Chapter 29-they are gone!

10 1 0
                                    

5.00 PM

Sudah 3 hari Gres tidak bekerja sejak Klahan pergi. Tidak ada yang dia lakukan selain berdiam diri di rumah. Meskipun sudah lama berdiam diri, tapi dia tetap menjalankan tugasnya. Membersihkan rumah, makan, mandi, dan merawat diri. Hanya saja dia tidak mood melakukan hobinya. Kebiasaan menggambar merupakan hobinya pun kini ditinggalkannya. Bahkan, saat teman-temannya mengajak Gres keluar ia menolaknya dengan berbagai alasan.

Sesekali dia juga menangisi Klahan dan Taehyung. Tapi kadang-kadang ia ingin melupakan Klahan, karena dia kesal dengan CEO menyebalkan itu. Atau alangkah baiknya dia hanya menunggu Taehyung saja. Tapi, tetap kedua orang ini tidak bisa dilupakan begitu saja.

Dia meraih ponselnya di ranjang dan mencoba menghubungi beberapa pria yang pernah ia temui selain Klahan, Taehyung, Mercure, dan Teo.

Terlebih dahulu, dia menghubungi nomor Dellons.

Tutt....

Tutt....

Tutt....

Nomor yang anda tuju, tidak dapat dihubungi

"Apa nomornya tidak aktif?" guman Gres bingung. Dia coba hubungi nomor itu sekali lagi, ia tunggu beberapa saat. Namun balasannya tetap sama.

Nomor yang anda tuju, tidak dapat dihubungi

Mungkin Dellons sedang sibuk dengan pekerjaannya. Maka itu, dia tidak ingin menelepon Dellons. Karena nanti akan mengganggu pekerjaannya. Gres beranjak dari ranjang, lalu dia ambil sandal di bawah ranjang. Tujuannya adalah ke rumah Kris.

Tidak perlu naik bus, taksi, atau sepeda motor, dia sudah tiba di rumah Kris yang ada di depan apartemen Gres. Meskipun mereka bertetangga, tapi mereka jarang bertemu, karena mereka punya kesibukan masing-masing. Gres pulang kerja hingga larut malam, sedangkan Kris setelah selesai kerja tidak langsung pulang, dia singgah beberapa tempat seperti bar, cafe, atau ke rumah temannya. Kalau mereka bertemu hanya sesekali, itupun kalau hari libur.

Gres menekan belnya sekali, lalu ia tunggu sebentar. Tidak ada respon. Dia coba tekan belnya kedua kalinya lalu dia diamkan selama beberapa detik. Juga tidak ada respon, dia coba ke tiga kalinya. Tidak ada reaksi apapun.

Mungkin Kris juga sibuk mengajari anak didiknya. Atau Gres yang terlalu khawatir. Dia ambil ponselnya di saku celananya, ia buka layar kuncinya dan segera mencari nomor telepon Kris, lalu dia coba menghubunginya.

Nomor yang anda tuju, tidak dapat dihubungi

"Kemana sih, anak ini?" gerutu Gres panik. Lalu, dia coba hubungi lagi kedua kalinya.

Nomor yang anda tuju, tidak dapat dihubungi

Gres tidak lagi hubungi nomor telepon Kris. Dia simpan kembali ponselnya di saku celananya.

Saat dirinya hendak kembali ke rumahnya, dia tak sengaja bertemu wanita paruh baya yang kebetulan menanyakan dirinya.

"Kenapa kau ada di depan rumah Kris, apa ada perlu dengannya?" Tanya wanita itu dengan sopan.

30 Years laterWhere stories live. Discover now