Chapter 9: Chrysanthemum: Flower of November

4.3K 457 2
                                    

SERAGAM musim gugur adalah pakaian yang agak tebal dan dipakai berlapis karena angin mulai sering bertiup. Meski matahari sudah berada di atas kepala; itu tetap tidak terasa hangat sebab ada banyak awan yang menutupi.

Mendung, sejuk namun terkadang dingin, serta matahari yang lambat menyapa adalah suasana yang tepat untuk berlama-lama di atas kasur bersama selimut tebal ditemani secangkir penuh minuman hangat; sekilas menggambarkan perasaan nyaman, hangat, dan relaks yang diinginkan semua manusia.

Dedaunan yang berasal dari pohon kastanye di beberapa titik istana perlahan mulai kecoklatan; pohon maple dan oak yang dapat dilihat dari ruang kerja kaisar juga menampilkan nuansa serupa. Gradasi cokelat, merah, dan kuning memberi warna baru dari warna hijau di musim panas.

Menurut penuturan Leocadio, bunga krisan yang menjadi penanda musim gugur telah mekar di sepanjang jalan ibukota dan taman istana. Selain itu aroma panggangan roti; kopi yang baru diseduh; serta orang-orang yang berjalan kaki memenuhi setiap sudut ibukota.

"Katanya, ini adalah waktu yang tepat untuk beristirahat dan bersantai. Yang Mulia juga harus menikmatinya."

Dua hal yang selalu sama dan tidak pernah berubah dari perkataan manusia bahwa musim panas dan musim gugur adalah waktu yang tepat untuk berjalan-jalan atau menghabiskan waktu bersama. Dia menyarankan agar aku juga menikmatinya.

Tetapi, duduk di depan meja kerja dengan tumpukan berkas adalah caraku untuk menikmati setiap musim yang berlalu. Lagipula, pergantian musim adalah hal yang berulang. Selama 820 tahun hidup; tidak ada yang berbeda dari hari ini maupun hari-hari di musim gugur ratusan tahun ke belakang.

"Kereta kuda telah siap, Yang Mulia."

Memakai seragam musim gugur berwarna putih dipadu ornament berwarna kuning keemasan; aku melangkah keluar istana kaisar menuju kereta kuda yang sudah terparkir di depan pintu masuk.

Kereta kuda berwarna putih dengan lambang Kekaisaran Adenium di sisi kiri dan kanan; ditarik oleh dua ekor kuda berwarna putih yang juga memakai lambang kerajaan. Entah itu musim apapun; pekerjaanku sejak dulu tidak pernah berkurang.

Setelah beberapa masalah yang menganggu sebelumnya, masalah baru kembali menyapa; ancaman krisis pangan Petunia. Perbaikan desa masih sementara berlangsung sedangkan musim dingin tidak lama lagi akan tiba. Ketersediaan pangan dan pendistribusiannya harus selesai secepat mungkin sebelum cuaca makin dingin.

Waktu itu ketika aku kembali dari medan perang; itu adalah akhir dari musim panas. Meski disebut musim panas; hujan terkadang turun. Lalu, di beberapa wilayah Adenium justru hujan terus-menerus akibat cuaca yang tidak menentu. Oleh sebab itu, masalah seperti ini pasti akan terjadi setelah gagal panen.

Sebab ketiga desa di perbatasan barat sudah pulih dan tidak mendapat banyak kerugian; sebagian hasil panen dapat didistribusikan ke Petunia. Dengan demikian, wilayah itu akan baik-baik saja selama musim gugur menuju musim dingin.

Petunia tidak akan kelaparan selama musim gugur dan mempunyai stok makanan yang cukup untuk musim dingin. Walau untuk sementara, kekaisaran tidak menerima hasil panen Desa Anemone, Desa Forsythia, dan Desa Burnet.

Meski di laporan tertulis semuanya berjalan lancar, aku tetap harus meninjau langsung-setidaknya sekali-proses pembangunan penampungan air bawah tanah Petunia sekaligus mengecek hasil panen ketiga desa yang ada di perbatasan barat.

Maka dari itu, pagi-pagi sekali aku sudah menaiki kereta kuda meninggalkan istana. Sebenarnya, menunggang kuda akan jauh lebih menghemat waktu dibanding naik kereta kuda, namun mempertimbangkan sesuatu; mau tidak mau aku harus mengalah karena dia bisa menjadi sangat merepotkan.

Elora: My Little PrincessWhere stories live. Discover now