50. She's my best friend

8K 559 29
                                    

“Dok, bukannya waktu itu dokter bilang kalo mata saya gak bisa di donorin?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Dok, bukannya waktu itu dokter bilang kalo mata saya gak bisa di donorin?”

Allerick merasa heran sebab tempo lalu dokter berkata padanya jika korneanya tidak bisa didonorkan karena riwayat penyakitnya. Iya, awalnya Allerick berniat memberikan penglihatannya pada Astrella, tapi karena kanker yang dideritanya membuatnya tidak bisa melakukan hal itu.

“Ada pendonor lain yang sudah diverifikasi, jadi bukan kamu.”

“Siapa, Dok?”

Dokter itu menggeleng. “Pendonor tidak mengungkap indentitasnya, saya tidak bisa memberitahu.”

“Ah, Baik.” Allerick mengangguk pelan, “kapan operasinya dimulai?”

“Setengah jam lagi.”

“Kalau begitu saya permisi. Tolong lakukan yang terbaik, Dok!”

“Itu prioritas kami.”

Allerick tersenyum tipis. “Terima kasih.”

***

Keringat dingin mengucur membasahi pelipis Astrella, tangannya gemetaran dengan perasaan gelisah campur gugup. Waktu terus berjalan dan semakin dekat dengan yang ditunggu-tunggunya, beberapa menit lagi operasinya akan dimulai.

Seseorang tiba-tiba memeluknya. “Don’t be worry. Semua bakalan baik-baik aja.”

Astrella membalas pelukan Allerick, merasa sedikit tenang walau gugup masih mendominasi dirinya.

“Gak usah takut, ya.” Allerick menenangkan dengan mengelus punggung gadisnya itu.

Secara tiba-tiba pelukan Allerick terlepas begitu saja, Deangelo yang melakukannya. Dia tidak suka melihat Allerick begitu lengket dengan adiknya, di matanya Allerick sangat memiliki banyak kekurangan. Tidak pantas bersanding dengan Astrella, bahkan siapapun juga. Termasuk Clara.

“Jangan asal meluk Astrella, urusan lo sama gue belum selesai.” Deangelo menatap sinis Allerick.

Allerick mengangguk saja, tapi tidak memperdulikan.

Masuk seorang dokter dan dua perawat ke dalam ruangan, seketika jantung Astrella menjadi berdegup lebih kencang mendengar suara brankar didorong.

“Silahkan pasien berbaring di sini, kita akan segera ke ruang operasi.”

“Gak pa pa. Rileks, ok.”

***

Setelah tiba di ruangan operasi, Astrella sungguh tidak bisa menetralkan detak jantungnya.

Rileks saja, ya.  Kami akan berusaha melakukan yang terbaik.”

Astrella mengangguk merespon ucapan dokter. Ia mendengar jika pendonornya bukan orang yang sudah meninggal, itu artinya orang yang mendonor berada di ruangan yang sama dengannya.

SAYONËËTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang