15. Old love

1.2K 106 21
                                    

-HAPPY READING-

Suasana hati Nafika membaik ketika sudah berada dalam kelas. Tentu penyebabnya karena dia bisa menatap Saga sepanjang jam pelajaran berlangsung. Anggap saja menatap Saga adalah penaik mood yang bagus untuk Nafika.

Perasaan senang itu sayangnya hanya sebentar. Hilang karena salah satu guru Fisika memanggil Saga dan Karin.

Pandangan Nafika terpusat pada Bu Shinta selaku guru Fisika. Beliau berbincang bersama Bu Ara yang sedang mengajar.

"Begini, Bu. Mereka berdua di panggil ke kantor oleh Kepala Sekolah," jelas bu Shinta ketika bu Ara bertanya.

Ibu Ara mengangguk mengerti, menoleh kepada Saga dan Karin. "Kalian segera ke kantor."

Saga dan Karin tersenyum dan mengangguk. Keduanya pergi meninggalkan kelas.

Nafika membuka mulutnya lebar. "Astaga? Mereka kemana? Kok ke kantor? Mereka kena skandal?"

Geplak!

Anna memukul kepala kosong Nafika dengan buku paket yang dia baca. Menggeram kesal. "Otak lo ini emang aneh semua isinya!"

"Duuhhh! Anna, ini tu tentang masa depan gue. Kalau Saga sampe nikah sama orang lain, gue ga akan nikah!" sembur Nafika ketus. Memalingkan wajah kesal karena Anna mengatainya aneh.

Anna menepuk dahi. Menjewer telinga Nafika. "Denger ya! Omongan itu adalah doa. Lo mau sampai tua ga nikah hanya karena gagal jadi jodoh Saga?"

"Iyalah! Engga sama Saga maka ga sama siapa pun!" tekan Nafika mantap. Melemparkan tatapan meledek pada Anna.

Sudah sangat jelas Nafika tidak pernah membayangkan dia akan menikah dengan orang lain. Cintanya itu hanya untuk Saga. Dan itu mutlak.

"Lo ini emang orang paling stres yang pernah gue temuin," jawab Anna meletakan kasar buku paket di atas meja. Kembali fokus pada materi, mengabaikan setiap Nafika bergumam. Mendengarkan ucapan Nafika yang di luar nalar adalah salah satu jalan menaikan emosi dan darah tinggi seseorang.

Nafika berkali-kali menguap selama jam pelajaran. Hilangnya Saga dari pandangan Nafika benar-benar membuatnya seperti orang gila. Mengantuk, menjahili Anna, melempar Rega dengan kertas, duduk di lantai diam-diam. Anna benar-benar melatih kesabarannya hingga tingkat tertinggi.

Bel istirahat berbunyi. Waktu yang sangat Nafika tunggu. Dia benar-benar tidak bisa tenang jika Saga menghilang dari pandangannya. Buru-buru Nafika melangkah keluar, bahkan mengabaikan teriakan Anna. Peduli amat dengan Anna, cewek itu selalu mengomel pada Nafika jika membahas Saga. Maka Nafika biarkan cewek itu memiliki waktu untuk berduaan dengan kekasihnya Rega.

Nafika terus berlari kecil menelusuri koridor. Tersenyum kala ada yang menyapanya. Jika kalian mengira Nafika tidak laku hingga mengejar Saga seperti itu maka kalian salah besar. Nafika salah satu cewek populer di sekolahnya yang otomatis banyak diinginkan oleh cowok mana pun, baik satu sekolah atau dari sekolah lain. Namun sayang sungguh sayang, cinta Nafika itu buta. Dia hanya tau Saga. Tidak ada orang lain di dalam pandangan dan hati Nafika.

Sepanjang perjalanan menuju kantor Kepala Sekolah, Nafika berlari kecil. Napasnya tersengal dengan keringat yang membasahi pelipisnya. Ternyata benar, Nafika jago lari hanya ketika dia dirasuki khodam.

Dear Nafika badbaby sist!Where stories live. Discover now