Chapter 2-Meet Police

27 3 5
                                    

Kringg....

Kringg....

Alarm berbunyi, waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 pagi. Namun Gres masih tidur, tapi dirinya merasa terganggu dengan bunyi alarm itu. Karena alarm masih mengganggu tidurnya, dia mengambil jam itu di nakasnya. Lalu melihat jamnya.

Gres terkejut dan berteriak karena sebentar lagi dia akan terlambat. Tidak ada waktu lagi untuk melakukan apapun. Sekarang, waktunya hanya mandi, berpakaian, dan berdandan. Tidak ada waktu sarapan.

Biasanya, Gres memilih baju sesuai kebutuhannya, kali ini dia hanya asal memilih baju. Mau bajunya matching dengan bawahannya atau tidak Gres tidak peduli. Apalagi sepatunya. Dia juga tidak ber-makeup. Setelah semuanya siap, Gres siap berangkat.

🐻🐻🐻🐻🐻

Gres berlari di sepanjang trotoar. Dia juga tidak sempat memilih transportasi. Jika ada transportasi lewat, dia akan menaikkinya. Nasib sial telah menimpa Gres, dia harus berhenti sejenak karena lampu lalu lintas bagi pejalan kaki saat ini berlampu merah.

Gres mendecak. Mau tidak mau, ia harus menunggunya hingga lampu hijau. Dia melihat jam di layar ponselnya. Sudah menunjukkan pukul 8.47 pagi, artinya dia akan terlambat. Biasanya, dia selalu datang tepat waktu. Baru pertama kali Gres terlambat karena terlalu lama tidur. Jarak antara apartemennya dan kantor sekitar kurang lebih satu setengah jam.

Di balik tembok, sosok pria berpakaian serba hitam sedang melihat beberapa orang yang berdiri di depan jalan raya. Tapi, pria itu sedang memata-matai Gres. Tepat berada di depannya. Gres mendahului orang lain agar lebih dulu ia berjalan. Sementara pria itu mulai mendekati gadis itu.

Lampu masih bewarna merah. Gres sungguh kesal. Padahal, ini sudah jam 9 pagi. Sudah jelas waktunya bekerja. Tapi ia harus menunggu hingga lampu hijau dan waktunya tidaklah singkat.

Pria berhoodie hitam itu semakin mendekati Gres, dan Gres tidak menyadari itu, jika niat pria itu ingin menghabisi nyawanya. Tepat berada di belakangnya, ia mendorongnya saat mobil itu jaraknya sangat dekat dengan Gres.

Sontak Gres pun terkejut dan panik karena sebentar lagi mobil itu akan menabrak dirinya. Ia menangis, ia tak mau melihat kejadian mengerikan ini. Ia tak ingin mati cepat.

Oh Tuhan, aku belum siap mati muda. Masih ada keinginan yang belum kucapai.

Itulah harapan Gres di dalam batinnya.

Tapi jika Tuhan berkehendak lain, tidak apa-apa. Aku ikhlas.

Mobil itu sempat menyalakan klaksonnya dan me-rem. Namun, mobil itu berhenti mendadak. Bukan hanya mobil ini, tapi semua yang ada di sekitarnya bahkan dedaun yang beterbangan pun juga berhenti.

Gres mencoba membuka matanya perlahan. Ia lihat seorang pria berambut pirang ada di depannya. Setelah semua matanya terbuka, barulah ia bisa melihat pria itu dengan jelas.

Yang paling mengejutkan lagi, Gres masih hidup. Pria itu tengah membopongnya. Seketika ia teringat sesuatu di masa lalu.

Sosok pria berstelan serba hitam sedang membopong [y/n]. Dia diselamatkan pria itu dari kecelakaan yang direncanakan Blackswan. Adalah Victor. Dia juga kembali teringat semasa kecilnya yang juga menyelamatkan gadis kecil ini.

30 Years laterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang