25. World Wide Web

1.7K 413 26
                                    

Jangan lupa vote sama komen ya, sebagai bentuk support dan tanda kalian suka baca cerita ini, makasih <3

πππ

Malas itu ada karena kekurangan motivasi, katanya.

Ada benarnya, tapi kalau aku lebih sering malas karena merasa sekuat tenaga aku berusaha, tetap saja tidak bisa lebih baik dari yang sebelumnya.

Akan tetapi, seseorang pernah mengatakan, kalau manusia tidak berusaha dalam hidupnya, lalu bagaimana dengan nasibnya?

Dunia ini dikelilingi banyak orang yang sedang mempertahankan dan juga memperbaiki nasibnya. Tugas kita berdaptasi dengan cara berusaha, semampunya.

IQ (F=m.a)

Idaline sudah tiga hari dipulangkan ke rumah. Sejak saat Idaline menginjakkan kaki di sini lagi, semua orang terlihat seperti biasa-biasa saja. Kecuali Trayi, yang heran sendiri.

Kenapa bisa? Kenapa Kishika berani satu atap dengan Idaline yang hampir mati di tangannya? Kenapa Idaline seakan lupa tentang kejadian yang hampir merebut nyawanya?

Kenapa Manendra, Elee dan Ekadanta juga terlihat santai saja? Bahkan para wartawan yang sering datang mengerubungi rumah sudah tidak berdatangan. Berita-berita yang setiap hari terdengar, sejak tiga hari lalu sudah tidak diungkit kembali ke permukaan, padahal belum ada suatu penyelesaian.

Trayi benar-benar penasaran. Apa rahasianya? Bagaimana cara kerjanya? Kenapa tidak ada yang memberitahunya? Apa karena dia satu-satunya yang bodoh di sini?

Malam hari, ketika Kishika pergi bersama Manendra ke luar. Elee dan Ekadanta juga sedang merayakan anniversary bersama di sebuah hotel. Dan Idaline yang sedang mengistirahat dirinya di kamar agar segera pulih, Trayi menekatkan diri untuk masuk ke dalam kamar Kishika.

Sekitar setengah jam Trayi mengobrak-abrik kamar Kishika secara perlahan agar tidak berantakan, Trayi menemukan sebuah obat. Obat yang tak pernah Trayi lihat.

Obat yang entah Kishika konsumsi atau tidak, akan tetapi Trayi memilih untuk mengambil satu tablet obat yang kini dia genggam erat-erat.

πππ

"Shika, Papi mau ke hotel sebentar, ada meeting mendadak. Kamu pulang sama Sījī, ya? Bentar lagi datang."

Sījī dalam bahasa China artinya sopir.

Kishika yang baru saja menelan potonan steak terakhir hanya mengangguk pasrah. Bagaimana pun, papinya harus menjankan profesinya mengurus hotel Ranajaya. "Pi," panggil Kishika setelah meneguk segelas jus peach-nya.

"Iya, kenapa Shika sayang?"

"Shika punya cita-cita baru, mau bunuh orang yang bikin mami meninggal."

Manendra sangat terkejut. Tenggorakkannya tercekat, lagi. Akan tetapi Manendra segera menetralisir perasaannya. Manendra tersenyum seraya mengusap pucuk kepala Kishika. "Memangnya Shika mau seperti Qabil?"

"Ya, enggak mau, tapi kalau disuruh pilih mau jadi Habil atau Qabil, Kishika lebih gamau jadi Habil yang meninggal padahal takdirnya udah bagus dapat istri yang cantik."

"Qabil bahkan menyesal ketika sudah menyadari perbuatannya. Bahkan Rasulullah bilang, Qabil adalah salah satu manusia yang paling celaka."

"Dan kamu perlu tau, perasaan yang paling menyakitkan itu adalah sebuah penyesalan terdalam, Shika."

IQ (SELESAI)Where stories live. Discover now