Ada Apa Dengan Galang?

84 8 4
                                    

Jam berapa kamu baca ini??

Absen dulu yukk kamu dari kota mana aja?

Happy reading!



**




Sesampainya di sana, mereka turun dari motor. Chelsea membeli makanan cilok dan juga pop ice, sementara Galang memfoto beberapa objek yang menurutnya bagus.

Setelah selesai membeli, Chelsea menunggu Galang tribune paling bawah ia duduk sambil menikmati makanannya.
Tiba-tiba, datang seorang lelaki yang asing baginya.

“Eh, ada Mbak-Mbak cantik. Mbaknya lagi sendirian, ya?” goda lelaki tersebut.

Chelsea terkejut dan langsung memerhatikan wajah lelaki tersebut.

“Siapa nih cowok? Kenal aja enggak,” batinnya. Ia hanya diam dan tak menjawab.

“Eh, sok cuek malahan. Ayo, ikut aku,” ajak lelaki tersebut.

Chelsea hanya menggelengkan kepala.

“Udahlah, lu kelamaan. Langsung aja tarik,” usul teman lelaki tersebut.

Tanpa menunggu, lelaki tersebut langsung menarik tangan Chelsea dengan paksa.

“Eh, apa-apaan ini?” Chelsea meletakkan makanannya di sampingnya, kemudian berdiri dan berusaha melepaskan tangannya yang dipegang lelaki tersebut.

“Ikut gua!” paksa lelaki tersebut.

“Nggak! Gua gak mau. Tolong! Lepasin!” Chelsea berusaha memberontak.

“Gak! Gua gak mau lepasin!” tolak lelaki tersebut dengan kasar.

Chelsea tetap memberontak. Namun, tenaganya tetap saja kalah. Tiba-tiba lelaki tersebut ditarik bajunya ke belakang oleh seseorang yang ternyata adalah Galang.

“Hah, Galang!” Chelsea seketika terkejut.

Galang langsung menarik baju lelaki tersebut dari belakang ke depan tribun dan menarik kerahnya.

“Lu gak usah gangguin cewek!” Tiba-tiba Galang langsung meninggikan nada bicaranya.

“Woi, santai aja dong, Bro!” sahut lelaki tersebut.

“Kenapa lu gangguin cewek, ha?!” tanya Galang terlihat marah.

“Terserah gualah, suka-suka gua. Emang lu siapa dia, sampai ikut campur urusan dia?” tanya lelaki tersebut.

“Lu gak perlu tahu gua siapa dia!” sarkas Galang yang emosinya mulai meluap-luap.

“Udahlah, mending lu balik sono. Lu dicariin mak lu,” ejek lelaki tersebut sambil tersenyum mengejek.

Karena sudah tak tahan menahan emosinya, tanpa menunggu, Galang langsung melepaskan kerah lelaki tersebut dan langsung memukul perutnya.

“Akhhh!” teriak lelaki tersebut kesakitan.

“Galang!” teriak Chelsea. Ia panik karena Galang terlihat sangat marah dan penuh emosi.

“Kurang ajar, lu! Mau main kekerasan, ya? Oke, siapa takut! Sini lu, kalau berani!” tantang lelaki tersebut.

Lelaki tersebut langsung maju guna memukul galang. Namun, terlambat. Galang jauh lebih cepat dan juga lincah dari lelaki tersebut dan langsung memukul tangan dan kaki lelaki tersebut hingga kesakitan.

Saat lelaki tersebut lengah, Galang langsung memukul punggung lelaki tersebut hingga dia terjatuh ke aspal.

Galang langsung menginjak punggung lelaki tersebut.

“Akhhh! U-udah! Stop, u-udah!” pinta lelaki tersebut dengan nada sedikit lemah dan terbata-bata karena tubuhnya sudah lemas.

Teman lelaki tersebut pun tak berani mendekat untuk menolong. Ia takut jika Galang juga akan memukulinya. Ia hanya diam di tempat melihat temannya yang dipukuli oleh Galang hingga habis-habisan.

“Sampai gua lihat lagi lu berani gangguin dia, gua gak akan segan-segan ngebunuh lu. Camkan itu, berengsek!” ancam Galang yang masih terlihat marah.

Lelaki tersebut sudah tak mampu lagi untuk menjawab. Ia hanya diam.

Dengan cepat, Chelsea menghampiri Galang dan menariknya.

“Galang! Udah-udah. Aku nggak diapa-apain kok, sama dia,” ucap Chelsea tiba-tiba.

“Tetap aja dia udah berani nyentuh kamu. Kalau sampai tadi aku nggak narik dia, mungkin kamu udah diapa-apain sama dia. Emang kamu mau?!” Galang langsung meninggikan nadanya.

Galang melirik Chelsea.

“Chelsea, maaf. Aku nggak bermaksud membentak kamu. Maaf, ya,” pinta Galang terlihat menyesal.

Chelsea hanya diam.

“Sudah, ayo kita ke tribune lagi,” ucap Galang dengan lembut.

“Maaf kalau tiba-tiba tadi aku bentak kamu, soalnya aku punya masalah sama emosi. Aku punya gangguan mental, jadi, kadang aku tuh gak sengaja tiba-tiba meninggikan nada bicara kalau lagi kesel sama seseorang,” jelas Galang saat sudah duduk. Ia terlihat sangat merasa bersalah karena telah membentak Chelsea.

“Ohh gitu, ya. Ya udah, nggak papa, kok. Ini, kamu minum dulu. Makasih, ya, tadi kamu udah nolongin aku,” ucap Chelsea kembali tersenyum sambil menyodorkan pop ice pada Galang.

“Iya, sama-sama. Kan udah jadi kewajiban sesama teman untuk saling menolong,” ucap Galang sambil tersenyum.

Chelsea tersenyum. “Oh ya, tadi aku juga beli cilok. Aku suapin kamu, ya. Aku yakin kamu pasti belum makan,” ucap Chelsea seraya mengambil ciloknya.

“Iya, aku emang belum makan,” ucap Galang sambil tersenyum.

“Kenapa nggak makan?” tanya Chelsea heran.

“'Kan, aku di rumah sendirian, dan nggak ada yang masak,” jawab Galang sedikit sedih.

“Ohh gitu. Ya udah, ini, aku suapin, ya,” pinta Chelsea dengan tersenyum.

Galang tak menolaknya sedikit pun

Mereka berdua makan bersama, saling menyuapi dan tertawa riang.

Tak terasa waktu telah siang. Mereka berdua berencana meninggalkan tempat tersebut

“Eh, di sini makin lama makin panas. Ayo, kita pergi dari sini,” ajak Galang.

“Loh, emangnya mau ke mana?” tanya Chelsea.

“Ke taman Puspa aja, yuk. Di sana 'kan, adem,” usul Galang.

“Emm boleh. Tapi, kamu nggak keberatan emangnya?” tanya Chelsea lagi sedikit ragu.

“Nggak kok. Udah, ayo cepat,” ajak Galang sambil menuju ke motornya.

Chelsea hanya mengangguk. Setelah itu, mereka segera bergegas menuju taman Puspa yang terletak di pinggir jalan Jalibar.

Telah PergiWhere stories live. Discover now