Chapter 14-fail aesthetic

11 1 0
                                    

3 hari telah berlalu, liburan musim panas masih belum berakhir. Anak Sekolahan dan para pekerja masih libur, meski tidak semua jenis pekerjaan diliburkan. Mereka masih menikmati liburan musim panas ini, termasuk 5 sekawan ini. Kali ini mereka tidak mampir di cafe Mercure atau liburan di kota lainnya, tapi mereka memilih camping di hutan rindang karena ingin mencari suasana baru.

Terlihat Rin, Gres, dan May sedang menyiapkan bekal-bekal yang mereka bawa, sementara Mercure dan Teo memasang tenda. Setelah semuanya sudah siap, Rin menaruh makanan yang telah mereka persiapkan. Teo mengambil meja lipat dan menaruh makanan-makanan. Bekal yang mereka bawa adalah hasil masakan 3 gadis ini. Namun, ada beberapa makanan yang mereka beli dari Black market, dan tentunya semua minumannya mereka beli.

"Ambil kursi lipatnya," teriak Teo memerintah Mercure.

"Sebentar," Mercure tengah mengambil kursi lipat.

Semuanya sudah siap, mereka pun bisa menikmati hidangan yang dimasak 3 gadis ini. Dalam hati Mercure, apa masakan mereka lebih enak daripada masakannya? Yah, menurutnya, wanita biasanya bisa memasak dan masakannya pasti enak. Sementara dirinya pemilik Cafe yang sudah pasti punya skill memasak. Kurang logika juga, membandingkan dirinya dengan beberapa wanita yang dituntut harus bisa memasak.

Gres melihat banyak hidangan yang mereka masak. Ada udang, ayam goreng, ikan tuna, dan berbagai macam kue. Gres juga melihat pemandangan di sekitar hutan ini. Indah dan seperti Taman di Loveland. Tidak seperti hutan pada umumnya terkesan suram. Daripada terus-menerus melihat-lihat tidak jelas, lebih baik dia isi perutnya dengan makanan hasil masakan mereka bertiga.

Satu gigitan, Mercure merasakan udang di mulutnya. Enak, tapi monoton. Dia tidak peduli mau ini masakannya siapa tapi terasa monoton. Yah, dia pernah merasakan masakan Ibunya saat masih hidup. Sama saja. Baginya, hampir semua masakan perempuan yang dia temui rasanya sama. Tapi dia tak ingin mengungkapnya karena takut tidak menghargai masakan wanita. Meskipun begitu, dia tetap memakannya. Mungkin Mercure terlihat sombong, ada benarnya. Tapi dia tidak sesombong itu.

Sedangkan Teo adalah orang yang suka makan. Apapun makanannya, bagaimana pun rasanya, semua dia makan, kecuali kalau tidak enak. Teo mengambil porsi yang paling banyak. Dia tak peduli jika temannya tidak kebagian, yang penting dia embat. Bahkan May sempat memarahi Teo yang mengambil terlalu banyak. Akhirnya, Teo menyudahi makannya.

Lain lagi dengan 3 gadis ini, sudah jelas terasa enak di mulut mereka. Mereka mengambil makanan sesuai yang mereka mau.

Mereka telah siap makan makanan berat, tinggal makan makanan penutup dan minum. Setelah siap makan, mereka melakukan kegiatan yang sesuai mereka inginkan. Dimulai dari Rin dan May mengambil bunga di penjuru hutan, Mercure yang sedang memancing, Teo yang tengah memfoto pemandangan hutan, dan Gres merebahkan diri di atas rumput sembari bermain ponsel.

Teo melihat tembok bobrok yang dikelilingi banyak tanaman indah. Teo lihat ada bunga Dandelion, bunga Daisy, dan rumput-rumput. Kebetulan ada kupu-kupu cantik bewarna ungu yang hinggap di bunga. Disana ada seekor rubah yang tengah duduk di dekat tembok tersebut. Rubah itu bukan duduk, melainkan sedang pup. Tanpa ragu, Teo pun memfoto tembok itu, tembok tersebut ada tulisan yang tidak ia ketahui.

Beberapa di antaranya hanya sedikit yang bagus. Dia langsung mengganti foto profil di Line. Tanpa Teo sadari, fotonya akan jadi bahan tertawaan oleh lainnya. Terutama pada Mercure.


🐻🐻🐻🐻🐻


Gres tengah bermain ponselnya. Dia men-chat nomor misterius yang diduga Ace. Ia teringat kemarin saat dirinya di telepon seseorang dan mengaku Ace. Tapi dari segi suara, dia memang Ace. Tapi, dia bilang kemarin dia tau nomornya dari Instagram. Memangnya, dia menulis nomor ponselnya di bio?!

30 Years laterWo Geschichten leben. Entdecke jetzt