16. Hujan with Reo

1K 100 23
                                    

-HAPPY READING-

Langit sudah mulai gelap, tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Nafika dan Saga sepanjang hari bercakap-cakap bersama di rooftop. Sangat menyenangkan bagi Nafika bisa berbincang dengan Saga seperti itu. Meski Saga sangat kaku, hal itu menjadi daya tariknya.

"Ngomong-ngomong tumben banget lo ngajak gue bolos. Lo ga takut kena marah Mama Papa?" Nafika bertanya.

Meski bukan anak kandung Aira dan Dirga, Saga dituntut cukup keras oleh mereka, karena Saga adalah ahli waris mereka dan mendiang ayah Saga. Setidaknya Saga akan mengurus semua perusahaan Dirga hingga Nafika mampu mengurusnya sendiri.

Saga menarik napas dalam, menatap lamat Nafika. "Gua ada alasan lakuin ini, dan udah minta izin juga."

"Sama mereka?"

"Iya. Mama dan Papa tau kita bolos," jawab Saga seadanya.

Nafika membulatkan mata tak percaya. "Serius?"

"Ngga ada untungnya gua bohong."

Nafika mengatupkan mulutnya. Merasa ada sesuatu yang tidak enak. Untuk apa Saga mengajaknya bolos dan meminta izin kepada orangtuanya?

"Gua ikut olimpiade besok." Saga berkata samar, memalingkan pandangan dari Nafika.

"Olimpiade?" Nafika mengulangi, bertanya.

"Iya. Bareng Karin."

Sontak, semua wajah antusias Nafika hilang. Senyum manis yang tadi menghiasi wajah cantiknya berganti dengan wajah datar. Bibirnya seakan-akan terkunci, tidak bisa mengatakan apa pun.

"Fika?" Saga menatap ragu Nafika yang terlihat kecewa.

Nafika merapikan seragamnya, berdiri dengan wajah dingin. "Jadi cuma buat izin aja semua tingkah manis lo ini? Cuma biar gue ga ganggu kalian?"

"Bukan gitu—"

"Udahlah, gue males. Tenang aja, ga usah izin, gue juga ga peduli mau lo sama Karin ada hubungan spesial. Dia kan emang yang paling dekat sama lo, paling bisa bikin lo senyum dan nyaman." Nafika tersenyum kecut, berbalik. "Gue kira semua tingkah manis lo itu karena lo udah mau buka hati buat gue. Tapi ternyata gue terlalu berharap lebih."

Suasana di rooftop menjadi lengang. Menyisakan bunyi sepatu Nafika yang bergerak turun dan pulang.

-dear nafika-

Hari berangkat Saga untuk mengikuti olimpiade Fisika tingkat nasional telah tiba. Para guru mengucapkan selamat jalan dan berjuang kepada dua perwakilan yang akan mereka kirim.

Banyak kata-kata kagum yang tersampaikan kepada Karin yang mengikuti olimpiade Fisika tingkat nasional bersama Saga. Meski murid baru, dia bersedia mengikuti olimpiade Fisika tingkat nasional untuk mengharumkan nama sekolah barunya. Dan para guru memberikan apresiasi yang besar kepada keduanya.

Di lain sisi Nafika menatap sayu Saga yang baru saja masuk mobil untuk pergi ke lokasi. Ada Anna di sebelahnya datang menemani.

"Ayo masuk kelas. Hari ini ada jam Pak Adi, nanti kita kena marah." Anna menarik lengan Nafika untuk kembali ke kelas. Dengan pasrah kaki Nafika berjalan mengikuti Anna.

Dear Nafika badbaby sist!Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt