21. Butuh kejelasan

938 82 7
                                    

-HAPPY READING-

"Jawab gue, Saga! Gue bingung, sebenarnya apa yang terjadi diantara kita?" Nafika menatap sayu Saga dengan mata yang terus meneteskan bulir-bulir air.

Melihat Nafika yang menangis membuat Saga merasa kesal terhadap dirinya sendiri. "Gua ... Gua lakuin ini demi kebaikan lo-"

"Kebaikan gue yang mana?!" pekik Nafika mendorong dada Saga.

"Kebaikan yang dimana lo tiba-tiba jadi saudara angkat gue, terus berpura-pura peduli dengan gue padahal begitu banyak rahasia yang lo sembunyikan dari gue! Itu namanya kebaikan buat gue?" Nafika memandang sinis Saga. Tangannya dengan kasar menghapus air mata yang terus memaksa turun.

2 tahun menjadi saudara Saga belum bisa di terima oleh Nafika. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal. Dimana, Saga tiba-tiba di angkat menjadi saudaranya, padahal keluarga dari pihak orang tua Saga masih sanggup untuk mengurus cowok itu. Tapi kenapa dia malah menjadi saudara Nafika, lalu mereka menjadikan alasan itu supaya Nafika dan Saga tidak bisa menikah.

Pada awal Saga masuk ke rumah, Nafika sangat marah. Dia bingung sekaligus sedih. Dia bertanya dan terus bertanya kenapa Saga menjadi saudaranya, tapi semua orang mengatakan bahwa itu yang terbaik untuk Saga dan Nafika. Meski mereka tahu, bahwa Nafika sejak kecil secara terang-terangan mengatakan pada orangtuanya dan orang tua Saga bahwa ia menyukai cowok itu.

Bibir Saga terasa sangat kelu. "Gua ga ada nyembunyiin apa pun dari lo, percayalah."

"Bohong! Pembohong! Karin bilang lo nyembunyiin sesuatu dari gue!" teriak Nafika parau. Dia tidak peduli dengan mang Diman dan Bibi Dera yang keluar setelah mendengar teriakannya.

Saga terkejut mengetahui Karin mengatakan hal seperti itu pada Nafika. Rahangnya mengeras.

Dengan kondisi menangis sesenggukan Nafika menatap Saga memelas. "Gue ga tahan hidup kebingungan gini. Sekali aja jawab pertanyaan gue, kenapa gue ga inget apa pun tentang masa kecil gue bareng lo?"

Saga memalingkan wajahnya bersalah. "Gua ga bisa ngasih tau itu."

"Gue mohon, cukup yang itu aja lo jawab Saga. Gue cuma mau tau kenangan kita dulu, gue ngga peduli apa pun rahasia yang lo sembunyikan dari gue. Gue cuma mau ingat lo yang dulu." Tubuh Nafika merosot ke tanah. Lututnya terasa sangat lemas hingga tidak bisa menahan berat tubuhnya lagi.

Bibi Dera langsung datang menghampiri Nafika, memeluk tubuh kecilnya. "Kita masuk ke dalam dulu ya-"

Nafika menepis tangan Bibi Dera. "Fika ga mau masuk sebelum kalian kasih tau kenapa Fika bisa lupa dengan masa kecil Fika!"

"Tau tentang itu cuma buat lo terluka lagi, Fika!" Saga mengeram frustasi.

"Gue lebih terluka kalo gue hidup tanpa tau apa pun tentang gue! Ini hidup gue Saga, gue berhak tau apa yang terjadi sama gue!" Nafika meremas rok yang ia kenakan, menangis lebih kencang dari tadi. "8 tahun gue hidup dengan penuh pertanyaan, tanpa tau kenapa gue bisa lupa."

Mata Saga ikut memanas melihat kondisi Fika yang kacau. Lagi-lagi dia mengingkari janjinya dengan adik kecilnya itu. Saga berjongkok menatap Nafika dengan raut wajah yang tidak bisa Naika mengerti. Mata Saga terlihat menyembunyikan banyak luka, tapi dari deru napasnya Saga terlihat marah.

Dear Nafika badbaby sist!Where stories live. Discover now