8 - NICHOL

948 434 140
                                    

"Ini kita, bukan mereka."

-eRCaNSt

🦋 Revisi 5 DES 🦋

Happy Reading


Bel pulang sudah berbunyi, Patty yang mengajar di jam terakhir segera mengakhiri kegiatan belajar itu. Beberapa anak IPA 2 mulai memasukkan alat tulis nya ke dalam tas, tak terkecuali dengan 4 orang yang tadi bertengkar di kantin.

Rain mengintruksi teman-temannya untuk memberi salam pada Patty, tak lama setelah itu Patty keluar dengan membawa beberapa kertas di tangannya.

Dan Mino, sepupu Rain, ia yang lebih dulu keluar dari dalam kelas, entah ada urusan apa anak itu hingga berlari terbirit ke arah toilet.

"Kenapa tuh si Tenggo?"

"Sakit perut kayaknya dia."

Mino mempunyai julukan TenGGo oleh Cassie dan Stefy, artinya ganteng-ganteng bego. Entahlah, padahal di kelas Mino masuk 10 besar orang yang paling pintar. 

(TenGGo yaa bukan Tango hzhz)

"Ayo." Stefy berdiri menggendong tas nya dan bersiap untuk keluar kelas.

Langkah mereka terhenti ketika di ambang pintu ada si ketua osis yang tiba-tiba menghadang mereka. Efline, Rayn dan si anak baru tattoan itu buru-buru masuk ke kelas mendorong Daffa lalu menguncinya.

Efline bertugas sebagai penjaga pintu sedangkan Rayn dan si anak baru memilih duduk di atas meja, menyimak.

"Apa si! Gue mau pulang!" teriak Cassie yang masih sebal pada Daffa karena ulahnya di kantin tadi.

"Gue minta maaf. Lo jangan marah kayak gini dong, yang." lirih Daffa sambil menatap Cassie sok imut.

"Trus maksud lo tadi ngomong itu apa?!" tanya Cassie masih dengan nada bicara yang tinggi.

"Tadi itu gu-"

"Awas lo." perintah Rain pada Efline yang tengah menjaga pintu.

Rayn berdiri dari duduknya. Ia menghela nafas berat, jujur saja jika mereka sudah membuat kesalahan besar ataupun kecil pada gadis gadis ini mereka akan susah untuk mendapatkan kata maaf.

"Udah sih, maafin aja." sahut Rayn berniat membela.

Rain tampak terdiam menatap Rayn, setelah pandangan mereka bertemu barulah Rain tersadar. Ia menatap ke sembarang arah agar tatapan mereka bisa terhindar,

"Kita tad--"

"Sampe sigininya minta maaf? Lo nggak usah jatuhin harga diri lo sebagai cowok. Lo mohon-mohon supaya di maafin, lo nggak malu?" sarkas Rain membuat raut wajah Daffa berubah.

Cassie mungkin memang marah pada mereka. Tapi Rain tidak, ia hanya malas untuk berurusan dengan mereka apalagi dengan Rayn mantan pacarnya. Ia juga tidak ingin mereka memohon mohon untuk mendapatkan maaf darinya, dari dulu dia hanya marah tidak sampai sehari pun rasa marah pada orang itu akan hilang.

NICHOL [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat