32. Hantu perpustakaan

5K 445 15
                                    

Allerick memasuki rumah yang terlihat sangat petang,  lampu ruang tengah sudah dimatikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Allerick memasuki rumah yang terlihat sangat petang,  lampu ruang tengah sudah dimatikan. Ia tidak tahu orang rumah sedang keluar atau tidur lebih cepat malam ini, ia tidak peduli sama sekali. Dilangkahkan kakinya menuju tangga, namun belum sempat berpijak di tangga Allerick melihat bayangan seseorang di sofa.

Ditanamkan lagi penglihatannya, Allerick menyipitkan mata untuk melihat jelas siapa yang tengah berbaring di sana. Setelah tahu siapa orang itu, ia berdecak pelan lalu pergi menuju kamarnya. Rupanya saudara tiri yang tidak pernah sudi ia anggap.

Untuk malam ini Allerick tidak pergi menjenguk bundanya, ia butuh istirahat sekarang. Sesampainya pria itu di kamar dan menutup pintu, pria maj itu terbangun dari tidur pura-puranya. Mario menatap pintu kamar Allerick tanpa ekspresi.

Mario lantas bangkit dari sofa dan berjalan keluar dari rumah, entah ke mana ia akan pergi malam-malam begini.

***

Mata Allerick terpaksa harus terbuka saat matahari pagi mulai menembus celah jendela, hari ini aktifitasnya sebagai pelajar kembali terulang lagi. Allerick menoleh ke samping melihat jam, baru jam enam lebih sedikit. Masih banyak waktu sebelum sekolah menyalakan loncengnya.

Ia lantas meraih ponselnya dan menghubungi gadis yang mungkin saja sudah bangun sejak tadi, Allerick menelepon Astrella.

Bunyi deringan ke tiga gadis itu baru mengangkatnya.

“Jangan berangkat dulu, gue jemput.”

“Kenapa lagi?” Allerick terlihat kesal.

“Lha, pagi banget sampek sekolahnya.” Allerick kembali melihat jam takut salah kaprah, “masih jam enam padahal.”

“Ya udah, deh. Rajin bener jadi murid.”

“Oke. See you, sayang!”

Allerick menaruh kembali ponselnya dan segera bangkit, rasanya malas sekali pergi ke sekolah tapi ia harus berangkat. Ia merasa tubuh dan lehernya terasa nyeri.

“Ini kenapa belum sembuh, sih!” gumam Allerick meraba lehernya yang terdapat memar di sana.

***

“Ale di kelas suka tidur, ya?” tebak Astrella.

Sedang Allerick menaikkan sebelah alisnya menatap gadis itu. “Dikasih tau siapa? Jangan dipercaya, deh!”

“Bu Mia yang bilang, katanya Ale kalo gak tidur ya kabur pas pelajaran. Emang bener?”

Allerick menggeleng tak ingin mengaku. “Nggak juga.”

Dua sejoli itu sedang berada di perpustakaan, Allerick terasa seperti sudah menyatu dengan ruangan yang padahal sangat bertolak belakang dengan dirinya itu. Sebelum mengenal Astrella, perpustakaan seperti tempat horor yang tidak pernah ia datangi.

SAYONËËWhere stories live. Discover now