Malam Berdarah

26 3 1
                                    

Happy Reading

“Chelsea!” kejut mereka berdua.

“Kamu ngapain di sini, sayang? Kamu di rumah aja,” ucap Bryan.

“Nggak mau! Kamu bohong! Katanya kamu ada urusan, ternyata kamu malah balapan di sini. Buat apa, ha? Buat apa?!” tanya Chelsea sedikit kecewa.

“Demi kamu.”

Dua kata yang sukses membuat Chelsea bingung.

“Maksudnya?”

“Galang nantang aku balapan, dan kamu taruhannya. Kalau misal aku nggak terima tantangan dia, itu sama aja aku ngelepasin kamu gitu aja ke tangan dia,” terang Bryan.

“Galang, maksud kamu apa?!” tanya Chelsea.

“Ini juga demi kamu, kok, supaya kita bisa kembali kayak dulu lagi,” ucap Galang enteng.

“Udah cukup! Gua gak mau kalian kenapa-napa!” teriak Chelsea.

Merasa Riska ada di sana, Bryan langsung memberi kode. Riska yang mengerti pun langsung menarik Chelsea.

Galang dan Bryan pun langsung melesat dari start.

Balapan terjadi dengan sangat sengit. Saat telah sampai di ujung timur, tiba-tiba ada sebuah truk dari arah utara dan berbelok ke barat. Dengan cepat Galang langsung menghabiskan jalan bermaksud agar Bryan terjatuh.

Karena terkejut, Bryan langsung mengerem dan mengambil jalan lain. Ia keluar dari jalan, kemudian langsung menancapkan gas dan langsung mengejar ketertinggalan karena Galang sudah jauh di depan.

Bryan langsung melesat menuju barat.

“Kurang ajar! Tu bocah mainnya nakal banget! Awas aja lu! Gua hampir mati gara-gara lu, bocah! Bener-bener pembunuh!”

Bryan sangat emosi dan langsung berkendara dengan kecepatan tinggi—seakan seperti sudah tak punya pikiran apa-apa. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana caranya bisa memenangkan balapan itu.

Tiba-tiba Bryan seakan seperti orang kesetanan. Ia langsung melesat begitu saja meninggalkan Galang tertinggal jauh. Garis finish tinggal beberapa puluh meter lagi. Galang juga mengejar Bryan dengan cepat.

Saat mendekati garis finish, mereka berdua menjadi saling berdampingan. Bryan langsung langsung menancapkan gas. Alhasil, Bryanlah yang menang. Ia merasa sangat puas karena bisa mendapatkan Chelsea dan Chelsea menjadi miliknya lagi.

Sesampainya di garis finish, mereka berdua turun dari motor dan langsung berdiri berhadapan di tengah jalan.

“Oke, tantangan lu udah gua laksanain. Dan lu tahu sendiri hasilnya gimana. Gua yang menang. So, sesuai perjanjian, gua yang milikin Chelsea, dan lu harus ninggalin Chelsea!” ucap Bryan dengan senyum bahagia.

“Gak bisa semudah itu!” Galang mendorong tubuh Bryan.

“Woi! Santai aja, dong! Gua ngomong baik-baik, nih! Mau lu apa? Lu gak terima gua menang?” Bryan mendadak emosi.

“Ya! Gua gak terima lu menang. Mau gua, kita duel habis-habisan malam ini, sampai titik darah penghabisan demi Chelsea!” tantang Galang.

“Hah! Titik darah penghabisan?!” teriak Chelsea dan Riska bersamaan. Mereka melihat Galang dan Bryan dari jauh.

“Oke, siapa takut! Sorry, gua bukan pengecut. Dan karena gua gak mau disebut pembunuh juga, gua gak akan habisin lu sampai lu mati. Gua cuma mau bersenang-senang aja sama lu, sampai lu nyerah dengan sendirinya,” ledek Bryan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Telah PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang