai duduk di lantai dan bersandar di tembok. Sangkin baiknya, Boss tersebut memberikan satu botol air mineral pada Kai. Dia meraih botol tersebut dan meminumnya.

Kai tidak tahan menahan haus, dia meneguk minuman tersebut sampai habis.

Bossnya berjongkok dan menyamai tingginya. Lalu dia mengajukan beberapa pertanyaan pada bawahannya. "Kau sudah siap?"

30 Years laterWhere stories live. Discover now