ALVARO || 039

13K 852 16
                                    

"Rumah kita?" beo Beby heran.

"Iya, suka?" tanya Alvaro. Sedangkan Beby masih loading.

Gimana gimana? Rumah kita? Tapi bukannya--

"Rumah kita setelah nanti nikah, aku udah siapin suka nggak? Atau mau di tata ulang? Atau kurang besar?" sambung Alvaro membuat Beby akhirnya mengangguk paham.

"Suka sih cukup juga buat ditinggalin besar banget malah," tutur Beby dan dibalas senyuman manis oleh Alvaro.

"Oke yuk masuk," ajak Alvaro.

Beby berjalan mengikuti Alvaro belakang. Saat di sampai di ruang tamu, Beby cukup terpaku sangat besar dan mewah.

 Saat di sampai di ruang tamu, Beby cukup terpaku sangat besar dan mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Besar banget," ucap Beby kagum.

Alvaro hanya tersenyum tipis. "Iya sengaja buat anak anak kita nanti pasti lucu lari lari disini."

Beby sontak memukul lengan Alvaro. "Ngomongnya kejauhan,"

"Kan bener yang, nanti aku mau anak kita dua belas eh engga deh dua puluh aja juga gapapa." balas Alvaro enteng.

Beby membelalakkan matanya, apa katanya? 12? 20? Beby pusing sendiri jadinya.

"Kamu kira aku kucing bisa ngelahirin segitu banyak?" sewot Beby.

"Hahahaha enggak yang bercanda, tapi kalo baby nya nggak bercanda." cengir Alvaro.

Beby hanya memutar bola matanya malas. Kekasihnya ini seperti sudah yakin jika ia ini jodohnya.

"Varo," panggil Beby.

Alvaro menoleh, "Kenapa? Kamu mau ditambah lagi disini?" tebak Alvaro dibalas gelengan oleh Beby.

Kening Alvaro menyerit. "Terus?"

"Kalau seandainya kita nggak jodoh gimana?" tanya Beby menatap lekat manik mata Alvaro.

Alvaro mengenggam tangan Beby dan juga menatapnya lekat. "Kamu jodohku dan aku yakin itu." tekad Alvaro.

"Tapi kalau takdir berkata lain?"

"Aku akan mencari takdir itu sampai kita bersatu."

"Varo kamu--

"Shhtt... Diam ya, jangan bahas itu lagi." potong Alvaro dengan suara rendah.

Beby tau nada suara Alvaro seperti sedang menahan amarah dan ia menyesali telah bertanya itu. Tanpa babibu Beby langsung memeluk Alvaro erat.

"Maaf, aku janji nggak tanya gitu lagi." sesal Beby.

Alvaro mengurangi pelukannya dan membingkai wajah Beby. "Denger sayang, kamu itu ditakdirkan buat aku dan aku yakin itu, kita akan sama sama sampe kita nikah, kita punya baby kita tua nanti dan kita terus sama sama sampe kita jadi kakek nenek." ujar Alvaro lembut membuat Beby tak bisa berkata kata lagi.

"Aku minta maaf.." lirih Beby.

"No problem, denger kita nikah dua Minggu lagi." balas Alvaro enteng.

"Hah?"

- ALVARO -

Alvaro masuk ke dalam mansion bersama kedua orang tuanya. Tadi ia dan kedua orang tuanya pergi ke mansion Beby karena membahas lebih lanjut acara pernikahannya dengan Beby dan Alvaro ingin mempercepatnya.

2 Minggu lagi, acara pernikahan Bebyra Angelina Alexander dengan Alvaro Febryan Dirgantara akan dilaksanakan.

Orang tua Beby sempat kaget, tapi mereka yakin bahwa Alvaro adalah laki laki yang tepat untuk putri mereka. Terlihat jelas dari Beby yang tak pernah menangis sebab Alvaro. Alvaro selalu menjaga Beby membuatnya terasa aman dan nyaman.

"Bunda seneng banget deh akhirnya kamu mau nikah, bunda udah nggak sabar mau nimang cucu." bahagia Fiona sembari duduk di sofa.

"Iya akhirnya anak kita bakalan nikah sama orang yang tepat." sahut Arya, Alvaro tersenyum lebar kala kedua orang tuanya sangat mendukung hubungannya dengan Beby.

"What? Nikah?" Mereka menatap ke sumber suara. Ternyata Bella yang baru datang dari arah dapur dengan membawa segelas air putih.

"Iya sayang, Varo bakalan nikah sama Beby." balas Fiona.

Bella duduk di sebelah Fiona. "Kapan kok Bella nggak tau?" cemberut gadis itu.

"Ya kamu asik di kamar mulu, jadi nggak tau kan." sungut Alvaro yang tau kebiasaan adiknya ini. Bella lebih suka menghabiskan waktunya dengan rebahan di kasur entah bermain hp, menonton drakor, atau membaca novel.

Ckckck dasar kaum rebahan.

"Jangan salahin Bella, salahin kasurnya aja yang possessive sama Bella." ujar Bella membela dirinya.

"Wait wait jadi kak Beby bakalan jadi kakak ipar Bella?" sambungnya antusias.

"Iya Bella." gemas Alvaro.

"Yeyy kapan nikahnya?"

"Dua minggu lagi,"

"Cepet banget, nikah muda dong?"

"Iya, kenapa?"

Bella menggeleng. "Nggak papa sih bangus malahan nanti bisa buatin Bella debay debay unyu kaya Bella."

"Dihh." cibir Alvaro.


budayakan votmen.
Jateng, 8 Nov2k21

ALVARO | ATLANTA GENKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang