"Tante aku boleh bantu bibi masak?" tanya Michell dan menghapus air matanya.

"Aduh jangan ya sayang" larang tante Claudia.

"Pliss tante" ujar Michell.

"Michell gak usah deh biar bibi aja lagi pula lo kan tamu, jadi tuan rumah yang harus melayani bukan tamu" ujar Gilang.

"Gapapa bang Gilang gue udah bisa kok kan semenjak ditinggal mama semua perkerjaan rumah gue yang ngelakuin" bantah Michell.

"Gapapa lah bagus-bagusin diri sendiri" batin Michell tersenyum jahat.

"Serius lo?? Bisa ngelakuin semuanya?" tanya Gilang.

"Iya dong anak perempuan kan harus serba bisa," jawab Michell dengan sombong dan melirik kearah Raisya yang sedang turun dari tangga.

"Iya bener kata kamu Michell tante setuju, perempuan harus bisa segalanya" tante Claudia setuju dengan kata Michell.

Raisya dan papanya menghampiri mereka semua.

"Mama sama papa laper gak? Kita makan sekarang yuk! Raisya udah laper banget nih hehe" ujar Raisya yang tiba-tiba nibrung.

"Heh de lo tuh ya kerjaannya makan terus." ujar Gilang.

"Ish biarin iri bilang bos wlee" Raisya menjulurkan lidahnya.

"Raisya contoh nih Michell dia bisa ngerjain semua perkerjaan rumah," ujar mama.

"Kenapa Raisya harus contoh Michell? Raisya punya prinsip tersendiri yang gak mau mencontoh orang lain, Raisya ya Raisya gak bisa di samain sama Michell" bantah Raisya dengan santai.

"Sayang mama hanya meminta kamu untuk jadi wanita yang bisa mengerjakan pekerjaan rumah" ujar mama.

"Raisya gak bisa ma!! Raisya cuma mau jadi pemain basket yang hebat, udahlah Raisya mau ke kamar aja Raisya cape setiap ada Michell Raisya selalu dibanding bandingin" bantah Raisya. Dan pergi ke kamarnya.

"Ma kamu gak bisa memakasakan Raisya untuk jadi seperti Michell Raisya punya prinsip nya sendiri" papa nya Raisya membela anak nya.

"Tante Raisya bener Michell gak bisa disamain kaya Raisya" ujar Michel pura-pura membela Raisya.

"Baru awal aja udah baper tu anak. Tujuan gue emang itu sya, menghancurkan keluarga ini. Kenapa? Karena gue gak suka liat lo bahagia!!" batin Michell.

"Iya tante salah udah bikin Raisya sedih, tante ke kamar Raisya dulu ya" ujar mamanya Raisya merasa bersalah.

"Iya tante" jawab Michell sok dramatis.

Readers bilek: idi si najis idi

☆☆☆

Raisya merenung di kamar dia sangat benci Michell, dia benci Michell ada di sini apalagi sekarang mereka satu atap, Raisya tau dari dulu Michell selalu ingin merebut apa yang Raisya punya. Sikap Michell sangat berbanding jauh dengan mama nya mungkin Michell seperti papa nya yang jahat.

"Mama kenapa si, Michell lagi Michell lagi lama-lama gue geprek tu anak. Numpang aja belagu" gerutu Raisya dan menonjok guling yang ada disamping nya.

"Idih apaan banget muak gue liat muka Michell dari dulu, caper banget najis" celetuk Raisya.

Tiba-tiba ada suara mama nya Raisya dari depan pintu membuat Raisya terkejut karena dari tadi Raisya sedang berbicara sendiri.

"Sayang, maafin mama ya, mama keterlaluan ya? Kita kan baru ketemu masa kamu ngambek sih sama mama" ujar mama.

"Raisya lagi mau sendiri mama pentingin aja Michell" kata Raisya.

"Kamu nangis ya?" tanya mama.

"Gak aku gak nangis," jawab Raisya.

"Dikira gue bocil, males aja badmood gue" gumam Raisya.

Mama Raisya menghela nafasnya kasar. Raisya sangat susah dibujuk kalo sudah begini, dia tau watak anaknya. Raisya paling keras kepala dikeluarga ini sedangkan Gilang dia sangat penurut. Mama Raisya pun turun ke ruang makan.

"Gimana ma Raisya mau maafin mama?" tanya Gilang.

"Hm, enggak sayang dia lagi mau sendiri" jawab mama.

"Kita makan aja yuk ma biarin Raisya dia emang butuh waktu sendiri" ajak Gilang.

Mereka pun makan dimeja makan tanpa Raisya. setelah selesai makan, Gilang membawa makanan ke kamar Raisya.

"Mama sama papa ke kamar duluan ya" ujar mama Raisya.

"Iya ma" jawab Gilang.

"Iya tante selamat istirahat" ujar Michell.

"Gue anterin makanan ini ke kamar Raisya dulu deh" Gilang menuju kamar Raisya.

Ternyata Michell mengikuti Gilang secara diam diam dia mengintip dari luar kamar Raisya. Dia dari tadi hanya memperhatikan interaksi dua orang yang ada dikamar itu, iri dia sangat iri. Dia pengen sekali punya abang yang perhatian seperti Gilang, tapi mana mungkin dia ini hanya anak tunggal.

"Dek gue masuk ya" ujar Gilang.

"Iya bang" jawab Raisya.

"Nih gue bawa ayam geprek kesukaan lo makan dulu nanti baru lanjut lagi marahnya" suruh Gilang.

"Suapin" kata Raisya dengan manja.

"Dasar manja ya lo" Gilang pun menyuapin Raisya.

"Bang mama kenapa sih dari dulu bandingin gue ama Michell mulu??" tanya Raisya.

"Namanya orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya" Gilang mencoba menenangkan Raisya dan mencium kening Raisya.

"Makasih ya bang, gue beruntung banget punya abang kaya lo ya walaupun suka rese" ujar Raisya tertawa.

"Lo muji apa gimana, udah ni abisin makannya gue masih ada skripsi," ujar Gilang dan pamit sebelum keluar dia mencium kening Raisya dulu Raisya saat ini hanya butuh perhatian dan Gilang mengerti perasaan adiknya itu.

Gilang pun keluar dari kamar Raisya dan menutup pintu kamar Raisya. Gilang merasa ada yang mengintipnya tapi setelah dicek ternyata tidak ada siapa-siapa. Gilang pun langsung melangkah ke kamarnya.


"Beruntung banget hidup Raisya gua iri banget" Michell sedih dan dia langsung ke kamarnya.

Janji gak iri?-author manis eaa

☆☆☆

Vote yang banyak jangan pelit kalo mau lanjut ke part selanjutnya thank you

Folow akun ig dibawah ini
@wp.capcin
@_viani.14

RAISYA BAD GIRL [Terbit]Where stories live. Discover now