17. Foto Keluarga

Start from the beginning
                                    

"Gala," sapa Eza-papa Riri.

Gala tersenyum ramah lalu mencium punggung tangan Eza dengan sopan. "Selamat pagi, Om."

"Pagi," balas Eza tersenyum. "Tumben sepagi ini. Biasanya Riri ngomel dulu karena kamu gak dateng-dateng," kekeh Eza keheranan.

Gala nyengir. "Iya Om, sekarang biar Riri gak ngomel lagi."

"Ya udah masuk aja. Om mau berangkat."

"Om juga tumben, berangkat ke kantor sepagi ini?"

Eza tertawa pelan. "Iya, soalnya Om mau ke luar kota. Tapi ke kantor dulu."

Gala mengangguk paham. "Hati-hati ya, Om. Semoga pekerjaan dan perjalanan Om lancar."

"Makasih ya calon mantu."

Gala hanya terkekeh mendengarnya. Ia dan Eza memang sudah cukup akrab. Meksipun mereka jarang mengobrol berdua secara intens karena Eza selalu sibuk bekerja, namun hal itu tak membuat Gala kehilangan cara untuk tetap mendapatkan hati dan restu Eza.

Setelah keberangkatan Eza, Gala lebih memilih duduk di kursi yang ada di teras rumah Riri. Bukannya apa, Gala hanya tidak mau masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan Dewa. Apalagi dengan kucing Dewa yang bernama Kolor Ijo itu. Karena hal tersebut hanya akan membuat mood Gala rusak di hari yang sepagi ini.

"Cil!" Panggil Gala saat Riri keluar dengan menenteng sepatu dan kaos kaki yang belom ia kenakan.

Riri menoleh terkejut. "Ih! Kok Gala di sini sih! Padahal Riri mau berangkat duluan sebelum Gala jemput!"

"Telat! Gue udah hafal sama kelakuan lo pas ngambek! Makanya gue udah di sini sepagi ini!"

Riri memasang wajah cemberut. Entah kenapa, mau semarah apapun ia dengan Gala, ujung-ujungnya Riri pasti akan luluh dan tidak tega mendiamkan Gala terlalu lama.

"Gala minggir deh! Riri mau duduk! Mau make sepatu!" Usir Riri.

Bukannya menuruti perintah dari Riri, Gala justru mengangkat satu kakinya lalu mengeluarkan ponsel dari saku celana abu-abunya.

"Gala ih!" Riri menghentakkan kakinya kesal.

"Ck! Itu kan masih ada kursi sebelah gue!"

"Kan Riri maunya di kursi ini! Bukan kursi itu!" Kekeuh Riri tak mau mengalah.

"Ribet amat!" Gala terpaksa berdiri lalu kembali mendudukkan dirinya di kursi lain.

Cowok itu tersenyum gemas saat melihat layar ponselnya yang berhasil merekam Riri saat sedang mengomeli dirinya barusan.

"Cu banget," ucapnya lirih. "Gemes banget gue! Hih!"

Menoleh ke samping, Gala berdecak saat melihat Riri tidak selesai-selesai melakukan kegiatannya. Padahal hanya memasang kaos kaki dan sepatu, tapi entah kenapa pergerakan gadis itu lemot sekali. Membuat Gala jadi gemas sendiri.

"Sini-sini! Dasar bocil make kaos kaki aja susah!" Toyor Gala lalu berjongkok di hadapan Riri.

Dengan telaten dan cekatan Gala memasangkan kaos kaki di kaki Riri. Sementara Riri, ia hanya diam. Gadis itu sudah terbiasa dengan hal ini. Gala memang sudah sangat sering membantunya memasang kaos kaki dan sepatu seperti sekarang.

"Kecil banget sih kaki lo!" Ucap Gala gemas. "Pengen gue makan! Rawrrrr!"

"Ih kaki Riri jangan digigit!" Panik Riri. Cowoknya ini memang terdeteksi menjadi kanibal karena sering menggigit-gigit anggota tubuh Riri. Mulai dari menggigit pipi, menggigit jari tangan dan sekarang menggigit kaki.

BUCINABLE [END]Where stories live. Discover now