Chapter 11-Gavin?

9 1 0
                                    

Seorang pria yang mirip dengan Shaw namun berambut coklat telah menembaki adiknya. Ya, adiknya sendiri. Pria itu sungguh tega pada saudara kandungnya sendiri. Melihat Shaw yang sudah tidak bernyawa dengan dibanjiri banyak darah, dirinya hanya bisa diam. Ia pun meninggalkan adiknya. Namun, saat dirinya hendak melangkah, kakinya terasa ditahan. Ia pun menoleh ke bawah.

Ternyata Shaw yang menahan kakinya. Terlihat Shaw hendak merangkak. Kemudian, Shaw perlahan berdiri. Dia pun berhasil berdiri meski badannya masih gemetaran. Ia mengangkat kepalanya dan melihat sang kakak.

"Tega-teganya kau membunuh adikmu sendiri, Gavin!" Desisnya.

"Kita bukan saudara kandung, karena kau anak haram." Desak Gavin.

Shaw pun geram. Dia merogoh sesuatu di kantong jeansnya. Dia mengambil pisau lipat dan menusuk mata kiri Gavin.

Gavin merasakan sakitnya yang luar biasa sembari menutup matanya dengan kedua tangannya yang kini juga dilumuri cairan merah. Matanya mengeluarkan banyak darah. Dia pun tergeletak di bawah. Shaw melangkah kedepan dan menginjak kepala sang kakak.

"Aku memang sudah mati, tapi aku bangkit kembali menjadi zombie...." Ucap Shaw datar. Kemudian, kakinya berpindah ke dada Gavin.

Gavin mendecak sembari memegang matanya yang kini buta.

"Maka itu, nyawa harus dibayar dengan nyawa juga." Sambungnya.

"Aku ingin, kita sama-sama mati. Maka itu, ucapkan selamat tinggal pada dunia." Ucap Shaw sebelum menginjak dada Gavin kuat-kuat hingga Gavin kehilangan nafas. Kemudian, dia meninggal.

Ace terbangun dari tidurnya. Nafasnya terengah-engah. Dia benar-benar shock dengan mimpi mengerikannya itu. Benar, selama ini Ace selalu memimpikan Gavin. Dia tau ciri fisiknya dan namanya, tapi ia tak tau siapa sosok di balik Gavin. Ia merenungkan mimpinya sejenak, lalu ia berusaha melupakan mimpi tersebut.

Perlahan mimpinya pun terlupakan, Ace segera melakukan pemanasan. Kemudian, dia melakukan ritual paginya, yaitu mandi. Lalu, ia berpakaian dan berdandan. Kemudian, ia pergi.

Ace mengambil motor besarnya di garansi dan menyalakan motornya. Dia akan menuju ke kampus.

🐻🐻🐻🐻🐻

Ace sudah tiba di kampus, ia parkirkan motornya di parkiran. Dia menuju ke taman dan menemui teman-temannya. Setelah berada di taman, tidak ada teman-temannya disini. Bahkan tidak ada satupun orang disini. Ya, dia sendirian disini. "Tumben tidak ada orang disini, biasanya orang pada ngumpul." Guman Ace bingung.

Biasanya, taman kampus ini paling ramai dikunjungi mahasiswa kalau lagi hangout. Namun kali ini, seperti kuburan.

Sampai suatu hal yang tak terduga, dia mendengar nama sosok dirinya di dalam mimpi.

Gavin....

Awalnya pendengaran Ace samar-samar. Dia tidak mempermasalahkan hal itu, namun makin lama, dia makin panik.

30 Years laterTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon