Chapter 6: Petunia: The Way to Not Lose Hope - Part 4 (End)

5.6K 470 1
                                    

LEOCADIO Xenos. Pria berperawakan tinggi yang selalu berpakaian rapi. Memiliki otak cerdas dan pemikiran cemerlang yang membantuku mengurus dokumen dan permasalahan negara. Dia adalah Perdana Menteri Adenium yang selalu menggantikanku di depan umum ketika sedang berada di situasi rumit.

Memiliki netra abu gelap dan surai abu muda yang panjangnya kurang lebih setinggi bahu jika diurai selalu diikat santai ke belakang. Wajah yang selalu ramah; bersikap hangat; serta bertutur kata sopan dan lembut di telinga ketika berada di depan banyak orang. Itulah pencitraan yang dia bangun.

Banyak orang memuji Leocadio sebagai penggambaran sosok bangsawan yang sempuna, namun sebenarnya dia adalah orang yang kurang ajar. Selalu bersikap seenaknya di depanku; menentang keputusanku dan menempatkan diri seakan-akan dia adalah seorang teman karena mengetahui bahwa aku tidak bisa sembarangan membunuh orang seperti dia yang pasti aku butuhkan dalam menjalankan pemerintahan. Dengan kata lain, dia memamerkan keahlian dan kecerdasannya sebagai tameng.

"Sepertinya, saya sedang jatuh cinta."

Beberapa hari lalu, itulah kalimat menjijikkan yang dia perdengarkan kepadaku ketika datang memberikan laporan. Meski sudah mengatakan bahwa aku tidak ingin mengetahuinya, pria kurang ajar itu tetap membuka mulut sambil memasang wajah seperti orang mabuk.

Perubahan drastis yang terjadi kepada Leocadio setelah bertemu anak itu beberapa kali membuatku kebingungan. Sejak memutuskan menyimpannya sementara di sisiku setelah berpikir sampai pagi, Leocadio adalah orang pertama yang mengetahui sekaligus menolak. Selama beberapa hari, dia sibuk memberikan alasan untuk tidak menerima keputusanku. Namun, setelah 2 pekan anak itu sering berkunjung ke istana dan beberapa kali tidak sengaja bertemu dengan Leocadio, pria kurang ajar itu tiba-tiba menjadi tertarik.

Dimulai dengan menanyakan nama—

"Yang Mulia, apa nama yang Anda berikan?"

"Elora Xanthippe de Adenium."

Dia mengangguk dan menatapku heran. "Anda memberikan nama tengah? Para bangsawan pasti menolaknya."

—hingga mengatakan omong kosong.

"Yang Mulia Putri memanggil saya dengan sebutan Sir Dio. Sejujurnya itu sangat menggemaskan. Memanggil saya dengan keimutan yang seperti itu membuat jantung saya berdetak tidak karuan. Apalagi dia memberikan nama panggilan khusus untuk saya seorang."

Alasan Leocadio tidak menerima keputusanku adalah karena dia tidak menyukai anak kecil. Berapapun usianya. Itu karena di mata pria itu, anak kecil adalah makhluk menyusahkan dan merepotkan. Aku pun setuju. Tetapi, semenjak dua orang itu bertemu dan berinteraksi, dia mendadak berubah pikiran. Aku tidak tahu apa yang sudah terjadi atau apa yang telah anak itu telah perbuat, tetapi mengubah Leocadio 180 derajat adalah pertanda bahwa aku tidak bisa sembarangan menilainya.

Hari ini pun dia bersemangat menawarkan orang-orang yang akan dipilih sebagai dayang pribadi dan pelayan Elora. Berkas yang berisi biodata wanita semenit lalu telah menumpuk di sudut meja. Sebab seluruh pelayan dan dayang adalah laki-laki, maka ini adalah pertama kali aku merekrut perempuan sebagai pekerja. Akibatnya, seluruh istana heboh dan para pekerja menjadi bersemangat ketika mengetahui angin segar berhembus di Adenium.

Sejujurnya aku tidak menaruh perhatian khusus kepada siapa dan dari keluarga mana orang yang akan menjadi dayang pribadi Elora. Namun, Leocadio selalu mendesakku untuk memilih; walau pada akhirnya urusan tersebut tetap dia yang mengerjakan. Berhubung di istana tidak ada yang bisa mengurus anak kecil, maka Elora dirawat di kediaman Duke Astello dan setiap hari Hamon akan membawanya ke istana untuk menyesuaikan diri.

Bersamaan dengan itu, aku membentuk tim pencari untuk menyelidiki informasi Elora. Dari mana dia berasal? Apa tujuannya? Bagaimana dia bisa muncul dan mendatangiku? Serta apakah dia mempelajari sihir atau semacamnya? Namun, hingga dua pekan pencarian, aku tetap tidak menemukan informasi yang berguna selain pertemuan pertama kami di hutan dan pengakuannya yang mengikutiku ke istana.

Elora: My Little PrincessWhere stories live. Discover now