ALVARO || 020

18K 1.1K 19
                                    

PRANGG!!

Suara keras memekakkan telinga disertai dengan pecahan kaca yang berhamburan membuat mereka bertiga semakin ketakutan, mereka semua menangis dalam diam sambil memeluk tubuh mereka menggunakan tangan mereka yang terluka akibat pecahan kaca.

"WOY SIAPA LO?!" teriakan keras tersebut mampu membuat sang begal menatap ke arah suara.

"Heh bocah ngapain lo disini? Mau jadi pahlawan kesiangan?" tanyanya dengan nada mengejek.

"Pahlawan kesiangan? Buta lo? Udah sore kali." balas sang pria.

Beby seperti kenal suara itu, dengan keberanian ia sedikit mengintip dan ternyata itu adalah Farel.

Iya Farel.

Farel waketos narsis itu.

Dan sekarang ia disini? Mau nolong Beby?

"Bocah kemaren sore aja belagu lo!" sentak seseorang yang bersembunyi di balik pohon. Ternyata begal tersebut tak sendiri.

"Lah kalo gue bocah ngapa? Lebih malu lo lah udah tau lawan bocah kok main keroyokan?" balas Farel.

"Lo minta di hajar ya?!" geramnya.

Farel masih bersikap santai. "Ga deh, lo berdua lebih baik dihajar di kantor polisi."

"Maksud lo apa?!" tanyanya ngegas.

"Wohhh santai dong, lo aja bisa sama teman lo, masa gue sama polisi nggak bisa?" jawab Farel terkekeh pelan.

Si pria yang bersembunyi di balik pohon tadi terkekeh, mencoba tenang ia tau pasti Farel hanya menggertaknya. "Lo pikir gue percaya? Disini nggak bakalan ada orang lewat,"

"Oh ya, terus--

"Angkat tangan!" Seseorang polisi dengan pistolnya tiba tiba datang mengepung para begal.

Begal tersebut ingin lari, tapi sia sia tangan mereka sudah di borgol, maka mereka hanya bisa pasrah.

"Terima kasih atas bantuan adek, kami dapat menangkap begal yang selama ini kami cari karena sering meresahkan masyarakat." ucap salah satu polisi kepada Farel.

"Siap! Sama sama pak, sudah tugas saya juga." ucap Farel tegas.

"Dan untuk kalian para perempuan, lain kali hati hati." ucapnya lagi sambil menoleh ke arah jendela mobil yang sudah rusak.

"I-iya pak, terima kasih." jawab Alleta.

"Baik, kalo begitu saya pergi dulu." pamitnya.

Setelah polisi tersebut pergi, barulah Farel mendekat ke arah mobil.

"Lo bertiga nggak papa?" tanya Farel.

"Nggak papa, gue mau pulang." jawab Jesika dengan bergetar.

"Iya-iya sekarang lo bertiga gue anter pulang, ikut gue ke mobil sekarang." perintah Farel.

Beby dkk pun mengikuti Farel yang berjalan lebih dulu. Samar samar ia mendengar suara 'terima kasih' dari mulut Beby yang membuat Farel tersenyum kecil.

ALVARO | ATLANTA GENKKde žijí příběhy. Začni objevovat