33. Identifikasi Tiga Meter

1.4K 392 55
                                    

Vote dulu ya:)

"Bersyukurlah seakan-akan kamu orang yang paling beruntung di dunia. Dan, bekerja keraslah seakan-akan kamu orang paling bodoh di dunia."
IQ (F=m.a)

"Bagaimana jika kita mengajukan hukuman ke pihak pemerintah, untuk remaja yang memiliki IQ tererendah harus diasingkan selama satu tahun. Agar setiap anak lebih terpacu untuk meningkatkan IQ dan kemampuannya."

Usulan dari Lopika membuat Nakula menoleh ke arahnya. "Jangan aneh-aneh, itu namanya bukan memacu motivasi tapi membebani anak-anak."

"Jangan tanggung-tanggung. Hukuman mati saja bagi anak dengan IQ terendah. Kalau perlu buat undang-undangnya, di sini ada anggota DPR dan MPR kan?" tambah Idaline.

Seluruh mata menatap Idaline, yang ditatap terlihat biasa saja. Duduk santai dan lanjut menikmati makan malamnya. Alexon selaku anggota DPR tak habis pikir dengan isi otak wanita bau tanah seperti Idaline.

"Itu namanya kekejaman terhadap anak-anak. Lagipula kalau dibuat peraturan seperti itu yang ada anak muda tidak akan tinggal diam dan melakukan demo setiap hari, belum lagi membuat Undang-Undang tidak semudah itu, perlu melewati banyak tahapan, tidak akan cukup waktu."

"Kira-kira siapa yang akan menjadi peringkat pertama di IQ Classification tahun ini?" tanya Bunga, seorang istri dari keluarga Alexon yang menempati posisi ke-enam tahun lalu. Bunga seolah sedang mengalihkan topik pembicaraan yang mulai memanas.

Nakula menatap Idaline yang sedari tadi hanya tersenyum. Seolah-olah meremehkan pertanyaan yang dilemparkan oleh Bunga di ruangan ini, ruangan khusus orang tua. Alasan mereka menggunakan ruangan terpisah, ya, agar anak-anak mereka tidak mendengar obrolan ini.

"Sudah pasti Kishika, dia selalu mendapat peringat pertama dan IQ tertinggi selama ini," sahut Manendra menimpali sekaligus menyombongkan prestasi anaknya. Sebenarnya, tidak sepenuhnya berniat sombong, Manendra bangga dan membicarakan kenyataan.

Lopika yang telah meneguk habis jus melonnya ikut menimpali. "Bisa saja Xena. Dia selalu peringkat dua di IQ Classification. Anak saya orang yang ambisius, dia pasti terpacu untuk mendapat peringkat pertama tahun ini."

"Sepertinya, Trayi bisa jadi melesat jauh dari tahun kemarin. Dengar-dengar dia mendapat peringkat satu Try-Out bulan ini. Selamat ya, Elee."

Elee hanya tersenyum simpul menanggapi perkataan Alexon. "Nawasena juga jadi kandidat kuat," celetuk Elee seraya menatap Prisa yang terlihat tidak suka dengan celetukan Elee tentang anaknya.

"Saya tidak mempermasalahkan Nawasena IQ-nya berapa, dia atlet kebanggaan, selain mengandalkan otak juga dia mengandalkan fisiknya."

"Iya, sampai masuk berita karena hampir membuat orang lain sekarat, kan?"

Sahutan dari mulut Bunga membuat Prisa semakin menajamkan tatapannya. "Anak saya hanya melindungi anak Lopika. Jangan menebar hoax tentang Nawasena."

Bunga mendapat sikutan pelan dari suaminya, Alexon. Membuat wajah wanita itu menjadi kecut sama seperti perasaan Prisa saat ini.

Di sisi lain, Prisa juga sangat iri pada pasangan suami-istri yang hadir malam ini. Prisa merindukan kehadiran Bimasena, yang selalu membela dirinya dan Nawasena.

Kini, dia hanya dapat mengandalkan dirinya sendiri untuknya dan untuk Nawasena.

"Bagaimana dengan Zisel sendiri? Anak itu masih satu tingkat di bawah Xena sejak lahir?" tanya Idaline pada Alexon yang tampak sangat santai sekali malam ini.

Ucapan Idaline membuat Lopika tersenyum bangga melihat Bunga yang terlihat jengkel dan juga Alexon yang sepertinya sudah tidak nyaman dengan percakapan malam ini.

IQ (SELESAI)Where stories live. Discover now