57 - NICHOL (bye, Nichol)

399 99 20
                                    

Rev 28

98% alur di ubah

💐💐

Happy Reading


Sekarang jam menunjukkan pukul 10 malam. Dan Rain mendapatkan pesan dari Andra bahwa Nichol, Bernand, Aina dan dirinya sudah di bandara menunggu pesawat yang akan membawa mereka ke Kanada.

Sejak kepergiannya pukul 5 tadi sore, Rain tidak keluar-keluar dari dalam kamar. Posisinya masih sama, duduk di atas ranjang melihat ke jendela balkon yang tidak tertutup tirai.

Nichol sempat berpamitan padanya dan berkata "Gue harap lo ga tinggalin gue kayak apa yang lo bilang waktu itu. Gue minta maaf, tapi kalau misal lo berubah pikiran, gue terima."  Dan itu, terus menggema di kepalanya.

Rain sendiri tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang, Echa juga sempat meneleponnya mengatakan bahwa ia meminta maaf atas kesalahan besar yang Nichol perbuat.

Echa bilang ia pun tak tau bahwa anaknya bisa senekad ini, melakukan hal bodoh tak berperasaan layaknya iblis. Disana Rain tak banyak menjawab, ia hanya bilang bahwa ia kecewa dan tak percaya. Itu saja.

Rain dengan langkah lemas meraih koper miliknya yang berada di dalam lemari paling bawah. Ia mengambil sebagian bajunya dan memasukannya kesana. Tujuannya sekarang adalah pulang ke rumah Agra.

Disana pasti masih ada Eyang, karena Eyang bilang bahwa ia akan menginap bersama Mimi juga Mino.

Saat keluar dari dalam kamar, ia melihat handphone milik Nichol yang di tinggalkan di atas meja. Tangisannya pecah lagi disana, Rain juga sempat membuka handphone itu, melihat wallpaper lockscreen foto ketika mereka akan prewedding di pantai.

Ia mengambil handphone itu lalu memasukkan ke dalam tas nya, entah, apakah Nichol sengaja meninggalkan atau memang ketinggalan.

Dan tadi saat pergi, Nichol hanya membawa beberapa baju, itu pun tak menggunakan koper, hanya menggunakan tas gendong yang selalu ia pakai ke sekolah.

Rain menutup pintu apartemennya. Tak tau kapan ia akan kembali, namun sepanjang ia berjalan turun menuju ke halte, Rain terus berpikir keputusan seperti apa yang akan ia pilih.

Ia takut salah melangkah. Jika tidak di tinggalkan, ini terlalu sakit. Dan jika ia bertahan, apakah akan lebih baik?

Rain berdiam diri di halte, meskipun mustahil ada taksi yang lewat, ia tetap menunggu disana.

Mino sepertinya tau apa yang terjadi, karena sudah hampir 6 kali ia menelepon Rain juga mengirimnya pesan panjang. Rain tak mau membuka itu, apalagi disana juga terdapat pesan dari Andra, Stefy dan Rayn.

Setengah jam menunggu, akhirnya ada satu taksi yang lewat. Tanpa pikir panjang, Rain langsung naik dan menyuruh taksi itu mengantarkannya ke alamat yang ia berikan.

Tak butuh waktu lama, ia sampai. Supir taksi itu membantu Rain menurunkan koper miliknya. Ia berterimakasih lalu menyeret koper tersebut masuk ke halaman.

Di depan pintu, Rain sempat diam beberapa menit sebelum akhirnya ia mengetuk. Di sana, ada mobil milik Eyang dan Darrel yang terparkir, membuktikan bahwa mereka memang sedang menginap.

NICHOL [END]Where stories live. Discover now