26. Kiss on the Ferris wheel

6.9K 548 9
                                    

"Jadi diam-diam lo sering gibahin gue sama mama lo?"

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

"Jadi diam-diam lo sering gibahin gue sama mama lo?"

"Siapa bilang, mama cuma ngomong asal tadi."

"Yakin?"

"Iya, Ale!"

"Masa? Gak percaya gue."

"Udah, ah! Heran, jail banget jadi orang."

Allerick tersenyum simpul melihat Astrella memalingkan wajah, entah kenapa akhir-akhir ini perasaannya terus berkecamuk tatkala gadis itu memperlihatkan ekspresi bete. Perasaan aneh yang ia rasakan baru-baru ini, tapi Allerick terlalu buta untuk mengartikan perasaan asing itu.

"Ikut gue!"

"Ke mana?"

"Banyak tanya, ya! Gue cium beneran ya, lo!"

"Ngomong doang, tapi gak berani, kan?"

"Nantangin?"

"Gak!" tukas Astrella kemudian melangkah mendahului Allerick padahal tongkatnya sedang tidak bersamanya, ia percaya pria itu tidak akan membiarkannya terjatuh.

Malam ini Allerick mengajak Astrella menuju pameran di pusat kota, ia ingin gadis itu menemaninya walau tidak sampai separuh malam.

"Mau naik bianglala?"

"Gak mau, mau pulang aja."

"Gak pernah naik bianglala, kan? Kapan lagi bisa naik bareng gue."

Dengan segala bujuk rayu Allerick, akhirnya Astrella mengiyakan. Mereka berdua naik bianglala yang berputar di tengah-tengah pengunjung pameran.

"Ale, mau turun ..." lirih Astrella begitu bianglala berputar dan bergoyang.

"Takut?"

Gadis itu mengangguk mengiyakan, ia sampai mengepalkan tangannya.

"Ya udah jangan gerak kalo gitu, gue gak bisa nolong kalo lo jatuh."

Astrella benar-benar menuruti perkataan Allerick, ia terdiam bak manekin tak melakukan pergerakan sedikit pun. Walaupun tak pernah melihat apa itu ketinggian, tapi Astrella bisa merasakan ketakutan itu.

Sekali lagi, Allerick tersenyum karena gadis itu. "Ella, lo pernah ada keinginan bisa melihat?"

"Setiap waktu, aku punya keinginan itu setiap waktu." Astrella memalingkan wajah setelah mengatakan hal itu.

Allerick terdiam kemudian meraih tangan gadis itu. "Gue yakin suatu saat mata lo normal, percaya sama gue."

Gadis bermata abu-abu buram itu tersenyum tipis dan mengangguk. "Kalo nanti mata aku bisa melihat, kamu orang pertama yang pengen aku liat pertama kali."

"Oh, ya?"

"Nggak lah, bercanda aja. Mama, papa sama kakak yang mau aku liat pertama kali, Ale jadi yang terakhir aja."

SAYONËËNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ