Chapter 19: When Clues Slowly Appears - Part 2 (End)

2.4K 279 15
                                    

"BIASANYA, sebelum masuk ke dunia mimpi, Hamon membacakan buku celita atau mencelitakan sesuatu yang lucu sampai El tidul. Tapi, Hamon tidak ada, jadi El takut tidul sendilian." Dia menatap bacon yang ada di piring, menusuknya dengan garpu, kemudian mengeser-geser bacon tersebut dengan gerakan pelan, sebelum melanjutkan, "Kalena Hamon selalu menemani El, lasanya jadi sepi kalau tidak ada dia."

Aku hanya melirik sekilas.

"Makanya, El tidul di depan kamal Papa. El minta maaf."

Dia masih menundukkan pandangan seakan sedang menghindari tatapanku. Sementara itu, makanan di piring hanya berkurang sedikit padahal tadi perutnya berbunyi keras. Hanya dalam beberapa saat terjadi perubahan drastis yang tidak dapat kumengerti.

Serbet makan yang berada tidak jauh dari jangkauan kemudian kuraih; mengelap mulut lalu menatap Elora yang masih tidak melihatku bersamaan dengan mengembalikan serbet tersebut ke tempat semula.

"Kau tidak suka Ibu Asuhmu? Tetapi, katanya kau suka."

Dia mengangkat wajah dan menggeleng. Menatapku dengan netra hijau membulat, menjawab, "El sangat menyukai Penny, tetapi Hamon lebih seling belsama El sebelum Penny datang."

"Intinya kau lebih menyukai Hamon, begitu?" Dia mengangguk kemudian aku melanjutkan, "Lalu, kenapa kau tidur di depan kamarku? Harusnya, karena Hamon tidak ada dan kau takut tidur sendirian, ajaklah Penny. Kau kan juga menyukainya."

Mulutnya terbuka kemudian terkatup, terlihat ragu. Tetapi, aku tetap menunggu. Setelah semenit terdiam, dia akhirnya membuka suara meski dengan nada yang sangat pelan, nyaris berbisik,

"Kalena El melasa lebih aman kalau belada di sisi Hamon atau Papa."

Tubuhku selama beberapa detik menegang sebelum akhirnya tersadar dan memundurkan kursi ke belakang, berdiri, lalu segera beranjak dari sana. Tepat di depan pintu ruang makan aku menghentikan langkah. Ketika berbalik, dia yang juga sedang menatapku ikut tersentak. Selama beberapa detik kami saling memandang dengan pikiran masing-masing.

Sepanjang waktu itu, melalui pandangannya aku mengetahui bahwa dia sepertinya takut ketika aku tiba-tiba berdiri tadi. Akhirnya setelah menarik napas panjang, aku berkata dengan pelan meski nada suaraku tetap datar seperti biasa.

"Habiskan makananmu."

***

Ruang pendisiplinan terletak secara sembunyi di dalam gedung serbaguna yang dibangun mewah seperti bangunan lain. Meski tidak sebesar istana kecil atau paviliun, ballroom gedung serbaguna sangat cukup untuk mengadakan pesta yang tergolong mewah bagi bangsawan miskin. Jika menyusuri koridor lebih jauh lagi, di sana akan ditemui beberapa pintu yang menghubungkan rumah kaca, ruang istirahat, perpustakaan mini, dan ruang bersantai pada setiap pintu.

Kamuflase tersebut membuat lokasi ruang pendisiplinan menjadi sangat rahasia. Bahkan pelaku pelanggaran berat yang memasuki ruangan tersebut kedua matanya harus ditutup dengan kain hitam lalu membungkus kepalanya dengan kain serupa demi menjaga kerahasiaan. Namun, Elora entah bagaimana bisa mendatangi gedung itu bersama ibu asuh dan para dayang.

Mereka yang menemani pasti bertanya-tanya sebab yang dikenal oleh banyak orang bahwa gedung tersebut adalah gedung serbaguna biasa. Tetapi, aku keluar dengan kimono dan wajah yang terkena darah. Jelas ada pertanyaan yang hanya bisa ditanyakan di dalam hati. Maka dari itu, tanpa disadari oleh siapapun, aku menghapus ingatan mereka waktu itu. Kecuali, Elora sebab aku yakin dia tidak akan menyebarkan cerita.

Ksatria yang bertugas menjaga ruang pendisiplinan adalah ksatria khusus yang memiliki level kekuatan satu tingkat di bawah Hamon Quante dan Duke Astello. Mereka akan melakukan sumpah setia lalu di bagian belakang pundak mereka akan diberikan tato kutukan agar tidak keluar dari tempat ini dengan tujuan membahayakan keberadaan ruang pendisiplinan. Jika ingin keluar pun karena mendapat tugas, tato tersebut akan bekerja otomatis saat diaktifkan dan mereka akan tiba di titik yang telah dikoordinatkan. Tentu saja, jika tujuannya tidak melanggar.

Elora: My Little PrincessWhere stories live. Discover now