SIDE STORY: THE TRUTH UNTOLD

2.4K 215 19
                                    

Setelah pengawal mengantar kepergian Marquess Matheo, aku menatap lurus pemberiannya di atas meja. Benda-benda itu sama sekali bukan pemberian yang pantas untuk disimpan maupun diberikan kepada anak itu. Lalu, sinar yang terpancar dari emerald terlihat tidak biasa walau masih samar-samar dan sangat tipis.

"Butler, singkirkan seluruh sampah ini kecuali cincin emerald."

Ketika hendak berbalik, aku kembali memandang pemberian Marquess Matheo yang masih tertata rapi di meja. Semuanya adalah makanan yang disukai anak-anak dan tentu saja Elora juga pasti menyukainya. Tetapi, aku tidak ingin dia memakan makanan sampah ini. Aneka makanan manis dan permen tidak baik bagi kesehatannya.

"Bawakan anak itu puding cokelat yang banyak." Akhinya aku memutuskan setelah lama menimbang. "Dia menyukai makanan lembek itu jadi buatkan yang banyak lalu antarkan ke kediaman Duke Astello."

"Baik, Yang Mulia."

[Chapter 8: The Death Penalty (After That Accident)]

***

Aku masih memandangnya; memperhatikan dia yang berada di ujung kematian sebelum beralih menatap Hamon yang saat ini terlihat sangat menyedihkan.

"Tadi kau kan menyelamatkan dia tanpa izin. Kenapa sekarang meminta izin?"

Kedua tangannya mengepal kuat di atas paha; memperlihatkan urat-urat yang mengeras. Pandangan yang semula menatapku kini melihat ke bawah. Dari posisinya yang berlutut seperti ini, Hamon pasti sudah mengerti bahwa dia telah melakukan sebuah kesalahan besar yang tidak bisa diampuni. Mengucap janji ala prajurit kepada Elora sama saja dengan menusuk Kaisar Adenium dari belakang. Yang mana, dia telah melakukan perlawanan terhadap Tuannya.

"Lalu, ...." Aku mengalihkan pandangan ke arah danau yang sudah tidak memperlihatkan keberadaan Elora. "Kau akan menerima hukumanmu setelah ini."

"... Baik, Yang Mulia."

Di tengah sakit kepala yang perlahan menyerang, aku lantas menggerakkan Oktapodi—gurita raksasa yang menjaga danau—untuk menyelamatkan Elora dengan mana yang tersisa. Sebagai akibat dari mengerahkan mana tersebut, aku merasakan sakit yang luar biasa.

"Tuan Putri!"

Teriakan Hamon kemudian mengalihkan rasa sakit yang menyerang kepala.

"Yang Mulia—"

"Bawa dia kembali. Hukumanmu akan dilaksanakan begitu dia siuman."

Ketika melihat Elora telah aman di dalam pelukan Hamon, aku yang sudah tidak dapat menahan rasa sakit sialan ini segera beranjak dari sana. Melangkah lebar-lebar; mempercepat langkah kaki menuju penjara bawah tanah yang letaknya lumayan jauh dari danau untuk memberi makan kegelapan.

[Chapter 16: Playing With Heart – Part 3]

***

COOKIE

"Papa sibuk?"

Suara pelan yang khas membuatku menghentikan kegiatan membaca. Aku menoleh dan mendapati pintu ruang kerja yang terbuka bersama dengan rambut kuning yang hanya terlihat bagian atasnya saja.

"Ada apa?" Aku melepas kacamata baca dan menyandarkan punggung di sandaran kursi sedangkan Elora berlari masuk setelah menutup pintu. Sertamerta menoleh kepadanya yang telah berdiri di depanku setelah berjalan mengelilingi meja kerja.

"El ingin kelinci."

"Katakan kepada Butler dan dia akan membawa kelincinya."

Dia memiringkan kepala, menatap cukup lama hingga membuatku bertanya-tanya apa yang makhluk mungil ini pikirkan. Jari telunjuk kecil itu kemudian menempel di dagu; memandangku serius dan bertanya,

"Butlel punya semuanya?"

Aku langsung mengiakan tanpa berpikir. "Katakan saja apa yang kau ingin dan butuhkan."

Mulut mungilnya membulat yang membuatku berpikir bahwa dia telah mengerti dan aku bisa melanjutkan pekerjaan yang tertunda. Tetapi, pertanyaan yang tanpa disangka-sangka itu lolos begitu saja.

"Papa tidak punya uang?"

"Ya."

Dia terkesiap; hanya beberapa detik saja lantas memandangku yakin dan berkata, "Kalau begitu tidak usah."

"Kenapa?"

"Kalena Papa tidak punya uang."

Sudut bibirku terasa gatal karena menahan diri untuk tidak tertawa; tetapi satu fakta yang tidak semua orang tahu bahwa aku suka mengerjainya dan membuat dia kecewa. Tentu saja ini bentuk pembalasan dendamku karena dia telah mengejek harga diri seorang Kaisar. Lantas dengan membusungkan dada dan berbangga diri, membalas,

"Aku memang tidak punya uang. Tetapi, Papamu ini punya banyak koin emas dan banyak aset."[]

Elora: My Little PrincessNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ