Aku tidak akan menyalahkannya karena masalah ini. Seharusnya aku menyadari jika Travis tidak akan menerima keadaan ini begitu saja. Bagaimana bisa ia menerima kenyataan jika seseorang yang dikasihinya pergi meninggalkannya tanpa alasan yang jelas? Bukankah kau pernah mengalami hal yang sama dengan ini, Anniemarie?

"Annie-"

"Amelia... Tidak apa, semua baik-baik saja. Kami sudah menemukan Travis."

Aku tidak akan memberitahu Amelia jika aku menemukan Travis dalam keadaan terburuknya, tertahan di sebuah penjara karena ulahku, ulah gadis tidak berguna ini. 

Ya Tuhan... semua hal buruk yang terjadi padanya adalah salahku.

"Benarkah? Apa semuanya baik-baik saja?"

Mengatakan yang sebenarnya pada Amelia hanya akan membuat wanita itu semakin merasa bersalah atas apa yang telah terjadi, sementara yang harus disalahkan dalam hal ini adalah diriku.

"Ya, tentu saja, semuanya baik-baik saja."

Hening, sejenak tidak ada pembicaraan di antara kami. Dan karena tidak ada suara di seberang sambungan telepon itu, aku memutuskan untuk kembali membuka bibirku dan mengatakan ini padanya.

"Sekarang, tolong tenangkan dirimu. Aku akan kembali meneleponmu setelah keadaannya lebih kondusif."

"Kau tidak berbohong padaku bukan mengenai ini?" 

Amelia tampaknya menyadari ada sesuatu yang salah dengan ini, tetapi lagi-lagi aku mencoba untuk meyakinkannya.

"Tidak, tentu saja tidak. Sekarang jangan memikirkan hal apapun yang membuatmu merasa tidak nyaman. Aku berjanji akan segera menghubungimu."

Ketika hendak mematikan sambungan telepon itu, Amelia menahanku dengan mengatakan sesuatu yang membuat perasaanku menghangat.

"Berjanjilah padaku untuk menjaga dirimu, Annie."

Dengan refleks, aku menganggukkan kepalaku menjawabnya. Dan tanpa sadar air mata sudah keluar dari sudut mataku.

"Ya, aku berjanji padamu, Amelia." Ucapku sebelum kemudian mengakhiri sambungan telepon itu.

***

Sesampainya di kantor polisi, aku dengan segera menurunkan diriku dari mobil kemudian berlari masuk ke dalam sana.

Dengan kaki bergetar, aku mencoba menguatkan diriku untuk tetap berdiri dengan kokoh, kemudian melemparkan pandanganku ke seluruh penjuru ruangan, dan tidak ada ayahku di sana, satu-satunya orang yang menjadi harapanku untuk menyelesaikan semua masalah ini. Namun, pandanganku malah menemukan seseorang yang begitu kukenali, seseorang yang terlihat sedang duduk di sebuah tempat dengan jeruji besi yang mengelilinginya, dengan kedua tangannya yang menutupi telinganya... Dengan beberapa bagian tubuh yang terlihat tidak baik-baik saja.

Ya Tuhan, Travis...

Tanpa sadar, langkah kakiku membawaku berjalan mendekat ke arahnya.

"Travis?" Panggilku lirih, dan pria itu tidak menggubrisku.

"Travis?" Panggilku sekali lagi.

Rasanya kakiku terasa lemas sekarang, hingga membuatku terduduk di sana. Air mata tidak bisa berhenti mengaliri kedua sisi wajahku.

Secara perlahan, tanganku terangkat menggenggam jeruji-jeruji besi itu, kemudian menggerak-gerakkannya, berharap dengan melakukan itu aku akan bisa membawa Travis keluar dari sana.

"Travis!"

Pria itu sekali lagi tidak menggubris panggilanku.

Tidak, mereka tidak bisa melakukan hal seperti ini pada Travis, karena ia sama sekali tidak bersalah dalam hal ini! Pria ini hanya pria kurang beruntung yang harus berurusan dengan gadis sepertiku.

"Tolong lepaskan dia! Ini semua salahku!" Teriakku sembari menegakkan tubuhku dan menatap pada orang-orang berseragam di sana.

"Aku yang membawanya pergi! Aku yang menusuk seorang siswa bernama Steve itu! Aku yang melakukannya! Bukan dia!"

Aku tidak bisa menghentikan tangisku ketika mengatakannya. Sementara orang-orang di sana hanya menatapku dengan pandangan kebingungan, kecuali satu orang itu. Satu orang yang baru saja datang dari pintu yang sama yang membuatku bisa sampai ke tempat ini.

"Hentikan ini... Annie."

Bianca. Ibu Travis.

Wanita itu datang dengan wajah sembamnya, dan dengan tatapan dingin yang begitu menusukku. Ia juga terlihat lelah untuk kembali berhadapan denganku.

"Tidak ada gunanya kau melakukan hal seperti ini, karena mereka akan tetap membuat putraku bersalah."

Tidak, Bianca tidak mengatakannya untuk membuatku tenang. Ia mengatakannya untuk membuatku merasa bersalah dengan semua ini. Ia sudah berhasil, bahkan sebelum dirinya melakukannya.

"Bianca..."

"Mengapa kau tidak melakukan apa yang kuminta? Apa sulitnya menjauhi putraku yang memiliki banyak kekurangan itu? Mengapa kau terus mendekatinya seperti ini?"

Aku menggelengkan kepalaku segera setelah mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir Bianca itu... Ya, aku memang bersalah karena tidak bisa menghentikan diriku untuk tidak mendekat pada putranya dan berhenti menyakitinya. Namun, mengenai Travis yang memiliki banyak kekurangan... Tidak, pria itu bahkan tidak memiliki satu kekurangan pun di mataku.

"Bianca..."

"Lihat dia sekarang, sekalipun dia tidak normal, dia hanya ingin hidup seperti kebanyakan anak seusianya, tetapi mengapa ia harus melalui hal seberat ini?" Bianca mengatakannya dengan nada suara yang begitu dingin.

"Mengapa Annie?"

Mengapa? Karena ini semua adalah salahku... aku tidak segera menjauhinya setelah Bianca memperingatkanku tentang ini.

Jika saja saat itu aku melompat dari jembatan itu, sekalipun aku tidak berakhir mati setelahnya, bukankah semua ini tidak akan terjadi?

Aku tidak akan lagi merasakan penderitaan karena ketidakpedulian ayahku, aku tidak akan membuat Travis berada dalam banyak masalah, aku tidak akan membuat Bianca dan Nana merasa terluka, dan aku tidak akan merasakan perasaan menyenangkan yang pernah kulalui bersamanya!

Perasaan menyenangkan? Kau pikir itu penting ketika kau hanya bisa membuat pria itu hidup dalam penderitaan?

"Anniemarie." Panggil Bianca dengan bersungguh-sungguh.

"Jika sekali lagi... Sekali ini saja, aku memintamu untuk kembali meninggalkannya, apa kau akan mengikuti ucapanku?"

Pertanyaan itu... Akankah Aku bisa melakukan apa yang diinginkan Bianca? Jika dengan ini aku bisa melepaskan Travis dari luka yang terus kutorehkan padanya, apa aku bisa melakukannya?

"Kumohon, untuk sekali ini saja... menjauhlah darinya."

***

Travis Mason [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang