12. Pencuri mangga

1.1K 89 169
                                    

-HAPPY READING-

Nafika menundukkan kepala lesu. Perasaannya benar-benar kacau. Saga? Bisa tersenyum dan tertawa selebar itu? Bagaimana bisa.

"Saga dari dulu emang dingin begitu?" tanya Anna di sebelah. Sedikit berbisik karena sedang ada guru di depan.

"Dia jadi dingin gitu sejak kematian kedua orang tuanya." Nafika menjawab pelan. Matanya menangkap punggung Saga yang ada di depan. Dan di sebelahnya ada Karin. Mereka berdua sedang menjawab soal Biologi yang dijelaskan Ibu Ara.

Pemandangan di depan membuat Nafika menyesal masuk kelas. Harusnya dia bolos saja sampai jam pelajaran terakhir. Lihat Saga, dia bahkan tidak bertanya kenapa dia ke UKS atau jika dia tau Nafika bolos kenapa dia tidak bertanya apa alasan Nafika. Dia lupa atau memang tidak peduli?

Sentuhan lembut Anna membuat Nafika menoleh. "Hanya karena ke datangan saingan baru, lo jangan sampai nyerah. Lo suka dia 'kan? Lo harus kejar."

Nafika tertawa pelan. "Kenapa tiba-tiba lo dukung gue gitu? Bukannya lo nyuruh gue lupain Saga?"

"Entahlah. Gue cuma merasa kalau hadirnya Karin bisa membuat renggang hubungan kalian," kata Anna memandangi Saga dan Karin yang sedang menjawab pertanyaan Ibu Ara.

Karin dengan mudah berbaur pada semua murid kelas. Kepribadiannya yang ramah dan baik membuat semua orang tertarik. Terlebih lagi dengan cerita bahwa dia adalah rival Saga. Tidak sedikit orang yang membandingkan Nafika dan Karin.

Nafika kembali menundukkan kepala. "Lo mau tau kenapa gue nangis kemarin, Ann?"

Anna berdehem. Dia penasaran. Tapi dia tidak ingin membuat suasana hati Nafika kembali kacau.

"Gue lihat Saga."

"Gue juga tahu itu, Fika."

"Dia ketemu Veya."

"EHHH?!!" Anna berseru kencang, bahkan berdiri. Membuat dia menjadi pusat perhatian.

"Ada apa? Anna?" Ibu Ara yang sedang mengecek jawaban Saga dan Karin bertanya.

Anna menggeleng kikuk. "Anu ... Tadi ada kecoa, Bu! Iya kecoa, jadi saya reflek teriak."

Teman-teman sekelas tertawa. Ibu Ara menggelengkan kepala. Ada-ada saja.
Anna kembali duduk.

"Lo serius, Fika? Mereka rapat Osis lagi?" Kali ini Anna memelankan suaranya.

Nafika menggeleng. Kepalanya masih tertunduk. "Mereka pakai baju couple."

"Saga bajingan!" Anna mengumpat pelan, mengepalkan tinju. Setelah dia menyakiti Nafika menggunakan Veya, sekarang dia mau menunjukan kedekatan dia dan Karin.

Nafika mengangkat kepala, menghembuskan napas pelan. Puuh! Dia benar-benar tidak kuat berada di kelas. Setiap dia melihat ke arah meja Saga, ada Karin. Meja mereka berdekatan. Saga di dekat tembok sedangkan Karin ada di belakang Saga.

"Gue bolos ya, Ann?" Keputusan final.

-dear nafika-

"Aahh! Rooftop emang tempat terbaik buat bolos!" Nafika berteriak kencang. Membiarkan rambut panjangnya berterbangan tertiup angin.

Hembusan angin membuat perasaan Nafika sedikit tenang. Matanya sibuk mengawasi murid-murid yang tengah berolahraga. Dia sudah bolos pelajaran dari pagi. Semoga saja Aira tidak mengetahuinya.

Dear Nafika badbaby sist!Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora