✔Tsalaatsatun wa 'iysruuna

55 19 61
                                    

Pagi ini Zahra berjalan menelusuri koridor kampus dengan perasaan yang bahagia.
Lebih tepatnya bahagia atas kebahagiaan kakaknya. Akhirnya sebentar lagi kakaknya itu pasti akan menikah, memangnya siapa yang bisa menolak lamaran dari seorang perempuan yang terlihat begitu sempurna, baik rupa maupun sifatnya?

Sejak kedatangannya di kampus, Zahra sedikit risih dengan orang-orang yang tengah bergosip ria. Tapi dirinya tak mau ambil pusing, itu semua hanya gosip yang akan menambah dosa saja. Apalagi gosip/gibah itu perbuatan tercela dan tidak disukai oleh Allah SWT.

Huh Apa mereka tidak merasa jijik memakan daging saudaranya sendiri? Padahal hal tersebut sudah dijelaskan dalam QS. Al-Hujurat ayat 12 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

Dari kejauhan Zahra dapat melihat Mirza berjalan bersama ketiga temannya sembari bercanda gurau. Dirinya pun melangkahkan kaki ... mendekat ke arah Mirza dengan senyum yang mengembang.

"Assalamualaikum Kak," ucap Zahra sopan.

"Waalaikumsalam," jawab mereka bertiga kompak.

"Aku tinggal dulu ya, tiba-tiba saja perut aku mules nih," ujar Vino yang tentunya hanya sebuah alasan.

"Yuk lah Ren, temenin aku ke toilet," sambungnya sembari menarik pergelangan tangan Narendra.

"Kayak cewek aja ngajak temenin." Selepas kepergian Vino dan Narendra, Mirza kembali menatap ke arah Zahra.

"Ada apa?"

"Em ... Zahra nanti bakal daftar qiroatil Qur'an buat hari kamis besok," ujar Zahra.

"Bagus, udah itu aja kan? Aku mau nyusul temen-temenku dulu. Assalamuallaikum," pamitnya dan segera berlalu meninggalkan Zahra yang termenung. Kenapa Prince Sky tiba-tiba saja berubah? Mendadak lebih cuek dan berusaha menjauhi dirinya. Apa ia melakukan sebuah kesalahan? Kenapa tiba-tiba saja ada perasaan sesak yang hadir dalam hatinya. Kenapa air matanya tiba-tiba saja ikut menetes tanpa sebab?

"Waalaikumsalam." jawabnya pelan, namun tersirat sebuah kesedihan saat mengucapkannya.

Kenapa Prince Sky tiba-tiba menjauh? Apa aku melakukan kesalahan? Atau memang Prince Sky sudah sadar bahwa aku tidak pantas berada di dekat Prince Sky, monolognya.

Zahra termenung sedari tadi, membuat Yola dan El bingung akan sikapnya yang sedari tadi diam. Tiap ditanya, dirinya hanya mengangguk dan menggelengkan kepala tanpa ada niat sedikit pun untuk membuka suaranya.

"Ra kamu kenapa sih?" tanya El sedari tadi yang dijawab Zahra dengan gelengan kepala serta senyum simpul.

"Tau nih anak dari tadi diem mulu," timpal Yola.

"Aku gapapa, kalian tenang aja, aku cuma gak mood aja hari ini. Aku mau balik duluan aja ya ... Assalamuallaikum," ucap Zahra yang kemudian berlalu meninggalkan El dan Yola.

Sebenarnya ... Zahra tidak langsung pulang, dirinya terlebih dahulu pergi ke taman belakang kampus. Duduk di bawah pepohonan yang rindang sembari menatap langit.

"Kamu memang langit yang sampai kapan pun tak akan pernah bisa aku gapai. Kamu terlalu tinggi untuk diriku yang rendah ini." Tanpa sadar air mata Zahra menetes, namun dirinya tetap berusaha agar tersenyum.

"Kenapa? Lagi berantem sama pacar lo?" ucap seseorang membuat Zahra berjengkit kaget.

"Kenapa setiap lo ngelihat gue, pasti raut wajah lo seakan bertemu sama setan?" tanyanya sembari terkekeh.

ISLAM IS PERFECT, I'M NOT (Complited)Where stories live. Discover now